Musisi Mojokerto, Mighfar Suganda Siap Menaklukkan 2024
Musisi asal Mojokerto, Mighfar Suganda melepas album Gemuruh Riuh berisi total 20 lagu hari Rabu (03/01).
Album ini merupakan kelanjutan dari perjalanan bermusik Mighfar Suganda setelah mengantongi dua buah album, Broken Beautiful Blue Ruin (2022) dan 22 of Me (2023).
“Inspirasi pembuatan album Gemuruh Riuh ini sebagai peralihan dalam menciptakan lagu, bukan hanya dari diri sendiri seperti album pertama dan kedua,” kata Mighfar kepada Pophariini hari Senin (15/01).
Awalnya, lagu-lagu yang diciptakan oleh Mighfar bertujuan hanya untuk healing dan sebagai bentuk penyelematan terhadap diri sendiri dengan landasan apabila orang lain merasa terhubung maka kebetulan punya cerita yang sama.
Maka, album Gemuruh Riuh menjadi titik awal baginya untuk bisa mendapatkan inspirasi membuat lagu dari masalah orang lain seperti nomor berjudul sama “Gemuruh Riuh” yang ada di dalamnya.
Lagu “Gemuruh Riuh” mengangkat cerita selebgram atau TikTokers bernama Denok Ayu yang mengungkapkan kesedihannya kepada Mighfar dan meminta untuk dibuatkan sebuah lagu.
“Denok DM (direct message, red) duluan untuk minta dibuatin lagu yang temanya unik dan ceritanya tentang hubungan gak harmonis sama saudaranya. Ini adalah tantangan yang seru dan menyenangkan treatment penulisan yang baru, membayangkan menjadi orang lain kayak aktor yang main film di universe berbeda,” ungkap Mighfar.
Selain menerjemahkan pengalaman orang lain, lagu ini juga menjadi momen kembali Mighfar menuliskan lagu berbahasa Indonesia.
“Aku udah lama engga nulis lagu bahasa indonesia karena kebiasaan nulis Inggris sejak ngeband. Ini juga tantangan lain, menulis lagu Indonesia lagi dan memperkuat skill menulis bahasa Inggris sekaligus menjadi bentuk interaksi dengan pendengar,” jelasnya.
Mighfar meramu semua proses pembuatan albumnya sendiri termasuk mixing dan mastering karena pengin menemukan sound sendiri dan treatment produksi yang baru.
Berbicara soal perjalanan bermusik Mighfar, ia mengawalinya dengan menjadi vokalis sekaligus gitaris rock and roll bernama Meanwalls di tahun 2015. Tiga tahun kemudian, band tersebut bubar dan Mighfar memutuskan untuk menjadi karyawan perusahaan karena masih berpikir profesi sebagai musisi memiliki risiko yang besar.
Seiring berjalannya waktu, Mighfar yang sempat berada di titik terendah akhirnya menyibukkan diri dengan menyelesaikan lagu-lagu demo yang pernah dibuat dan merekamnya. Ia sadar, musik yang menyelamatkan dan menjadi alasan untuk melanjutkan hidup.
Tertulis di profil Spotify-nya, Mighfar siap mengguncang Indonesia tahun 2024 – 2100.
“Ingin hidup sepenuhnya dari musik, simple tapi gak semudah itu. Tapi, aku yakin gak ada yang gak mungkin. Tulisan di bio adalah words of affirmation untuk hal baik, bahwa lagu ini akan membawa ke level berikutnya sebagai musisi,” tutupnya.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian
Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW. …
Di Balik Panggung Jazz Goes To Campus 2024
Hujan deras di Minggu siang tak menghalangi saya menuju gelaran Jazz Goes To Campus (JGTC) edisi ke-47 yang digelar di FEB UI Campus Ground, Depok pada Minggu (17/11). Bermodalkan mengendarai motor serta jas hujan …