Malu-Malu Mengaku Melayu: 10 Tahun Pop Melayu

Tiap gelombang punya cerita yang sama. Sama-sama masuk dalam daftar putar paling panas di radio dan televisi dan sama-sama dikritik sebagai musik selera rendahan karena hampir semuanya tampil seragam lewat perpaduan aransemen slow rock yang cenderung mendayu-dayu serta deretan lirik yang tidak jauh dari urusan patah hati.
Perkara lirik yang terus-terusan meratapi nasib ini sudah jadi sasaran tembak dalam berbagai dekade. Remy Sylado menulis kegeramannya akan akutnya pemakaian kata mengapa dalam lirik lagu yang dimuat di jurnal Prisma edisi Juni 1977. Harmoko pernah mencekal “Gelas-Gelas Kaca” milik Nia Daniaty dan “Hati yang Luka” dari Betharia Sonata karena liriknya dianggap dapat mematahkan semangat orang Indonesia untuk bekerja keras. Dan Efek Rumah Kaca secara frontal menghadapi serbuan band-band pengsung musik pop Melayu tadi lewat lagu “Cinta Melulu”. Tapi sepedas-pedasnya kritik, jualan tetap berjalan juga, pada saat itu.

Efek Rumah Kaca. Foto: discovercity.id
Serbuan gelombang pop Melayu jilid kedua tidak bisa dilepaskan dari Peterpan. Saat pertama kali hadir lewat album Taman Langit tahun 2003, Ariel cs. perlahan mengisi ceruk pasar lewat jejalan lagu yang aransemennya lebih sederhana dari aransemen milik Sheila On 7, Padi, juga Dewa 19 yang saat itu mendominasi. Saat Sheila On 7 limbung pasca album eksperimental Pejantan Tangguh dan sibuk menambal lubang setelah personel hengkang, lalu Dewa 19 mulai tenggelam dengan isu domestik dan kenarsisan akut Ahmad Dhani, saat itulah Peterpan meringsek dan tak terbendung.
Mereka mampu memadukan gaya Britpop dengan kearifan lokal lewat cengkok khas Ariel. Masih soal Ariel, pria kelahiran Pangkalan Brandan ini lalu menjelama menjadi role model. Lewat gumaman saat bernyanyi, gaya rambut, sampai mata yang disayu-sayukan. Mungkin mereka berharap bisa mendapat berkah dari pangeran Antapani tersebut dalam urusan menaklukkan wanita, baik di atas panggung maupun di atas ranjang.

Peterpan Foto: en.wikipedia.org

Eksplor konten lain Pophariini
Lirik Sambutlah The Jeblogs sebagai Anthem Anak Muda
Di artikel lirik kali ini Pophariini memilih lagu “Sambutlah” dari The Jeblogs untuk dikupas bagaimana barisan kata-katanya bisa tercipta menjadi lirik yang kuat dan dinyanyikan dengan penuh penghayatan dalam setiap aksi band di panggung. …
WYAT, The Skit, Teori, dan Barmy Blokes Turut Menyukseskan Latihan Pestapora Solo
Setelah rangkaian workshop dan talkshow berlangsung tanggal 12-14 Juni 2025, Latihan Pestapora Solo persembahan Boss Creator akhirnya terlaksana hari Minggu, 15 Juni 2025 di Pamedan Mangkunegaran. Latihan Pestapora Solo kali ini berhasil mengumpulkan sekitar …