Lika-Liku Ilustrator Musik Independen Lokal

Sep 6, 2018

Butut[1],” kata itu terlontar dari mulut ilustrator/perupa-cum-musisi Indra Wirawan a.k.a. Morrg  ketika saya tanya tentang apresiasi publik terhadap karya-karya perupa musik. Hal senada hampir sama diutarakan oleh perupa musik Riandy Karuniawan. Sambil manut-manut saja mereka. Persoalannya hampir sama; belum adanya standardisasi fee, pembajakan karya, eksploitasi pekerjaan, hingga belum terbangunnya pasar yang edukatif. Sekelumit kisah pilu itu diceritakan para perupa musik pada sesi “artist talk” pameran “Visual Strikes” di IFI Bandung beberapa waktu lalu.

Sore itu, saya didapuk oleh kawan lama saya Herry Sutresna a.k.a. Ucok Homicide yang memiliki daulat penuh sebagai “kurator” (meski dia menolak dengan sebutan ini ketika diskusi) untuk menggawangi sesi artist talk dalam sebuah pameran ilustrasi delapan perupa musik yaitu  Morrg, Ken Terror, Dani Tremor, Rivaldy Edywar, Enrico Harinatta, Luke Heartwork, Senartogok, dan Riandy Karuniawan bertajuk “Visual Strikes” di IFI Bandung, 10-12 Agustus 2018. Semua perupa merupakan nama-nama yang tak asing lagi menghiasi poster gigs, cover album, hingga kaus band independen. Pameran ini ingin menunjukkan apresiasi rupa musik kepada masyarakat lebih luas. Bahwa musik tak hanya dipertunjukkan, tapi juga digambarkan. Ada sejumlah perupa dibalik kaus dan album band idola mereka.

Ilustrasi musik (rupa musik atau visual musik) tentu menjadi hal penting dan juga salah satu ekosistem yang memiliki nilai guna bagi karya musik itu sendiri. Kehadiran suatu karya rupa musik tentu menambah unsur estetika dari suatu album. Rupa musik itu memiliki fungsi dalam membangun identitas dan komunikasi dari suatu band. Tak hanya menyoal keren dan tidak keren atau bagus dan jelek. Tapi juga menciptakan persepsi dan impresi sebagai inti dari komunikasi. Yang paling sukses dan dikenal sepanjang masa, tentu kita mengenal gambar pisang karya Andy Warhol dalam album legendaris Velvet Underground dan ikon lidah yang diambil dari bibir dower Mick Jagger pada setiap karya visual The Rolling Stones.

Foto: Ache Sulaeman

1
2
3
4
Penulis
Idhar Resmadi
Nama Idhar Resmadi sudah dikenal di kalangan jurnalis musik tanah air. Music Records Indie Label (2008), Kumpulan Tulisan Pilihan Jakartabeat.net 2009-2010 (2011), dan Based on A True Story Pure Saturday (2013) adalah karya yang sudah ia rilis. Selain itu, ia juga merupakan peneliti lepas, pembicara, moderator, atau pemateri untuk bahasan musik dan budaya.

Eksplor konten lain Pophariini

5 Lagu Indonesia Pilihan The Cottons

Meski tidak seheboh musisi lainnya, namun tahun ini bisa dibilang juga merupakan tahunnya The Cottons. Bukan sekadar omong kosong, namun jika menengok kembali penampilan mereka di festival atau berbagai acara lain, sudah pasti panggung …

ghxzy Melangkah Lebih Jauh dengan Album Mini Terbaru

Penyanyi rap dan produser asal Jakarta Selatan, ghxzy (Baca: Ghazy) resmi merilis album mini berjudul BIAR PELURU MENEMBUS KULITKU (14/10).     Musisi yang mulai menapaki karier musiknya pada 2018 ini membagikan kisah awal …