Perempuan Hari Ini: 5 Profesi Perempuan Muda Indonesia yang Menginspirasi
Begitu beragam kontribusi perempuan muda Indonesia saat ini, bersama dengan situs Women Unlimited (womenunlimited.id), Pop Hari Ini menampilkan 5 profesi perempuan muda Indonesia yang bisa menginspirasi kamu. Simak profil mereka dibawah ini:
Stepahnie Larassati
Dari tahun 2012-2015, Stephanie bekerja sebagai arsitek di kantor Hascher Jehle Architektur di Berlin, Jerman yang berfokus pada desain gedung publik yang berhubungan dengan pendidikan dan kesehatan seperti sekolah, rumah sakit dan museum. Di akhir tahun 2015, ia memulai karirnya sebagai arsitek freelance dengan membangun museum temporer Rekoleksi Memori di pelataran Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Instalasi seluas 280m2 ini berdiri dalam rangka memperingati hari hak asasi manusia (HAM) Internasional dan menjadi rumah bagi karya-karya seni yang bertemakan refleksi akan sejarah pelanggaran hak asasi manusia pada masa lalu di Indonesia. Proyek ini diinisiasi oleh Komnas HAM, Dewan Kesenian Jakarta dan Partisipasi Indonesia. Sejak April 2016, Stephanie memindahkan fokus kegiatannya ke Indonesia. Saat ini ia sedang terlibat dalam pengembangan konsep museum kemanusiaan dan proyek revitalisasi areal bersejarah di Jakarta.
Ria Papermoon
Maria Tri Sulistyani atau yang lebih dikenal dengan Ria Papermoon adalah pendiri dan Co. Artistic Director dari Papermoon Puppet Theatre. Papermoon Puppet Theatre adalah kelompok seniman yang melakukan eksperimen seni dengan menggunakan medium teater boneka untuk usia penonton yang beragam. Pekerjaan yang dilakukan Ria adalah sebagai konseptor, sutradara, penulis naskah, dan juga pemain, selain bertugas sebagai direktur dan memegang bagian manajemen. Keahlian yang dimiliki oleh Ria terkait dengan seni teater boneka yang mencakup produksi pementasan teater boneka, manajemen seni, mulai dari produksi karya, sampai manajemen penonton. Ria juga ahli membuat workshop kreativitas dengan menggunakan medium teater boneka.
Ayu Oktariani
Saat ini Ayu bekerja sebagai pengelola kampanye HIV AIDS bernama @ODHABerhakSehat yang banyak memberikan informasi tentang pencegahan, penularan dan pengobatan serta dukungan bagi kelompok terdampak HIV dan masyarakat umum di media sosial dan rutin menulis untuk situs odhaberhaksehat. Selain itu, Ayu juga merupakan bagian dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI). Sebuah Organisasi perempuan Positif Pertama di Indonesia yang berjuang untuk hak-hak perempuan yang terinfeksi dan terdampak HIV. Bersama IPPI, Ayu dan teman-temannya giat mengkampanyekan hal mengenai perlindungan perempuan agar tidak terinfeksi HIV, agar mendapatkan pengobatan dan layanan kesehatan yang setara tanpa adanya pembedaan gender, serta bagaimana mengkampanyekan perlindungan perempuan HIV yang kerap mendapatkan kekerasan baik di lingkungan keluarga dan masyarakat karena status HIV yang disandangnya.
Ika Vantiani
Sepanjang tahun 2016 lalu, Ika membuat proyek pendokumentasian kosa kata yang mendeskripsikan perempuan dalam kehidupan sehari-hari melalui media kolase. Ika juga menjadi Project Coordinator proyek “Utarakan Jakarta – People Behind The Seawall”, sebuah proyek untuk meningkatkan kesadaran akan Jakarta yang tenggelam sejak Maret 2015 lalu. Ika memiliki ketertarikan di bidang komunikasi khususnya untuk topik-topik zine atau media alternatif cetak buatan sendiri, seni dan juga termasuk pendidikan seni, kriya dan juga termasuk pendidikan kriya.
Naila Rizki Zakiah
Naila adalah seorang pengacara bagi perempuan-perempuan yang dieksploitasi oleh sindikat narkotika. Ia bekerja pada Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBH Masyarakat) Jakarta. Awal perkenalannya dengan perempuan-perempuan yang terlibat dalam kasus narkotik dimulai saat ia diberi tanggung jawab oleh LBH Masyarakat Jakarta untuk memberikan penyuluhan hukum di Rutan Pondok Bambu dan Lapas Anak Salemba. Naila juga memberikan pelatihan Paralegal “Young People Who Use Drugs” kepada pengguna narkotika di Jakarta dan Batam, kegiatan pemberdayaan melalui pelatihan hukum kepada ODHA, dan memberdayakan nelayan di Kali Adem, Muara Angke yang menjadi korban penggusuran.
Teks oleh Aisyah Iskandar
Foto. Dokumentasi Women Unlimited (womenunlimited.id)
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …