.Feast – Abdi Lara Insani
Bicara aksi rock lokal saat ini sulit untuk tidak memasukan nama kuintet rock alumnus Universitas Indonesia yang baru merilis album baru, Abdi Lara Insani ini. .Feast masih bertahan berjalan gagah di antara band-band lain seangkatannya seperti Anomalyst dan Glaskaca yang kurang beruntung.
Dan rasanya tidak berlebihan bila dibilang dibilang salah satu beban musik rock lokal ada di pundak mereka. Terlebih dengan materi terbaru mereka yang terdengar lebih matang ini. Dibuka dengan “Berhenti di Kotak Suara”, sebuah intro bergitar akustik dengan pengisi suara Vincent Rompies yang berbicara wejangan kepada anak laki-lakinya yang bernama ALI yang tengah ‘berjuang di jalannya’.
Oke, soal konsep tematik, Baskara dkk. memang jagonya. ALI atau Abdi Lara Insani ini mendapatkan inpirasinya dari sosok Bento. Lagu milik salah satu empunya lagu protes Indonesia, Iwan Fals. ALI bisa dibilang adalah sosok proto-Bento, dan bila Bento adalah sosok yang sudah sukses, ALI diandaikan sebagai sosok Bento sebelum sukses dan menjadi orang besar. Makanya album ini dibuka dengan intro wejangan itu.
Senang mendengar .Feast bisa hadir sejauh ini, dengan sound megah dan riff gitar galak ala rock stadium tapi masih ramah untuk telinga muda-mudi jaman sekarang.
Kisah pun mengalir dan terbaca secara harfiah dari judul lagu-lagunya. “Bintang Massa Aksi” yang funky dengan seksi tiup yang bersahut-sahutan megah. Lalu telinga dibanjur oleh bass gitar lambat dengan fuzz yang basah tapi tajam jadi intro lagu, “Camkan”. Nuansa stoner mampir di lagu ini dengan bait reffrain yang sangat mengundang untuk ber sing along. Soal undangan untuk memancing koor massa di panggung ini juga kekuatan kuintet ini. Terlebih lagu-lagu di sini memang seperti dirancang untuk bergaung di panggung-panggung raksasa.
“Kuping Ini Makin Lalai, “Gugatan Rakyat Semesta” Jaya”, “ALI” dan “Senin Toko Tutup” adalah lagu lainnya yang menggedor gendang telinga ini. Dengan lirik-lirik yang tidak kalah gagah dan keren. Meskipun istilah petir yang diulang-ulang dalam dua lagu .Feast sudah lebih gagah sebelumnya di tangan Komunal lebih dulu melalui lagu “Rock Petir”. Namun tetap saja senang mendengarkan .Feast bisa hadir sejauh ini, dengan sound megah dan riff gitar galak ala rock stadium tapi masih ramah untuk telinga muda-mudi jaman sekarang.
Raungan riff gitar berat catchy, musik berdentum tebal menggedor gendang telinga dan lirik yang menghujam nurani politisi. Namun apakah cara ini masih efisien?
Berbagai pengaruh era 90an dan 2000an terdengar di sana-sini dari Soundgarden, Muse, hingga, Queen of the Stone Age. Bahkan dengan sound seperti sekarang .Feast dengan album penuh keduanya ini layak disandingkan dengan aksi lokal asal Bali, Navicula yang juga galak dan tajam baik musik maupun liriknnya.
Salah satu esensi musik rock adalah perlawanan terhadap kemapanan dan juga protes akan kondisi sosial. Dan Abdi Lara Insani ini adalah paket lengkap akan hal itu. Namun perlawanan terhadap apa, apakah masih relevan melakukan perlawanan dengan musik?
Musik rock esensinya adalah perlawanan, protes terhadap kemapanan dan kondisi sosial. Abdi Lara Insani adalah paket lengkap akan itu. Namun perlawanan terhadap apa?
Abdi Lara Insani menawarkan raungan riff gitar berat yang catchy, musik berdentum tebal menggedor gendang telinga dan lirik yang mampu menghujam nurani politisi. Apakah cara ini masih efisien? Nampaknnya Baskara dkk. masih percaya.
Namun seberapa efektifkah yang .Feast lakukan dengan menyoroti tema-tema politik dan sosial ini? Apakah mampu membuat perubahan signifikan, atau hanya sekedar menjadi teman untuk bersenang-senang dan ber-sing along dalam perhelatan musik di era peralihan pandemi ini? Tidak berani berharap banyak tapi sepertinnya kenyataan hanya akan jatuh di opsi yang terakhir.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Band Punk Indonesia Favorit MCPR
Dalam perhelatan Festival 76 Indonesia Adalah Kita di Solo, kami menemui band punk-rock asal tuan rumah, MCPR sebagai salah satu penampil untuk mengajukan pertanyaan soal pilihan 5 band punk Indonesia favorit mereka. Sebelum membahas …
Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan
Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi. …