Pinil – Arah Waktu

Feb 12, 2024
Pinil Arah Waktu

Pinil, duo Majalengka ini membuka lembaran musik 2024 dengan album penuh, Arah Waktu.  Album pop akustik-agraria yang membawa pendengarnya berkelana ke alam pedesaan Majalengka.

Tidak banyak album musik yang bisa membawa benak pendengar berkelana jauh membayangkan lingkungan tempat tinggal sang empu albumnya. Dan hal ini berhasil dilakukan oleh Pinil secara proporsional melalui format duo. Hanya satu gitar nylon dan vokal saja serta sentuhan minimalis instrumen tambahan yang jadi pemanis. Format minimalis ini disiasati kemudian dimuati oleh beberapa unsur yang menguatkan album ini menjadi pop akustik agraria. 

Kehadiran suling bambu Sunda yang menari-nari dalam nada pentatonis yang langsung menyergap bagai semilir angin dalam lagu pembuka “Ceremai Bersamamu”. Bercerita tentang suasana di gunung Ceremai yang berada di antara Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.

Duo Majalengka ini membuka lembaran musik 2024 dengan album penuh, Arah Waktu. Album pop akustik agraria yang membawa pendengarnya berkelana ke alam pedesaan Majalengka

Dalam lagu “Nuri” berlatar suara latar burung berkicau, dengan liukan suling bambu tanpa babibu langsung membawa kita ke nuansa pedesaan dengan untaian lirik ini,

Nafas sejuk pagi merona / Hamparan Edelweis ciri nan abadi / Ayam hutan lari menggoda / Indah nya alamku di bumi pertiwi

Lalu ada lagu “Ingat Uja” dengan hook yang kuat bicara soal kehilangan namun dalam balutan musik positif dan jadi lagu paling meriah di album ini.

Kehadiran suling bambu Sunda yang menari-nari dalam nada pentatonis yang langsung menyergap bagai semilir angin dalam lagu pembuka “Ceremai Bersamamu”

Lagu tersebut menjadi contoh ketika penyayi/penulis lirik, Alfian Eka Nugraha menunjukan kepiawaiannya bermain kiasan lirik dan bermetafora. Apakah lagu ini bicara tentang kawan baik, atau hewan peliharaan? Seperti dalam beberapa lagu seperti “Drama Sosialita” kita dibuat menebak maknanya. Memangnya ada apa dengan menjadi sosialita dan sengsara?  

Apakah kita sosialita? / Ataukah kita akan sengsara! // Bila waktu ku kini t’lah tiba /
Ku akan pergi untuk bekerja / Bekerja / Bekerja / Bekerja Bersama

Apakah artinya tentang kesenjangan sosial dalam percintaan atau lainnya? Inilah serunya penulisan lirik. Dan Alfian menyadari hal itu dan memutuskan untuk bermain-main dengannya. Hal ini kembali diulang dalam “Previlage”,

Ku dengar darah biru / Aku dari Cibiru // Sudah jelas darah kita berbeda / Tapi kita manusia

Berbalut musik yang joget-able, dengan sentuhan keroncong yang manis di bagian separuh hingga akhir lagu. Berpotensi membuat penonton goyang bersama.

Dari gempuran semua penampil musik folk lokal dalam kurun dua dekade terakhir, tidak berlebihan kalau menyebut  album debut Arah Waktu bisa hadir memberikan kebaruan yang menarik

Lalu ada lagu tentang sang buah hati, “Alisha” dan “Sampai Jumpa Disana”, lagu  kehilangan yang dibawakan dengan syahdu dan ngepop. Di sini Alfian sebagai penyanyi juga mampu bernyanyi lagu pop dengan baik dan terdegar nyaman. 

Satu lagu berbahasa Inggris berjudul “I’m In Love With Your Laugh” menjadi lagu filler yang sedikit keluar jalur, karena terdengar berbeda dalam konteks musik folk-pedesaan ini.

Tapi selain itu gitaris Yussab bermain gitar dengan sangat ciamik. Bermain ritem yang rapih sambil sesekali bermain melodi di sela-sela permainan ritemnya yang padat. Hal ini menjadikan komposisi duo Pinil, Alfian dan Yussan ini terasa jitu. Gitaris Yussan bermain efisien dan adaptif, ditambah penyanyi Alfian yang bisa bernyanyi pop sesekali menyelipkan nada pentatonis. Dan mereka menghadirkan semua itu sambil menyelipkan tema alam dan agraria.

Dari gempuran semua penampil musik folk lokal dalam kurun dua dekade terakhir, tidak berlebihan kalau menyebut  album debut Arah Waktu bisa hadir memberikan kebaruan yang menarik.

 




Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …