Musik Jakarta #1
Rekomendasi: Musik Jakarta (Issue 01)
Penulis: Felix Dass dan Jon Navid
Penerbit: Binatang Press
Awal 2020 ini mencatat kembalinya sebuah format klasik sebuah bacaan, yaitu buku dalam bentuk cetak. Dan mereka menyebutnya dengan: buku jurnal. Karena buku edisi perdana ini berisi wawancara sejumlah pelaku industri kreatif Indonesia yang dipilih dan diwawancarai langsung oleh Felix Das serta didokuemtasikan oleh John Navid.
Ada 8 tokoh yang diangkat di dalam buku jurnal ini. Dari pendiri label musik/manajemen, pendiri/pemilik bar Mondo, kolektor piringan hitam/pendiri/pemilik toko PH, DJ, hingga rapper perempuan. Semua mendapatkan porsi wawancara santai yang mendalam.
Seperti yang tertulis dalam pengantarnya, Felix selaku penulis, dan John sebagai pendokumentasi bekerja sama dengan Binatang Press ingin coba merekam mereka yang hidup dari industri musik di Jakarta ke dalam jurnal buku setebal 76 halaman. Dan direncanakan akan terbit lagi, tapi entah kapan. “Kalau boleh jangan ditanya kapan edisi kedua dan seterusnya datang. Biarkan kami mencari ritmenya pelan-pelan” begitu tulis Felix dalam pengantarnya.
Buku ini dicetak menggunakan mesin Risograph dan dicetak dalam 4 warna. Sehingga secara estetis tampilannya terbilang menarik dan fresh. Terutama bila sebelumnya kita terbiasa memandangi layar terang ponsel/laptop kita. Belum lagi penggunaan material kertas tebal yang terasa hangat di tangan. Bila bicara visual, estetikanya juara.
Sekilas tentang mesin cetak Risograph ini adalah mesin percetakan lama yang biasa untuk mencetak komik stensil dan tabloid. Sehingga menambahkan nuansa vintage pada tampilannya. Dan keunikan visual itu tentu tidak mengherankan jika melihat latar belakang Binatang Press yang selalu menerbitkan buku dengan layout dan kualitas produksi yang mumpuni. Silahkan klik di sini untuk melihat lebih banyak katalog mereka.
Itu bila berbicara kelebihan. Namun sayangnya saya pribadi cukup terganggu dengan pemilihan tipe font, warna dan rapatnya spasi antar teks dalam artikelnya. Seharusnya bisa lebih diatur lagi agar nyaman untuk mata. Terutama bagi mata yang sudah terbiasa melihat layout teks/artikel di layar komputer.
Namun bila bicara estetika, sekali lagi hal tersebut seharusnya tidak masalah. Dan nilai estetika ini yang membuat buku jurnal ini dibandrol dengan harga Rp 155.000.
_____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan
Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi. …
Beltigs Asal Bandung Menandai Kemunculan Lewat Single Pelican Cove
Bandung kembali melahirkan band baru yang menamakan diri mereka Beltigs. Band ini menandai kemunculan mereka dengan menghadirkan single perdana “Pelican Cove” hari Kamis (07/11). Beltigs beranggotakan Naufal ‘Domon’ Azhari (gitar), Ferdy Destrian …
[…] dengan mesin risograf yang hasilnya artsy, membuat buku jurnal 76 halaman ini menarik untuk dikoleksi. Menghadirkan wawancara mereka-mereka yang berjuang di Jakarta […]