Rayakan Satu Dekade, Alexa Rilis Album Live

Aug 8, 2019
Alexa

Tak terasa, usia ALEXA sudah satu dekade. Demi merayakan perjalanan satu dekadenya, power pop/rock band asal Jakarta ini melepas sebuah album live yang bertajuk A Decade of Love, Life dan Laughter pada 7 Agustus kemarin.

Satu dekade bukan usia singkat untuk perjalanan sebuah band. Tak banyak band yang bisa bertahan sampai satu dekade karena ya sepertinya bukan merupakan hal yang mudah untuk dijalani. Selama periode itu, Alexa mengalami banyak pasang-surut, manis-pahitnya cerita dalam kariernya: Ditinggal banyak personil, keluar dari mayor label hingga menyisakan 3 personil: Aqi Singgih, Satrio dan Fajar Arifan yang harus berjuang secara independen.

Kisah perjalanan mereka selama hampir 12 tahun berkarya inilah yang membuat band yang terbentuk tahun 2007 ini terinspirasi untuk membuat sebuah karya perjalanan mereka dalam sebuah Intimate Concert yang juga direkam secara live pada akhir tahun lalu.

Alexa

Live akustik perayaan ultah satu dekade Alexa / dok. Alexa (instagram)

“Selama perjalanannya, banyak hal yang telah kami lewati baik dalam kehidupan masing-masing maupun dalam kehidupan ALEXA sebagai sebuah band. Hal ini yang kami ingin kami share ke penikmat musik khususnya ALEXIAN (fans Alexa) yang selama ini selalu memberikan support dalam perjalanan kami”, jelas Fajar.

Senada dengan Fajar, Aqi menambahkan, bahwa dalam perjalanannya ALEXA dalam industri musik di Indonesia ini banyak cerita Cinta, Sedih dan Bahagia yang secara tersirat tertuang dalam karya-karya dari ALEXA yang telah mengeluarkan 3 album selama ini.

Album yang direkam secara Live pada saat Intimate Concert mereka di di SKYE66, Jakarta beberapa waktu lalu ini berisikan 9 buah lagu yang merupakan kumpulan lagu-lagu favorit dari fans dan mereka sendiri yang diaransemen ulang secara akustik minimalis.

Alexa

Sampul album live Alexa

“Aransemen Akustik ini kami pilih untuk menggambarkan usia perjalanan kami bertiga sebenarnya, udah capek kayaknya bikin lagu yang rumit dan penuh distorsi gt ya? Dibikin simple aja tapi masih manis dan enak terdengarnya heheheh”, canda Satrio.

“Takkan Pernah Bisa” dipilih sebagai single yang mewakili dari album terbaru mereka ini. Menurut Aqi, lagu yang juga merupakan OST dari sebuah film berjudul Hari Untuk Amanda dirilis bertepatan tepat 10 tahun yang lalu yakni pada tahun 2009. Yang menarik dari single tersebut dibuat dalam 2 versi, yakni versi Live dan Studio Version.

Selain tiga personil Alexa, album live ini juga dibantu oleh beberapa musisi yang memang sering membantu ALEXA selama beberapa tahun terakhir ini seperti Adrian Martadinata yang ikut membantu mengisi bagian Gitar Akustik, Morriz Putra yang membantu mengisi keyboard dan pad, serta Agus Kristianto yang juga membantu mengisi Bass dalam lagu “Takkan Pernah Bisa”.

Selain nama-nama di atas, ALEXA juga mengajak beberapa musisi lain untuk berkolaborasi menggubah dan memberikan warna di album ini. Beberapa diantaranya adalah Bilal Indrajaya, Vega Antares dan sang istri dari Aqi, yakni Audrey Singgih.

Mengaku fans ALEXA? Silakan cek album mereka di layanan streaming musik digital dan jangan lupa juga mencek #VLOGALEXA, vlog yang dibuat ALEXA di Youtube ya.

______

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang