Lirik Gala Bunga Matahari Sal Priadi untuk Mengenang yang Telah Tiada

Jun 30, 2024

Setelah rutin mendengarkan lagu “Dari planet lain” milik Sal Priadi setiap kali membuka laman media sosial, kini lagu sang solois dari album MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS lainnya berjudul “Gala bunga matahari” berkesempatan untuk ikut eksis di jagad dunia maya.

 

Seperti yang pernah disampaikan Sal dalam artikel wawancara bersama Pophariini sebelum sang album rilis, lagu “Gala bunga matahari” tentang perasaan ditinggal sama seseorang yang sudah tiada dan melibatkan Gala Yudhatama (Hursa) dalam penggarapan.

Aransemen lagu sebenarnya sudah jadi sebelum Sal menemui Gala. Tapi ia mereasa masih ditambah bunyi-bunyian yang lain. Akhirnya, Rifan Kalbuadi selaku produser utama didampingi Gala sebagai co-producer lagu.

“Gue merasa pengalaman yang Gala punya dan tentu saja persoalan teknis (musik) yang dia kuasai kayaknya bisa ngasih aksen yang menarik di lagu ini. Gue ajakin dia di tengah-tengah proses,” kata Sal.

Kami sempat menghubungi Gala untuk menanyakan perihal lagu yang memakai namanya sebagai judul ini. Ia membenarkan bahwa “Gala bunga matahari” memang menceritakan orang yang sedang mengalami kehilangan.

“Tahun lalu Ibuku meninggal 100 hari setelah Bapakku. Sedih tapi tetap kudu ‘kartun’. Makanya lagunya juga ta bikin riang-menyedihkan begitu suasananya,” jelas Gala soal aransemen lagu.

Istilah ‘kartun’ yang dimaksud Gala maupun Sal, ketika menghadapi kesedihan harus merasa bisa tetap menemukan kebahagiaan. Buat yang sedang merasa kehilangan, mari dengarkan lagu “Gala bunga matahari” sambil menyimak lirik di bawah ini.

 

Mungkinkah

Mungkinkah

Mungkinkah

Kau mampir hari ini

Bila tidak mirip kau jadilah bunga matahari

 

Yang tiba-tiba mekar di taman

Meski bicara dengan bahasa tumbuhan

Ceritakan padaku

Bagaimana tempat tinggalmu yang baru

 

Adakah sungai sungai itu benar benar

Dilintasi dengan air susu

Juga badanmu tak sakit sakit lagi

Kau dan orang orang di sana muda lagi

 

Semua pertanyaan

Temukan jawaban

Hati yang gembira sering kau tertawa

Benarkah orang bilang ia memang suka bercanda

 

Mungkinkah

Mungkinkah

Mungkinkah

Kau mampir hari ini

Bila tidak mirip kau jadilah bunga matahari

 

Yang tiba-tiba mekar di taman

Meski bicara dengan bahasa tumbuhan

Kan ku ceritakan padamu

Bagaimana hidupku tanpamu

 

Kangennya masih ada disetiap waktu

Kadang aku menangis bila aku perlu

Tapi aku sekarang sudah lebih lucu

Jadilah menyenangkan seperti katamu

 

Jalani hidup dengan penuh suka cita

Dan percaya kau ada dihatiku selamanya

 

Mungkinkah

Mungkinkah

Mungkinkah

Kau mampir hari ini

Bila tidak mirip kau jadilah bunga matahari

 

Mungkinkah

Mungkinkah

Mungkinkah

Kau mampir hari ini

Bila tidak sekarang janji kita pasti kan bertemu lagi

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Ekosistem Musik dan Peluncuran Buku Merchandise Musik: Gaya Visual Dalam Skena

“Merchandise Musik: Gaya Visual Dalam Skena”. Membahas ekosistem musik, seni visual dan fenomena dari kesatuan ekspresi identitas budaya dan gaya hidup

Siniar Pop – Ardhito Pramono

Setelah menghadirkan Firzha Achmar Paloh, Dendy Sukarno, dan Jimi Multhazam di musim pertama, Siniar Pop kembali lagi untuk menyajikan perbincangan dengan para musisi pilihan yang dipandu oleh Denboi. Musim ke-2 ini dibuka Ardhito Pramono …