Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka mempromosikan album baru mereka.
Tur album CMFIL? atau disebut Konser Tunggal MALIQ yang dipromotori oleh JagJag Studio dan Northstar Entertainment ini sukses berlangsung di 5 kota di Indonesia yaitu Makassar, Bali, Surabaya, Jogja, dan Bandung selama Oktober hingga awal Desember 2024 dan akan ditutup tanggal 29 Desember 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Di 5 kota pertamanya, MALIQ menghadirkan konsep panggung yang sesuai dengan tema album untuk menciptakan banyak sekali kenangan dimulai Soundcheck Experience hingga pertunjukan utama malam harinya menampilkan daftar lagu yang begitu apik selama 2 jam penuh tanpa jeda. Sebanyak total 26 lagu yang dimainkan menyertakan berbagai encore seperti “Bagaimana Kutahu”, “The One”, “Inilah Kita”, “Coba Katakan”, “Aurora”, dan “Drama Romantika”.
Catatan perjalanan MALIQ selama 22 tahun hingga menelurkan album Can Machines Fall In Love? pun tercatat di wall of fame setiap kota kunjungan yang menjadi spot favorit untuk para pengunjung berfoto ria.
Selain memperlihatkan bukti kehadiran, pengunjung juga bisa melakukan pembelian merchandise spesial tur ini di booth Pophariini Store dan mendapatkan kartu Flazz edisi khusus Can Machines Fall In Love? Album Tour di booth MyBCA.
Konser Tunggal MALIQ selalu diawali “Intro” dari album CMFIL? yang diikuti nomor-nomor terbaik lainnya, “Semesta”, “Heaven”, “Dia”, “Kangen”, “Penasaran”, “Sampai Kapan”, “Menari”, dan masih banyak lagi. Terutama yang paling dinanti pastinya saat mereka mempertunjukkan materi terbaru, “Dadidu di Dada”, “Aduh”, “Terus Terang”, “Hari Terakhir”, “Kita Bikin Romantis”, dan “Begini Begitu”.
Konsep panggung di setiap kota yang tadi disebutkan sesuai dengan tema album konsisten menampilkan dekorasi yang khas. Hal ini merupakan perwujudan dari judul album itu sendiri, Can Machines Fall In Love? memadukan warna merah dan biru layaknya sambungan kabel komputer untuk menyatakan bahwa perasaan manusia tak tergantikan oleh mesin sekalipun.
Formasi MALIQ untuk panggung Konser Tunggal ini tak hanya seru oleh para personel, Angga, Indah, Widi, Jawa, Ilman, dan Lale, namun hadirnya musisi-musisi pendukung yang solid dan energik. Sebut saja Kamga, Menuk, dan Meilita yang mengisi backing vocal, Rejoz pada perkusi, Jordy pada terompet, dan Ivan pada synthesizer.
Setelah videoklip single ketiga MALIQ “Begini Begitu” tayang di Makassar, Bali, dan Surabaya, giliran panggung Yogyakarta yang kedatangan tamu spesial. Tak lain pemeran video tersebut, Angga Yunanda yang ikut menyanyikan lagu “Begini Begitu” didampingi Indah dan Angga. Sayang, kekasihnya Shenina Cinnamon yang ikut berperan dalam video berhalangan datang.
Mengingat kembali bagaimana momen di balik panggung Konser Tunggal MALIQ di kota pertama Makassar dan yang kedua Bali. Para personel tak henti mengucapkan syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam tur mereka.
“Makasih teman-teman yang sudah mengeluarkan energinya. Dari tahun lalu, akhirnya sekarang ada 6 kota. Impian yang sudah kami mimpikan akhirnya tercapai tahun ini. Makasih teman-teman semua yang sudah bahu membahu mewujudkan cita-cita kami. Semoga ini menjadi awal yang baik lagi untuk ke depannya, bisa kasih energi lagi buat kita semua, dan bisa kasih berkah lagi buat kita semua. Dari mata-mata merahnya, tapi semuanya pasti happy karena ini semua yang kita inginkan. Semoga kita bisa bersyukur,” kata Angga sebelum tampil di panggung Makassar.
