Pop Indonesia Seputar ‘65

Oct 4, 2018

Salah satu out put dari bagaimana Bung Karno mempopulerkan Irama Lenso adalah album yang akan kita bahas ini. Presiden Sukarno bahkan menulis lagu pertama di piringan hitam tersebut. Rita Zaharah, Bing Slamet, Titiek Puspa, dan Nien Lesmana bernyanyi kompak bersama maupun bergantian kala melantunkan bagian-bagian pantunnya. Simak liriknya:

Mari kita bergembira
Suka ria bersama
Hilangkan sedih dan duka
Mari nyanyi bersama
Lenyapkan duka lara
Bergembira semua
La la la la la la la… mari besuka ria

 Siapa bilang Bapak dari Blitar?
Bapak kita dari Prambanan
Siapa bilang rakyat kita lapar?
Indonesia banyak makanan

 Tukang sayur nama si Salim
Menjualnya ke Jalan Lembang
Indonesia anti Nekolim
Para seniman turut berjuang

Jalan-jalan ke Surabaya
Lebih cantik memakai pita
Jangn selalu memandang saya
Nanti bisa jatuh cinta

Pagar kawat, pagar berduri
Cat basah jatuh di kabel
Kalau niat mencari istri
Saya pilih yang pintar nyambel

Demikianlah manifesto, irama bersuka ria, dan kejenakaan dipadukan. Untuk Anda yang merasa asing dengan kata “Nekolim”, itu merupakan istilah Bung Karno untuk akronim Neokolionialisme-Kolonialisme-Imperialisme.

Foto: https://groovyrecord.ecrater.com

Lagu-lagu berikutnya di sisi A piringan hitam 10 inchi itu, menampilkan tembang berjudul “Euis” karya Trihanto, “Bengawan Solo” karya Gesang, dan “Malam Bainai” karya Karim Nun. Semuanya dikemas manis oleh iringan musik Jack Lesma dan kawan-kawan. Gitar elektrik yang meluncur cantik dan menyahuti vokal pada “Bengawan Solo” selalu mengintip kita untuk bersantai bersamanya.

Nah, yang paling populer dari album ini tentu saja lagu pembuka pada sisi B.  Lagu ini terdengar pada film Penumpasan Penghianatan G 30 S PKI yang di era Orde Baru rutin ditanyangkan TVRI. Pada album Bersuka Ria, lagu “Genjer Genjer”dinyanyikan merdu oleh Bing Slamet.

Lagu-lagu berikutnya adalah “Soleram”, “Burung Kakak Tua”, dan ditutup dengan “Gelang Sipaku Gelang”.

Demikianlah gambaran rekaman musik pop Indonesia pada akhir 1950an hingga sekitar1965.  Ketika cukup banyak lagu-lagu daerah, lagu-lagu tradisional, lagu-lagu rakyat, diaransemen dan dikemas sedemikian rupa oleh para musisi, sambil masih menitipkan sidik jari gaya musisi itu bermain, berlirik, dan bernyanyi, hingga dapat dinikmati khalayak luas.

Gelang sipaku gelang
Gelang sirama-rama
Mari pulang, marilah pulang
Bersama-sama

 

____

1
2
Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …