Miten Dalam Kenangan
2020 akan kita kenang sebagai tahun isolasi yang absurd. Tapi hikmah dari keterpaksaan jaga jarak sosial yang tokay ini justru berdampak baik di segi kreativitas gue.
Isolasi di mulai beberapa waktu setelah gue membawa pulang amps 10 watt ke rumah.
Di tengah bermain main dengan kebisingan muff dan amps 10 watt, gue teringat gitar semi hollow Riviera 97-an milik Fisma, bassist gue. Yang jarang di pakai. Ah pinjem ah.
Entah mengapa visual di kepala gue justru melayang ke Miten di video pertama Netral tahun 1994.
Gitaris metal gondrong dengan kaos all size gedombrongan bergitar hollow body.
Kalo boleh gue bikin top 3 semi hollow eksentrik versi gue, maka nama-nama yang nongol adalah
Izzy Stradlin
William Reid
dan
Gak berasa sudah 8 tahun beliau meninggalkan kita. Untuk mengenang Ricky Dayandani alias Miten, salah satu gitaris terbaik tanah air. Gue membuka tulisan lama di blog gue khusus untuk Pop Hari Ini. Terimakasih Acum Bangkutaman atas kesempatan ini.
Siang ini, 22 Juli 2012 gue dikejutkan oleh broadcast message dari beberapa kawan. Perihal wafatnya Miten, ex gitaris Netral. Waah, sepertinya baru kemarin Morfem satu panggung dengan dia.
3 April 2012
Morfem satu panggung dengan Brutal (feat Miten), sebuah proyek Bagus Netral dengan Bimo (ex Netral). Buat kita sih sama saja bermain dengan Netral di tahun 1995 hehehe….
Momen yang gak bisa di sia-siakan. Harus foto bareng. Band muda dan band lawas haha..
Pada malam itu baru saja resmi gue berjabat dan berkenalan dengan Miten. Dan gue sempet di dengarkan oleh Miten demo terbarunya lewat mp3 playernya. Belum ada vokal. Tapi musiknya sangat Speed Metal. Sepertinya inilah aslinya si Miten.
Tapi kalo soal karyanya bersama Netral. Gue cukup mengikuti album mereka sejak pertama. Tiga album pertama Netral adalah yang terbaik. Dan album Tidak Enak adalah favorit gue.
Masih segar di kepala gue pertama kali dengar lagu “Walah” di Radio Prambors. Sekitar pertengahan tahun 1994. Wah shock-nya bukan main! Ternyata ada juga yang berani bikin musik seperti ini di Indonesia. Dan bisa diputar di radio pula. Saat itu gue sangka “Walah” cuma sekedar demo yang di putar di Prambors. Tapi ternyata!!! Tahun 1995 mereka merilis album! dan ada video klipnya pula. Gila!
Selain vokal Bagus yang fals bukan main. Yang paling gue inget adalah permainan gitarnya si Miten. Asli. Gue yakin dia adalh gitaris tipe shredder yang jago ngebut di atas fret. Tapi bersama Netral dia bisa memainkan nada yang lebih simple, catchy, dan sudah barang tentu terdengar ngehe! Hal yang sulit dilakukan oleh musisi jago (bermain simple).
Masih segar di kepala gue pertama kali dengar lagu “Walah” di Radio Prambors.
Dan baru Miten yang bisa mengawinkan lead-lead heavy metal dengan musik alternative/punk dengan sukses. Dan lebih tegasnya: Enak!
27 April 2012
Morfem dapat tawaran main di acara Offair Radio 99ers di Planet Hollywood. Bersama Brutal (lagi). Artinya kita akan menikmati Netral MK I. Benar dugaan gue. Ternyata Brutal juga memboyong Miten sebagai bintang tamunya.
Walaupun cuma memainkan 2 lagu Netral lawas. Penampilan Miten malam itu cukup membuat gue dan segelintir kawan terpuaskan dan berteriak-teriak ala mahasiswa semester 1 nonton band idolanya.
24 Juni 2012
Gue dapet callingan mendadak dari TV One untuk tampil sebagai bintang tamu Brutal. Widiiih, Brutal main lagi nih di Radioshow! Sikat. Siapa tau nanti bisa nyanyi bareng Netral MK I lagi ye gak, hehhe.
Ternyata setalah gue sampai di tempat latihan, Miten gak ikutan di proyek Radioshow ini. Miten gak bisa di hubungi beberapa hari ini, ujar tim manajemen mereka. Tandanya gue bener-bener main dengan Brutal. Walaupun memainkan lagu lawas milik Netral yang berjudul “Mampet”.
Malam itu di radioshow kita benar-benar bikin suasana Brucow (kalo kata Arie Dagienkz) aka Brutal Ngacow, hahaha.
22 Juli 2012
Gue mendapat khabar Miten telah tiada. Bbm dari Pandu (gitaris Morfem) cukup singkat:
Miten meninggal Jim
Dari Bimo gue dapet Bbm:
RIP Miten gitaris ex-Netral semoga arwahnya di terima di sisi Allah SWT
Menurut penuturan Bimo, Miten menderita kanker paru-paru. Dan terakhir kali Bimo ketemu Miten adalah tanggal 27 April ketika main Planet Hollywood. Sama halnya dengan gue. ternyata hari itu adalah terakhir kalinya gue bersama anak-anak Morfem meneriaki Miten ketika masuk ke lead guitar edannya.
Singkat sekali perkenalan gue dengan Miten. Gue jadi berpikir. Mungkin ketika Miten sulit di hubungi beberapa minggu lalu dia sedang berjuang melawan kankernya. Dan demo yang di perdengarkan ke gue bisa jadi karya terakhirnya. Selamat jalan idola. Terlalu naif memang kalo gue mengharapkan Brutal akan menjadi kembalinya Netral MK I.
Lalu gue nyanyikan…
“Lihat Gelora Ombak Pecahkan Air Buih-Buih
Tak Lelah Di Percik
Putih Putih yang Kilau tarik
Mata Jiwaku ini”
Selamat jalan Miten
😦
_____
Essay ini ditulis oleh Jimi Multhazam, kunjung blog-nya di https://jimijimz.wordpress.com/
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Band Punk Indonesia Favorit MCPR
Dalam perhelatan Festival 76 Indonesia Adalah Kita di Solo, kami menemui band punk-rock asal tuan rumah, MCPR sebagai salah satu penampil untuk mengajukan pertanyaan soal pilihan 5 band punk Indonesia favorit mereka. Sebelum membahas …
Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan
Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi. …