Rayakan Valentine dengan Rekomendasi 5 Film Indonesia Bertema Musik
Apa persiapan kalian untuk menyambut hari Valentine besok? Di masa pandemi ini, nampaknya tak banyak yang bisa dilakukan selain berada di depan laptop di rumah sambil WFH (Work From Home) melakukan meeting demi meeting virtual yang melelahkan pastinya.
Seandainya 14 Februari sebagai hari cinta itu adalah hari libur demi merayakan cinta yang akhir-akhir ini pudar di seluruh umat manusia di dunia, pastinya saat ini kalian akan bersantai, staycation di hotel atau di rumah kalian yang nyaman, terjerembab rileks di sofa di halaman belakang menghadap taman atau kolam renang.
Posisinya tetap akan berada di depan laptop atau di layar televisi, namun tidak akan lelah dengan weekly report atau segala macam tetek bengek pekerjaan, melainkan fokus menonton film-film favorit, baik di Netflix, Disney, dan ruang-ruang virtual lain yang tersedia.
Nah, demi membela kejenuhan dan mengandai-andai tanggal merah itu ada, Pophariini akan mereferensikan 5 film Indonesia bertema musik yang layak kalian re-visited. Most of these movies pastinya sudah tayang satu bahkan dua dekade silam, namun tak ada salahnya buat kalian yang mungkin tertinggal atau terlupa, here’re the lists.
GARASI
Tahun: 2006
Sutradara: Agung Sentausa
Buat kalian yang doyan banget ngeband, mungkin saja film ini terlupakan dari rotasi kalian. Yes, Garasi mengisah tentang tiga orang remaja yang hidup dari bermain musik dan membentuk band bernama Garasi membawakan lagu-lagu rock alternatif. Di tengah perjalanan karier mereka, muncul berbagai macam konflik, dari hubungan asmara, pertentangan denhan keluarga dan tudingan, stigma negatif sebagai musisi dari masyarakat sekitar.
Bercerita mengenai tiga anak muda yang membentuk band dengan lagu-lagu alternative rock. Iya, memang sesederhana itu, se klise itu, tapi esensi film ini lebih dari itu. Konflik seputar bagaimana mereka membentuk band cukup menarik dan berisi sesak, dengan kesalahpahaman, pertentangan keluarga, hingga menghadapi stigma masyarakat. Dari konflik-konflik itu mereka jadi mengenal jati diri mereka. Di tengah-tengah cerita tersebut, ada scene menarik tentang tiga shopkeeper nyentrik yang bekerja di toko musik yang selalu membuat hal usil kepada pelanggan. Ringan dan menghibur, layak disimak!
DUNIA MEREKA
Tahun: 2006
Sutradara: Fauzia Susatyo
Sama seperti Garasi, film ini mengisah tentang perjalanan hidup seorang musisi, dalam hal ini yang menarik adalah musisi perempuan. Filly (Adinia Wirasti), seorang gitaris wanita yang suka dengan musik blues melalui gitar Fender peninggalan mendiang ibunya. Suatu hari Filly bergabung dengan sebuah band dimana dia diberikan kekebasan untuk bermain blues dan memperkaya musikalitas band tersebut. Kisah cinta menyertai perjalanan hidup Filly, terutama ketika ia mengenal Ivan (Christian Sugiono) yang adalah partnernya di band tersebut. Ada scene menarik ketika Filly dan band mendapat tawaran rekaman namun mereka harus menghilangkan semua pengaruh musik blues yang berasal dari gitar Filly dan berpindah ke jalur yang lebih pop serta komersial. Bagi Ivan, ini adalah logis namun bagi Filly, ia tidakakan pernah berhenti bermain blues. Sebuah konflik menarik yang layak disimak.
REALITA CINTA & ROCK N ROLL
Tahun: 2006
sutradara: Upi Avianto
Dibintangi oleh Vino G Bastian sebagai Ipang, Herjunot Ali sebagai Nugi dan Nadine Chandrawinata sebagai Sandra. Ini adalah cerita persahabatan antara Nugi dan Ipang yang selalu melakukan banyak hal bersama-sama during their teenage years.
Yang menariknya, selain kenalakan mereka, Nugi dan Ipang pun ternyata memiliki sebuah band rock ‘n roll yang sudah pernah nge-gig, meskipun belum sampai dikontrak label. Nugi sebagai vokalis dan Ipang sebagai drummer, mereka nampak manggung membawakan lagu BIP berjudul “Gak Ada Takutnya”. Namun alih-alih mengejar impian sebagai rockstar, mereka malah banting setir menjadi seorang penari karena diajarkan oleh ayah kandung Nugi.
CHRISYE
Tahun: 2017
Sutradara: Rizal Mantovani
Seperti judulnya, film ini menceritakan tentang perjalanan karir sang legenda musik Indonesia, Chrisye, dimulai dari sejak ngeband di masih remaja sampai ia akhirnya bermain di Guruh Gypsy, band profesional yang ia geluti di masa muda. Meski sang ayah menentang karena punya rencana Chrisye menjadi insiyur, namun Chrisye bisa keluar dari kungkungan itu dengan menjadi penyanyi solo profesional berkat kontraknya dengan perusahaan rekaman. Sosok Vino G Bastian memerankan sosok Chrisye dengan sangat baik.
KAMULAH SATU SATUNYA
Tahun: 2007
Sutradara: Hanung Bramantyo
Jika kalian ingin film Indonesia bertema musik tapi dikemas dengan drama komedi, nah film ini cocok buat dinikmati. Film ini bercerita menitikberatkan kepada kisah seorang fans musik. Indah (Nirina Zubir), adalah seorang gadis SMA di daerah Bayah, Banten, yang telah lama ditinggal oleh kedua orang tuanya. Semenjak kecil Indah diurus oleh Abahnya (Didi Petet) dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan, namun ternyata Indah tidak pernah merasa susah karena ia memiliki sebuah obsesi yang sangat diimpikannya. Obsesi tersebut adalah bertemu langsung dengan band Dewa 19. Kisah Indah sebagai seorang ‘Baladewa’ dan perjalanan beratnya demi menonton konser Dewa19 dan bertemu langsung dengan idolanya ini menarik untuk disimak.
____
*) Ini adalah tulisan pertama Asmarandana. Penulis perempuan dari Yogyakarta yang gemar menulis, mendengarkan Van Morrison sambil minum kopi dan mengendus bau tembakau cengkeh.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo
Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …
Perspektif Pekerja Seni di Single Kolaborasi Laze, A. Nayaka, dan K3bi
“Rela Pergi” menjadi single kolaborasi perdana antara Laze, A. Nayaka, dan K3bi via Sandpaper Records (29/11). Tertulis dalam siaran pers bahwa proyek yang diinisiasi sejak pertengahan 2024—usai Laze merilis DIGDAYA dan sebelum …