NonaRia – Dengarkanlah Radio

Jul 12, 2024
NonaRia Dengarkanlah Radio

NonaRia, para biduanita/instrumentalis pengusung pop-jazz era paska-kemerdekaan Indonesia merilis album penuh, Dengarkanlah Radio yang berselang lima tahun dari album pertamanya, dan berhasil mematahkan kutukan album kedua, dengan materi yang terdengar jauh lebih matang dari segala sisi.

Paska keluarnya Yasintha Pattiasina (biola) dari NonaRia, ternyata bukan halangan bagi mereka untuk tampil dengan format duo, dan minus biola. NonaRia justru menggantikannya dengan instrumen lain, dan  semakin menunjukan kekuatan sebagai duo maut antara Nesia Ardi (vokal), dan Nanin Wardhani (piano).

Minusnya instrumen biola mampu diatasi dengan instrumen melodi tambahan yang menambah kuat rasa musik NonaRia, seperti klarinet, flute, trombone, dan harmonika. Kejutan lainnya adalah rekan kolaborator dalam dua lagu: gitaris jazz senior kawakan, Oele Pattiselanno dalam lagu berjudul, “Mariana” dan pemain harmonika muda, Rega Dauna yang bermain di lagu “Kuda”

Dalam album berisi 1o lagu NonaRia terdengar lebih berwarna dan banyak menghadirkan irama yang mampu membuat kepala dan badan kita bergoyang ria mengikuti ketukannya. Urusan aransemen dan komposisi musik, NonaRia yang punya latar belakang musisi profesional tidak usah diragukan lagi. Masih dalam balutan musik pop jazz era 40-60an seperti, waltz, ragtime dan sedikit swing NonaRia piawai menghadirkan hook yang kuat dan nada-nada catchy. Sehingga sound khas NonaRia menjadi semakin fresh dan matang, menguatkan karakter musik NonaRia tanpa menyerupai musisi siapapun saat ini.

Perlu menjadi sorotan utama adalah bagian lirik. Cara bertutur yang harfiah dan sedikit naif ala musisi Indonesia era dulu masih dipakai serta diksi-diksi tempo dulu pun masih menghiasi bait liriknya. Beberapa lagu bahkan terbaca seperti tribut untuk lagu lama Indonesia. Lagu, “Kuda”, sangat mengingatkan lagu “Jemu” milik Koes Plus di akhir 60an, dengan bait termasyhurnya, kerja keras bagai kuda / dicambuk dan didera. Lagu, “Perbedaan” dalam hubungan yang ditulis menggelitik pun mengingatkan pada lagu “Singkong dan Keju” milik Bill dan Brod di tahun 80an. Tapi tentunya hal ini sah-sah saja. Terlebih NonaRia punya banyak peluru lain yang tidak kalah kuatnya.

Favorit saya adalah lagu “Dongeng” yang teaterikal, dan secara tidak langsung menyentil kondisi sosial politik Indonesia saat ini. Dinyanyikan dalam dua cara bernyanyi yang berbeda dan bertolak belakang serta dengan unsur dramatis. Yang satu dinyanyikan dari sisi rakyat, satu lagi, penguasa yang terdengar pongah.

Rakyat: Hasil alam berlimpah / Emas sampai timah / Namun ada yang berulah / Eh, tertangkap basah

Penguasa: Yang penting aku bahagia / Bergelimangan harta / Yang penting aku hidup mewah / Tidak terlihat susah 

Lagu “Burung” juga jadi favorit karena liriknya yang menukik tajam. Awalnya berbicara soal jenis satwa, berbelok menjadi burung dalam perumpamaan bergunjing (kabar burung). NonaRia juga bisa terdengar  bijak tanpa menggurui dalam dalam balutan musik ceria dan menggoyang badan dalam, “Jangan Bohong”.

Lagu lain yang menggunakan nama orang “Mariana” dan “Donny”, pun adalah hal klasik yang kerap dilakukan musisi Indonesia tempo dulu. Perlu disorot, adalah mulusnya penulisan lirik Nesia di dalam lagu “Donny” yang awalnya menceritakan soal ciri-ciri sahabatnya, bergeser halus menjadi soal kesulitan untuk membedakan nama Donny yang terbilang pasaran. Sungguh menggelitik.

Kutukan album kedua adalah bayang-bayang yang terjadi mengikuti kesuksesan album pertama karena berbagai faktor. Dari yang paling mendasar: ingin mengulang formula dalam album sebelumnya, atau sebaliknya membuat sesuatu yang baru? Juga  ekspektasi dan standar tinggi; perkembangan musikalitas dan kemampuan finansial musisi sehingga memungkinkan album digarap berlebihan dan terlalu matang.

Namun dalam Dengarkanlah Radio, NonaRia melalui semua itu dengan baik. Perkembangan musikalitas, penulisan lirik, serta keberhasilan mereka untuk menyiasati format yang menjadi duo. Tambahan detail yang patut dihargai adalah proses mixing album kedua yang lebih jernih dan modern. Sehingga detailnya jauh lebih bisa menonjol dan dinikmati.

Dengan semua itu, di album keduanya, Dengarkanlah Radio yang masih mengusung formula musik lama, NonaRia sukses terdengar begitu baru.

 


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Di Balik Panggung Jazz Goes To Campus 2024

Hujan deras di Minggu siang tak menghalangi saya menuju gelaran Jazz Goes To Campus (JGTC) edisi ke-47 yang digelar di FEB UI Campus Ground, Depok pada Minggu (17/11).  Bermodalkan mengendarai motor serta jas hujan …

Ndarboy Genk Rilis Anthem Patah Hati Berjudul Bajirut

Penyanyi dan penulis lagu pop Jawa, Ndarboy Genk, secara resmi merilis single terbaru berjudul “Bajirut” (15/11). Lagu ini mengangkat tema patah hati dan kekecewaan yang mendalam, serta menggambarkan perjalanan emosional seseorang yang ditinggalkan oleh …