Para Pahlawan Gitar yang Terabaikan dan Ditinggalkan
Sebagai pengakuan dosa, saya baru kenal album 17 Tahun ke Atas dari Flowers kala saya duduk di bangku SMA kelas 2, medio 2004. Sungguh sangat terlambat, mengingat album ini dirilis pada 1996. Tapi waktu album itu dirilis, saya masih SD dan jelas hanya akan bengong mendengar atraksi gila-gilaan Boris dan Cole.
Tanpa mengecilkan peran personel lain, duet gitaris itu membuat saya gelagapan sekaligus bertanya-tanya: kok mau ya label besar di Indonesia merilis album ugal-ugalan begini? Boris dan Cole seperti dua orang bocah hiperaktif yang dilepas di taman bermain nan luas. Liar, lari ke sana ke mari, jumpalitan, tapi tetap menengok ketika dipanggil para personel lain. Dengan kata lain, album 17 Tahun ke Atas adalah album solid yang memberikan kebebasan penuh bagi dua gitaris nakalnya itu.
Hasilnya: “Paranoid” amat renyah macam kerupuk baru diangkat dari penggorengan; “Belum 17” seperti sensasi naik kopaja tanpa rem disupiri remaja tanggung yang sedang menggenggam seplastik Rajawali; “Boncos” lagu terbaik yang dihasilkan orang-orang giting; dan favorit saya “Kompromi” terasa seperti Boris dan Cole sedang menguji pedal wah-wah baru mereka.
Bagi saya yang awam, Boris dan Cole adalah dua pahlawan gitar saya setelah Izzy Stradlin. Mereka memang bukan tipikal gitaris virtuoso yang gerakan jemarinya lebih cepat ketimbang jari copet. Namun cara dan gaya main mereka membuat saya terinspirasi untuk belajar gitar –bagian ini gagal dengan mengenaskan, membuat saya sadar diri untuk cukup menulis musik saja, tak usah main gitar.
Sayangnya, duet Boris dan Cole tak berlangsung lama. Usai Flowers merilis album perdana dan menjalani hidup penuh seluruh, Boris pergi ke Amerika untuk studi gitar, dan Cole meninggal pada 1999. Ketika akhirnya Flowers bangkit lagi, lengkap dengan imbuhan The, mereka tak akan pernah sama lagi.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …