Various Artist – Our Sincere Desire
Daftar panjang dari kehadiran album tribute di Indonesia kembali bertambah. Setelah dalam beberapa tahun terakhir muncul tribute untuk NAIF, Mocca, Candra Darusman, hingga Sajama Cut, kini giliran Pure Saturday yang mendapatkan kehormatan tersebut.
Di Januari 2022, sebuah inisiasi dari Jangan Kolektif mewujudkan ide dari album tribute bertajuk Our Sincere Desire ini. Hitung total, ada 16 nama musisi dan band yang dilibatkan di dalam penggarapannya.
Mereka adalah Bleach, Cal, Erratic Moody, Lamebrain, Loner Lunar, Nearcrush, Olegun Gobs, Rasukma, Ray Viera Laxmana, Rub of Rub, Sheeka, Saturday Night Karaoke, Suarloca, The Couch Club, The Panturas, dan The Sugar Spun.
Menarik untuk disimak lebih lanjut, bagaimana selain melintasi genre serta generasi, nama-nama tersebut mempunyai sebuah benang merah yang sama, yakni nama-nama yang berasal dari Bandung, kota yang sama dari sejarah awal terbentuknya Pure Saturday.
Oke. Mengapa kehadiran sebuah album tribute selalu menjadi spesial? Selain dengan tujuan utama untuk memberikan penghormatan kepada seorang musisi atau sebuah band, album tribute juga mempunyai peran penting untuk memperkenalkan kembali karya dari musisi atau band tersebut ke generasi yang lebih muda. Bisa dibilang juga, sebagai sebuah jembatan antar zaman.
Ini terjadi juga di Our Sincere Desire. 16 nomor yang diambil dari berbagai album milik Pure Saturday dibawakan kembali dalam interpretasi terbarunya, juga dengan pakem genre yang masing-masing musisi/band tersebut usung. Dari 16 nama tersebut, ada beberapa yang mencuri perhatian saya di album ini dalam beberapa kali putaran.
Bleach, sang kuintet hardcore membuka Our Sincere Desire dengan versi terbaru “Coklat”. Dengan beringas, mereka memotong durasi menjadi lebih pendek, diiringi dengan raungan distorsi dari solo gitar dan dentuman drum yang dihentak penuh tenaga beserta vokal ‘berurat’ hingga akhir lagu.
Sementara Lamebrain merombak total “Pathetic Waltz” menjadi lebih murung nan lirih, semua berkat petikan gitar akustik dan permainan ambience yang senantiasa menemani hingga enam menit, juga dengan selipan harmonika di penghujung durasi.
Satu cerita unik, bagaimana ini menjadi kali kedua bagi Near Crush dalam waktu yang berdekatan untuk terlibat dalam sebuah album tribute. Setelah terlibat di tribute untuk Sajama Cut, kini mereka hadir dengan versi terbaru “Langit Terbuka Luas, Mengapa Tidak Pikiranku, Pikiranmu?”. Selain dengan aransemen baru dalam koridor alt-rock 90-an, nomor ini juga melibatkan Clara Friska (White Chorus) yang mengisi vokal latar serta synthesizer.
Skankin’ dan sing-a-long ditawarkan oleh Olegun Gobs. Unit ska ramai kepala ini membawakan “Nyala” dengan karakter khas mereka serta brass section yang bersahutan sana-sini.
“Elora”, nomor dari album comeback Pure Saturday setelah vakum cukup lama, dibawakan oleh Rasukma dengan versi yang super minimalis. Duo pop-folk ini masih mengedepankan harmonisasi vokal mereka yang saling mengisi, juga dengan musik yang kali ini tidak hanya dengan gitar akustik saja, namun turut dengan menggabungkan instrumen lain di setengah durasi selanjutnya.
Koridor reggae/dub dengan vokal mengawang nan laid-back menjadi sajian utama yang dibawa oleh Rub of Rub di nomor “Awan”, tepat setelah versi melodic dari “Desire” dan unjuk gigi keahlian bergitar yang dimainkan oleh Ray Viera Laxmana.
Selipan-selipan kejutan juga terjadi di “Spoken”. Dinyanyikan kembali oleh The Couch Club, mereka menyertakan bagian rap di dalam lagu yang nyaman didengar di telinga dan tidak terkesan memaksa.
Sementara The Panturas masih bisa menggarap aransemen dari koridor surf rock dengan tidak membosankan. Liukan-liukan di sana-sini yang sudah menjadi khas mereka dimunculkan di nomor “Di Bangku Taman”.
Kembali ke beberapa paragraf di awal, Our Sincere Desire bisa menjadi sebuah cara bagi Pure Saturday untuk memperkenalkan kembali karya-karya mereka ke pendengar-pendengar baru di luar sana. Apresiasi tinggi untuk Jangan Kolektif atas inisiasi penggarapan album tribute ini.
Tidak hanya itu, karena secara keseluruhan, apa yang dilakukan oleh para musisi/band terlibat di dalam album ini juga terasa sepenuh hati, menghasilkan sebuah album tribute yang patut untuk dibicarakan (dan bahkan dikenang) hingga beberapa tahun ke depan.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …
I’m Kidding Asal Aceh Tetap Semangat Berkarya di Tengah Keterbatasan
Setelah merilis 2 single bulan Juni lalu, band pop punk asal Aceh, I’m Kidding akhirnya resmi meluncurkan album penuh perdana mereka dalam tajuk Awal dan Baru hari Minggu (10/11). I’m Kidding terbentuk …