Rafi Muhammad – Laughter Master

Dec 19, 2022

Meskipun saya belum pernah ke New York dan ingin sekali ke sana, namun mungkin jika diibaratkan kota, maka Laughter Master adalah New York, sebuah melting pot dari banyak hal: budaya, bahasa juga musik. Lewat empat buah karya terbarunya, Rafi Muhammad mencoba menangkap banyak rasa dalam impuls yang baik, pun tereksekusi dengan baik.

Bagaimana Laughter dibuka dengan “Tasty” yang menyajikan rasa yang kuat, cuilan-cuilan Coltrane dibungkus dengan afro beat? Sebuah perpaduan yang matang, terjalin dengan baik jadi warna yang segar. “Laughter Master” melanjutkan dengan sebuah kanvas funk yang indah diisi scratch vinyl sebagai sparkle yang top notchMeanwhile, kedekatan Rafi dengan hip hop  setelah proyek kolaborasi di EP Gold Plate Pipers tereksekusi kembali dengan baik di “Sawiji”. Rapper Insthinc merespon komposisi ini dengan kegelisahan liriknya, menjadikan lagu ini tak hanya sebuah karya seorang drummer namun sebuah karya hip hop yang organik, kaya aransemen.  Terakhir, “Habbit” punya kompleksitas unik. Sebuah komposisi dengan beat house yang tight setelah sebelumnya dibuka satu menit intro synthesizer dramatis dengan notasi yang belum pernah saya dengarkan sebelumnya, gila!

Satu yang saya catat yang menjadikan EP ini stand out tentu selain dari kecerdasan Rafi, baik sebagai drummer juga produser rekaman ini, yaitu kenyataan bahwa rekaman ini tidak lepas dari musisi-musisi yang ada dalam prosesnya, orang-orang di yang tak hanya bertugas menjadi teman ping-pong dalam sesi rekaman, menjadi teman diskusi yang baik dalam aransemen dan lainnya. Nama-nama seperti Nikita Dompas (gitar), Kevin Suwandhi (synth bass, keyboard) dan Kuba Skowroński (saksofon) yang bukan nama-nama asing dalam skena musik tanah air hari ini.

Lalu jangan lupakan peran Doni Joesran, salah satu punggawa Batavia Collective, serta keterlibatan Randy MP dalam proses mixing, makin dimatangkan oleh peran Viki Vikranta, drummer KPR yang me-mastering mini album yang direkam live ini menjadi lebih dinikmati, tak hanya sebagai karya seorang drummer namun juga sebagai karya musik secara utuh.

Setelah Transition, dengan mendengar Laughter Master, saya mungkin bisa membayangkan progresivitas seperti apa nantinya album terbaru Rafi Muhammad nantinya.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Sambut Album Perdana, Crève, Ouverte! Asal Balikpapan Rilis Single Codex

Band asal Balikpapan, Crève, Ouverte! merilis single anyar bertajuk “Codex” hari Jumat (21/03). Materi ini jadi yang pertama dirilis sejak mereka bergabung dengan label Kolibri Rekords. Band beranggotakan Wendra (gitar), Rahman (bas), Safira (vokal), …

Kedewasaan Bermusik Stompin Potential Tergambar di Album Mini Perdana

Usai menandai kemunculan lewat single “Menggilas Batas” tahun lalu, band hardcore Tasikmalaya, Stompin Potential lanjut dengan langsung merilis album mini perdana berjudul We Will Give No More hari Minggu (16/02). Stompin Potential beranggotakan Adi …