Widi juga mengungkapkan, semua proses yang dilakukan oleh tim sampai akhirnya tur ini bisa terlaksana merupakan perjuangan yang luar biasa, “Setiap hari kenceng. Cuma gue mewakili yang akan main di atas panggung, InsyaAllah kami pastikan kami akan melakukan yang terbaik. Gak ada yang benar atau salah malam ini, semuanya kita hanya senang-senang. Semua tim yang sudah berlatih, kita sudah usaha maksimal. Setiap peran di sini sudah maksimal banget. Ini gue anggap bukan kota pembelajaran, tapi semua tur ini langkah baru untuk MALIQ, Northstar, Mad Haus, semua untuk mimpi-mimpi kita di tahun 2025 dan selanjutnya”.
Sebuah pengalaman berharga diungkapkan Angga saat ia tengah berangkulan bersama rekan-rekannya sebelum tampil di panggung Bali. Angga mengenang seseorang yang bertemu dengannya di bandara.
“’Mas, tadi malam bagus banget. Saya terbang,’ dari mana gue lupa, ‘Untuk ke Makassar liat kalian’. Jadi, satu orang ini value-nya gede banget. Tadi kita di pesawat juga liat banyak orang yang terbang untuk kita malam ini untuk fokus nonton ke sini jauh-jauh. Justru itu watt-nya lebih dari mungkin beribu-ribu orang. Semoga malam ini kita bisa tampil maksimal, ber-impact untuk kita dan semua orang,” ungkap Angga.
Tak sekadar konsep panggung yang menjadi perhatian di Konser Tunggal MALIQ. Sarah Deshita selaku Co-Founder Jagjag Studio saat ditemui di Bandung menceritakan soal bagaimana MALIQ menentukan lagu-lagu yang dibawakan untuk setiap kota kunjungan.
“Setlist pasti dari Widi dulu. Terus mereka workshop berenam dan gue merespons dari sisi kreatifnya. Setiap kota lagu yang diinginkan beda, setiap kota behavior beli tiketnya beda, setiap kota secara media sosial beda,” kata Sarah.
Dari 5 kota kunjungan yang masuk ke daftar tur album CMFIL?, Sarah mengaku Surabaya dan Jogja memiliki kesan tersendiri, “Surabaya menurut gue menarik karena satu-satunya yang indoor. Kami bisa memainkan lighting terbaik di sana. Prambanan berkesan karena pengin banget bikin acara di samping candi”.
Perkenalan Sarah dan MALIQ memang bukan kemarin sore. Ia mengungkapkan kesan terhadap perjalanan MALIQ dari tahun-tahun awal karier mereka hingga menjadi rekan bisnis Widi saat ini.
“Kalau gue dari awal sih udah tau ini band akan lama. Rasanya tuh kayak menurut gue ini music wise, easy to comprehend. Terus melihat mungkin mengenal personelnya bukan tipe yang kalau ada masalah tidak bisa diselesaikan. Ini band pasti akan lama. Sebenarnya dari di Four Seasons, 2004-2005. Ini mah band beneran. Gue makin menyadari ketika gue kerja di radio atau promotor mungkin melihat MALIQ adalah band yang bisa gue telfon kapan saja pasti siap manggung.”
Bandung yang menjadi kota terakhir di Indonesia mendapat sambutan yang paling romantis. Hujan deras yang membasahi tak menjadi penghalang calon penonton untuk mengantre sejak sore.
Pertunjukan malam itu menjadi syahdu, bukan karena “Drama Romantika” melainkan anak-anak para personel MALIQ naik ke atas panggung berjoget ria dan gembira bersama penonton di hadapan.
“Perasaan antara haru, happy, tegang, masih nyampur. Kami pertama kali bawa konsep sebesar ini ke daerah. Haru terhadap penonton setia MALIQ selama ini, maupun internal yang udah kasih effort-nya 200% supaya ini berjalan lancar,” kata Widi saat ditemui sebelum manggung di Bandung.
Widi merasa banyak pembelajaran dari pelaksanaan CMFIL? Album Tour. Ia sangat berharap perjalanan untuk kembali memperkenalkan bandnya bisa singgah ke kota-kota yang lain di Indonesia.
“Kami banyak belajar, next apa yang perlu kami lakukan. Konsep apa yang perlu kami bikin untuk membawa musik MALIQ ini bisa lebih merata ke kota-kota lain. Kami sadar ini gak mudah, setiap kota punya kesulitannya masing-masing. Kami coba dulu 5 kota dengan skala yang sebenarnya lumayan besar. Kami lagi mikir konsep apa yang bisa, compact-nya seperti apa tanpa mengurangi soul-nya. Efek tahun 2024 dengan keviralan ‘Kita Bikin Romantis’, memang sudah wajib MALIQ untuk bisa kasih perkenalan kembali MALIQ ke semua orang di Indonesia bahwa MALIQ itu band yang sudah 22 tahun karena Gen Z banyak menganggap MALIQ band baru. Mereka gak tau ‘Untitled’ album pertama atau kedua. Kami harus berkenalan lagi. Kami gak mau ‘Kita Bikin Romantis’ lebih besar dari bandnya,” tutup Widi.
Berbicara orang-orang yang juga berperan menyukseskan Konser Tunggal MALIQ di 5 kota adalah Andin Witama selaku Team Leader Pophariini Store. Ia mengatakan antusiasme pembeli merchandise MALIQ di booth Pophariini Store sebanding dengan pengunjung yang hadir.
“Mereka rela antre, meski lagi panas atau lagi hujan. Dan dari 5 kota, Bandung jadi angka penjualan merchandise terbaik. Keliatan juga di kota ini meskipun hujan deras, mereka tetap ngantre buat beli merchandise,” jelas Andin yang membocorkan 3 merchandise paling diminati yaitu T-shirt MAD Century Dusty Pink, T-Shirt MAD Century Navy, dan T-Shirt MAD Tour Black.
Sementara itu, Javyerist Xavioly atau akrab disapa Javy selaku Personal Assistant MALIQ & D’Essentials sempat menceritakan pengalamannya. “Job desc gua itu sebenarnya sangat mudah, tapi besar tanggung jawabnya karena ngurusin kakak-kakak MALIQ & D’Essentials itu bukan cuma sekedar memenuhi riders, namun gimana gua mengutamakan kenyamanan mereka dan memenuhi semua kebutuhan, gak cuma di backstage aja selama di kota tur tersebut. Yang paling penting, capeknya gua selalu terbayar kalau ngeliat mereka turun dari atas panggung happy, padahal udah cape manggung”.
Javy melihat MALIQ selalu bersemangat di tengah jadwal manggung yang padat dan harus menyelesaikan tur ini.
“Mereka tuh gak pernah keliatan gak happy dari 5 kota yang ada. Di 2 kota pertama cuaca panas, kota berikutnya indoor, dan 2 kota terakhir hujan deras, tapi mereka tetap happy yang suka bikin gua nangis di pinggir stage ketika nonton mereka. Mereka gak cerita atau ngasih liat kalau mereka gak happy atau ga nyaman,” tutup Javy.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …
Rayakan Hidup, Geura Luncurkan Album Mini Dansa Melirih
Solois pop asal Samarinda, Geura meluncurkan album mini berjudul Dansa Melirih (20/12). Lewat sesi wawancara yang berlangsung hari Senin (16/12), pria yang bernama Muhammad Wisnu Yudistira ini menceritakan karier musiknya dan bagaimana kisah di …