Pembuka Pintu Bernama Indie Ten

Apr 24, 2018

Padi. foto: dok. istimewa

Setelah debut mengesankan lewat album Lain Dunia, Padi yang mengawinkan musik U2, Goo Goo Dolls, serta Counting Crows ini kemudian memanen kesuksesan di Sesuatu Yang Tertunda lewat penjualan sampai 1,8 juta keping.  Empat penghargaan Anugerah Musik Indonesia tahun 2001 termasuk kategori prestisius Album Terbaik berhasil disabet. Mereka juga meraih Album Terbaik dan Group Terbaik di Anugerah Industri Muzik Malaysia 2001. Puncaknya ketika mereka meraih Best Indonesian Artist pada ajang MTV Asia Awards 2002. Album ini juga termasuk dalam 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia. Setelah vakum juga beberapa personelnya sempat bermasalah dengan narkotika, Padi masih mampu bertahan tanpa perombakan formasi dan muncul dengan nama Padi Reborn yang saat ini disibukkan dengan berbagai panggung dan tur.

Selain tiga nama tadi ada beberapa nama lain seperti Caffeine. Band asal Bandung ini sempat ikut meramaikan kancah musik medio 2000-an dengan “Hidupku ‘Kan Damaikan Hatimu” yang intro-nya terdengar seperti “I Love You” milik Saigon Kick. Adapun perwakilan dari school of rock  Institut Kesenian Jakarta, Fable, yang akhirnya justru menjadi band indie sebenarnya. Butuh waktu sampai 13 tahun bagi Adi Cumi (vokal) Anton Wahyudi (gitar), dan Timothy Markus (bass) untuk menyelesaikan album penuh pertamanya. Sementara nama-nama lain seperti Soda (tidak ada hubungannya dengan Soda sebagai cikal bakal nama Padi), Layang, Gen, Ninh serta Opus tak lagi terdengar.

Setelah Indie Ten 1 yang dianggap sukses, Sony Music kemudian berusaha mengulang peruntungan dengan membuat kompilasi Indie Ten hingga jilid ketiga. Di edisi kedua, Sony seperti berusaha melanjutkan keberhasilan merekrut Sheila On 7 dengan memajang band-band asal Yogyakarta seperti Es Nanas (dikenal dengan single “Kunang-Kunang”) dan Shakey. Sekuel ini juga mencatat Minoru yang sempat mengecap airplay yang lumayan. Sementara edisi ketiga, nyaris tak meninggalkan kesan apapun.

 

____

1
2
3
Penulis
Fakhri Zakaria
Penulis lepas. Baru saja menulis dan merilis buku berjudul LOKANANTA, tentang kiprah label dan studio rekaman legendaris milik pemerintah Republik Indonesia dalam lima tahun terakhir. Sehari-hari mengisi waktu luang dengan menjadi pegawai negeri sipil dan mengumpulkan serta menulis album-album musik pop Indonesia di blognya http://masjaki.com/

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …