Rayakan Hidup, Geura Luncurkan Album Mini Dansa Melirih
Solois pop asal Samarinda, Geura meluncurkan album mini berjudul Dansa Melirih (20/12).
Lewat sesi wawancara yang berlangsung hari Senin (16/12), pria yang bernama Muhammad Wisnu Yudistira ini menceritakan karier musiknya dan bagaimana kisah di balik rilisan terbaru.
Ia mengaku nama panggung yang digunakannya sejak 2019 itu diambil dari panggilan kecil yang diberikan kekasihnya dan merupakan kata yang dilafalkan dengan ejaan Sunda, Geura.
Melalui rilisan terbarunya, Geura mengajak pendengar untuk tetap menikmati kehidupan dengan penuh semangat, sekalipun dilanda kesulitan dan kesedihan di titik terendah.
“Bagaikan penari yang harus tetap berdansa dengan indah walau hati melirih. Tidak apa menangis, but show must go on. Semua terjadi atas izin-Nya dan tugas kita hanya bertahan,” ungkap Geura.
Ketika ditanya tentang strategi promosi, musisi yang mengaku mendapat pengaruh musik dari Pamungkas ini menerapkan strategi dari yang paling mendasar terkait prinsip penulisan lagu.
“Saya selalu berpegang pada proses pembuatan lirik yang ringan, kasual, dan mudah dipahami tanpa pendengar perlu merenungkan pesan tersembunyi. Komposisi musiknya sederhana dan tidak melelahkan telinga, dengan melodi yang mudah dinyanyikan dan diingat. Oleh karenanya saya menggunakan bahasa Indonesia, meski bagi beberapa pihak dirasa sulit dalam penyusunannya,” jelas Geura.
Selain prinsip penulisan lagu, Geura juga menetapkan positioning karya.
“Saya menetapkan positioning karya sebagai media untuk menghidupkan kembali memori cinta dengan berbagai subjek atau hal yang layak dicintai, sekaligus menawarkan solusi, bukan sekadar merayakan momen kelirihan. Hal ini terlihat dari lagu-lagu saya yang mengandung lirik yang lirih, namun tetap diiringi musik ceria sebagai penyemangat pendengar,” tambahnya.
Geura menilai Samarinda menyimpan begitu banyak musisi potensial, baik yang sudah terekspos, maupun yang underground, serta ekosistem yang saling merangkul.
“Hal ini terus berkembang baik dengan dukungan fasilitas yang memadai seperti ketersediaan sumber daya profesional di bidangnya, proses produksi, media promosi, gigs yang mulai rutin diadakan bagi musisi lokal, dan perkembangan pelaku usaha selaku mitra acara,” tutup Geura.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Maxi Single Mekar Seribu Runtun Jadi Momen Kembali CJ1000
Band yang menamakan genre musik mereka heavy rock ugal, CJ1000 akhirnya kembali berkarya lewat perilisan maxi single Mekar Seribu Runtun berisi dua lagu “Mekar Seribu Runtun” dan “Tangga Semesta II” (15/01). CJ1000 …
Lalahuta Ungkap Cinta yang Terpendam Lewat Single Pintu Rahasia
Lalahuta membuka tahun yang baru lewat perilisan single “Pintu Rahasia” (15/01). Single ini mengangkat sisi kerahasiaan dari kisah cinta dengan menyentuh tema kejujuran dan perasaan mendalam yang sulit untuk diungkapkan. Berdurasi sekitar …