Ragam Cerita Hiasi FLAVS Festival 2022

Sep 14, 2022

Setelah dalam dua edisi sebelumnya terpaksa melakukan penyelenggaraan dengan berbagai adaptasi akibat situasi pandemi, akhirnya di akhir pekan lalu (10 & 11 September) FLAVS Festival 2022 resmi digelar secara offline.

Bertempat di Istora Senayan, Jakarta, lebih dari 50 penampil bergiliran naik di empat stage, yakni Boombox Stage, Rhyme & Grind Stage, Bounce Stage, dan Downtown Cypher Stage.

Dalam dua hari tersebut, setidaknya ada beberapa cerita yang patut untuk diperbincangkan dari festival yang digadang-gadang sebagai festival hip hop, soul dan RnB terbesar di Indonesia.

Sebut saja cerita di hari Sabtu (10/09), bagaimana para pengunjung yang hadir di Rhyme & Grind Stage menjadi saksi dari ajang kembalinya Rebel Education Project alias REP setelah lama absen di atas panggung.

REP bersama Tuan Tigabelas / Dok. Raka Dewangkara

Meski tidak tampil dengan formasi awal, namun REP membawa kejutan dengan melibatkan empat backing vocal yang dihuni oleh wajah-wajah familiar nan berbahaya, yakni Kamga Mo, Chevrina Anayang, Djemima, dan Anindya Pramadhyana dan juga kehadiran Jordy Waelauruw di departemen trompet.

Agak mepet dengan jam tayang penampilan REP, keseruan lain juga berlangsung di Boombox Stage. Adalah proyek Time Machine yang menjadi penanggung jawabnya, menampilkan diva-diva Indonesia seperti Denada, Imaniar, Reza Artamevia, Sania hingga Shanty yang penampilan keseluruhannya dinahkodai oleh Nikita Dompas.

Imaniar di proyek Time Machine / Dok. Raka Dewangkara

Menjelang tengah malam, Kenny Gabriel bersama The Playground Live Session memboyong banyak nama untuk tampil bersamanya di Bounce Stage. Nama-nama seperti Rizkia Laras, Kara Chenoa, Fang Tatis, Kyriz Boogieman, Jelita, Popsickle, dan Imelda Lizal adalah nama-nama tersebut.

Kenny Gabriel bersama Fang Tatis dan Kyriz Boogieman / Dok. Raka Dewangkara

Masih di hari yang sama, penampilan Iwa K juga terbilang spesial karena ia membawakan “Mampir Ngombe”, nomor kolaborasinya bersama Sudjiwo Tejo yang malam itu kehadirannya ‘ditampilkan’ dalam sebuah video di layar panggung.

Iwa K tampil prima / Dok. Raka Dewangkara

Beralih ke hari kedua, lain cerita bagi Salon RnB, yang di kesempatan lalu menjadikan FLAVS sebagai ajang festival pertama bagi mereka semenjak terbentuk di pertengahan tahun ini. Kolektif RnB yang beranggotakan Gavendri, Moneva dan RL KLAV mendapat kesempatan tampil di sore hari, di mana mereka bergantian unjuk gigi di atas panggung sebelum akhirnya menutup set bersama dengan nomor “Can’t Take My Eyes Off You”.

Festival pertama bagi kolektif Salon RnB / Dok. Raka Dewangkara

Berpindah ke Downtown Cypher Stage, Dzee berkesempatan untuk menjajal panggung dengan membawakan beberapa materi dari album terbarunya, MERAHITAM.

Dzee di sore hari yang menyengat / Dok. Raka Dewangkara

Jika di hari pertama ada proyek Time Machine, maka di hari kedua ada proyek Rap Rock United yang memuat ragam kolaborasi dari St. Loco, 7 Kurcaci, Kripikpeudeus, Ragajimesin, Master Wu dan juga kehadiran musisi tamu seperti Andy /rif, Eka Annash, Iwa K, John Doe, Laze dan Yacko.

Sebagai penutup di Boombox Stage, dengan garang Symphony From Hell tampil dengan set cukup panjang. Melibatkan banyak rapper seperti DPMB, GNTZ, Mario Zwinkle, Moneva, PB, Ramengvrl, Sade Susanto, Tuan Tigabelas, Uncle T dan Xaqhala.

Symphony From Hell / Dok. Raka Dewangkara

Tidak hanya seputar penampilan musik saja, karena FLAVS juga menyediakan ragam keseruan aktivitas lainnya. Salah satunya adalah kehadiran Cinema Room Film yang menayangkan beberapa film dokumenter, pun juga dengan workshop hingga kolaborasi sang festival dengan Hairnerds Studio dalam program DPR Ghetto yang membuka jasa potong rambut dengan bayaran sesuka hati.

Sebagai sebuah edisi pertama secara offline, FLAVS Festival 2022 bisa berbangga diri sebagai salah satu festival musik memorable di tahun ini.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Band Rock Depok, Sand Flowers Tandai Kemunculan dengan Blasphemy

Setelah hiatus lama, Sand Flowers dengan formasi Ilyas (gitar), Boen Haw (gitar), Bryan (vokal), Fazzra (bas), dan Aliefand (drum) kembali menunjukan keseriusan mereka di belantika musik Indonesia.  Memilih rock sebagai induk genre, Sand Flowers …

Nyala Aksara: 25 Tahun Grindcore Pioner Semarang, AK//47

Saat ini AK//47 berbasis di Oakland, California, Amerika Serikat. Namun, Indonesia, terutama Semarang, tidak dapat dilepaskan dari tubuh AK//47