Penuh Canda, Serenada Intimate Showcase Sukses Terlaksana!
Sudah waktunya. Setelah sekian lama menantikan momentum untuk mengadakan pertunjukan berpenonton, beberapa musisi akhirnya membuka puasa berkepanjangan mereka tersebut. Mengambil tempat di Paviliun 9, Bintaro, Tangerang Selatan, sebuah pertunjukan musik bertajuk ‘Serenada’, digelar.
Berwujud pagelaran intim, kreasi dari label rekaman Orca Music ini sejatinya menjadi proyek uji coba dari rangkaian kegiatan pertunjukan yang nantinya akan digodok oleh label ini.
Dibanderol dengan harga tiket Rp. 300.000,00, penonton cukup padat mengisi tempat yang tersedia di lokasi malam itu. Menghindari kerumunan, mereka yang datang sementara ini harus puas untuk duduk di bangku masing-masing dan menikmati musik dari sana. Tetap seru, tetap mampu menikmati, dan meluapkan emosi walaupun tak perlu berdiri.
Menampilkan Indra 7, Patsy Can Witch, Bilal Indrajaya, Romantic Echoes, dan Oslo Ibrahim, lima jam lebih jalannya acara menjadi tidak terasa. Dengan format band penuh, baik Bilal Indrajaya, Romantic Echoes, dan Oslo Ibrahim, mencuri perhatian dengan karakter mereka masing-masing.
Bilal misalnya, diselingi dengan gurauan dan beberapa senandung atas karya-karya yang menginspirasinya, trek orisinil dari karyanya terdahulu macam “Purnama”, “Ruang Kecil”, hingga “Niscaya“, sukses mengundang sambutan meriah dari penonton. Tepuk tangan dan seruan untuk menambah durasi tampil jadi hal yang lazim saat Bilal mengumumkan bahwa pertunjukannya akan menemui akhir lewat lagu terakhirnya.
Setelahnya, dibalut dengan setelan merah merona, Romantic Echoes membuka pertunjukannya dengan menebar beberapa kuntum mawar merah ke arah penonton. Dibarengi dengan musik yang berjalan menyambut kedatangannya, Romantic Echoes meluapkan emosinya dengan sangat lepas dan sentimental.
Di trek “Yang Tercinta”, Bilal Indrajaya dan Morad diundang naik ke atas panggung untuk turut menemaninya. Morad berperan sebagai pengisi lirik bagian Noh Salleh di sini. Membuka setelan jasnya untuk membawakan lagu terakhir, Romantic Echoes menutup pertunjukannya dengan ciamik.
Tampil terakhir, Oslo Ibrahim masuk dengan penuh kejutan. Diiringi theme song gulat yang biasa dipakai oleh John Cena, prosesi masuknya Oslo ke atas panggung mengundang tawa penonton Serenada yang berkelindan. Mempertontonkan kemampuannya mencabik gitar di beberapa bagian mengundang tepuk tangan penyimak di beberapa lagu.
Dihadiri Rendy Pandugo, Oslo Ibrahim mengajak naik rekan kolaborasinya di lagu “Blanket of Sadness” ini. Tak lupa, penampil sebelumnya, Romantic Echoes, juga ia daulat sebagai rekan tarik suara di lagu “You Made Me Smile”, dihadiri oleh beberapa kerabat dekat, Oslo langsung menghampiri para sahabat setelah menuntaskan bagiannya dengan penuh persona.
Ditutup dengan sesi foto bersama dan obrolan ringan selepas pertunjukan di lingkungan Paviliun 9, ‘Serenada’ jadi satu lagi pertunjukan yang menandai kebangkitan pertunjukan musik Indonesia.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Adikara: Bermusik di Era Digital Lewat Tembang-Tembang Cinta
Jika membahas lagu yang viral di media sosial tahun ini, rasanya tidak mungkin jika tidak menyebutkan “Primadona” dan “Katakan Saja” untuk kategori tersebut. Kedua lagu itu dinyanyikan oleh solois berusia 24 tahun bernama Adikara …
Adrian Khalif – HARAP-HARAP EMAS
Jika menghitung dari awal kemunculannya dengan single “Made in Jakarta”, Adrian Khalif dapat dikatakan butuh waktu 7 tahun untuk sampai di titik tenar lewat perilisan single “Sialan” kolaborasi bareng Juicy Luicy. Itu pun berproses …