PHI Tips: Bikin Piringan Hitam Album Musikmu

May 3, 2023

Bagi anak-anak band yang hobi mengoleksi piringan hitam atau vinyl, pernah kepikiran gak buat bikin piringan hitam album musikmu sendiri? Mungkin yang ada di kepala kalian, gimana ya bikinnya? Mahal gak ya? Bakal laku gak kalo dijual?

Sebelum kami menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, buat pembaca di sini yang gak tahu piringan hitam itu apa, kita jelasin sedikit tentang apa itu piringan hitam. Piringan hitam atau vinyl adalah jenis format fisik untuk rekaman musik yang sudah ada jauh sebelum kaset atau CD. Bentuknya pun pipih mirip dengan CD, tapi vinyl punya bahan dan ukuran yang berbeda dengan CD.

Umumnya vinyl memiliki ukuran 12 inci yang biasanya mampu menyimpan rekaman album berisi 10 lagu atau lebih. Ada juga sih yang 10 inci, biasanya untuk EP atau mini album berisi 6 lagu. Ukuran vinyl paling kecil adalah 7 inci, biasanya digunakan untuk single yang bisa menampung 2 lagu.

Karena bentuknya yang gede ketimbang rekaman format fisik lainnya, bikin format vinyl jadi terlihat mentereng kalo ditenteng atau dipajang di toko musik.

Sampai sini, kebayang gak kalo someday band kalian bikin piringan hitam album musik sendiri? Pophariini ngasih sedikit tips bagaimana mempersiapkan sebuah vinyl.


Dalam menyiapkan album musik format fisik, terlebih piringan hitam, master adalah komponen yang penting. Biasanya album vinyl butuh master khusus yang disiapkan untuk kemudian di-press dan digandakan. Master ini akan berbeda dengan master yang sudah disiapkan dari master awal yang kamu siapkan, Bagusnya, di tempat mastering kalian, jika album ini dipersiapkan untuk piringan hitam, orang studio harus memahami bagaimana cara memastering untuk kepentingan piringan hitam. Umumnya, dari pabrik tempat produksi akan mengirimkan audio sample (test press) berisi rekaman yang akan dicetak ke format fisik. Pastikan kalian tidak luput buat mencek ulang jika ada hal-hal yang berkaitan dengan audio, mulai dari frekuensi dan balance yang enak di kuping, karena sekali dicetak dan digandakan, tidak bisa semudah itu direvisi dan akan memakan biaya yang tidak murah.

 

Sebuah album musik, terlebih piringan hitam atau format fisik lainnya berbeda cara mendengarnya dengan album digital. Pendengar bakal punya waktu khusus buat dengerin satu album fisik dalam format apapun ketimbang dalam format digital yang gampang di skip. Nah, di sinilah proses tracklisting atau menyusun track menjadi sangat penting, agar mood album itu lebih pas dinikmati tanpa putus.

 

Masih nyambung dengan tracklist. Ini buat anak-anak band yang udah merilis album musik duluan di digital atau itu album yang udah lama dirilis dan ingin dirilis ulang dalam format vinyl, ada baiknya bikin gimmick yang asik di format vinyl-mu nanti yang bisa jadi berbeda dengan yang ada di digital. Menyisipkan b-side, unreleased song atau demo track yang gak ada di digital jadi langkah yang baik agar fans bisa tergerak buat mengoleksinya.

 

Desain album musik format piringan hitam beda dengan CD, kaset terlebih digital yang punya cover aja. Di dalam rilisan piringan hitam yang punya bidang gede banget, desain cover menjadi sangat penting agar album kalian bisa stand out ketika dipajang dan dilihat. Selain itu, piringan hitam ada banyak ‘area seru’ yang bisa dimainkan. Dari lipatan sleeve cover, apalagi yang bentuknya gatefold yang bisa diisi dengan lirik lagu, foto, dll yang bisa dimasukin di sana.

 

Bedanya menikmati album digital dengan fisik terlebih vinyl adalah konten-konten tulisan dan visual yang bisa dilihat dan dipegang, berbeda dengan album digital yang cuma bisa diputar. Liner notes adalah salah satu elemen yang gak bisa dipisahin dari album piringan hitam. Isinya adalah rangkuman album, biasanya ditulis oleh pengamat musik, jurnalis dan lainnya. Liner notes penting buat orang tahu seperti apa album kalian ini.

 

Umumnya rekaman vinyl itu dicetak dengan warna hitam. Tapi tidak sedikit juga vinyl yang beredar dengan warna lain. Nah, ini juga bisa jadi pertimbangan kalian dalam menyiapkan seperti apa album vinyl kalian nanti. Ya, tentunya makin berwarna piringan hitam tentunya akan lebih eyecatching dan makin keren buat dilihat.

 

 Pertanyaan esensial dari keseluruhan tips ini adalah, berapa sih biasanya bikin vinyl? Kita bisa bilang anggaran bikin album musik dalam format vinyl jauh lebih mahal dari bikin CD atau kaset, apalagi digital. Tapi ini gak lantas jadi masalah besar. Ada banyak cara buat bikin vinyl dari mulai deketin label rekaman sampai bikin crowdfunding di internet seperti yang dilakukan oleh banyak band. Nah, kalo udah gini, duit bukan jadi masalah besar. Tapi kalau mau tahu budget kasarnya, klik di sini 

Nah, berkenaan dengan munculnya PHR Pressing, pabrik pressing piringan hitam pertama di Indonesia setelah 50 tahun, kalian anak-anak band bisa bikin vinyl hanya dengan modal 75 ribu/vinyl aja? Beneran bisa? Coba aja klik website mereka di phrpressing.com.


 

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Marsahala Asal Denpasar Rilis Single Kedua Bertajuk Love Yourself

Solois yang mengusung gaya musik soul alternatif asal Denpasar bernama Marsahala resmi meluncurkan single anyar bertajuk “Love Yourself” hari Jumat (26/04). Sebelumnya sang musisi sudah menandai kemunculannya lewat single “Still Spinning” bulan Februari lalu. …

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …