Rekomendasi: SUPER (Sun Eater Prontaxan Energi) – Sun Eater, Prontaxan
Sebelum membicarakan kolaborasi SUPER antara Sun Eater dengan unit kitsch funkot Jogjakarta, Prontaxan, kita harus sedikit membahas soal istilah kitsch itu sendiri.
Berasal dari bahasa Jerman “yang termurah” atau juga menunjuk pada objek yang miskin cita rasa dan juga miskin kualitas sehingga disebut sampah artistik. Kitsch juga diakrabi hadir dalam karya-karya desain dan seni rupa kontemporer. Menurut penyair dan pakar sastra Sapardi Djoko Damono, kitsch merupakan sebuah istilah umum yang dikenakan pada karya tiruan yang mengambil bahan dari kesan yang sejati yang dibuat atau disusun untuk memenuhi selera masyarakat luas namun tidak peka terhadap inti kesan.
Atas dasar itu kita bisa memahami bagaimana efek Prontaxan bisa bekerja baik dan bereaksi dengan menyenangkan bagi generasi muda trendi masa kini. Bermain-main dengan imaji musik funkot yang terpinggirkan dan secara kelas stratanya lebih rendah dibanding musik manapun termasuk musik indie. Prontaxan lalu membuat karya tiruan dan melahirkan ‘musik sampah’ yang artistik sebagai respon bermain-main dengan kelas strata pada musik ini.
Tidak heran bila ulahnya justru sukses gemilang dengan me-remix tembang-tembang indie kesayangan muda mudi skena independen. Sehingga berbagai undangan tampil termasuk di panggung RRRECFEST, dan Synchronize Fest -sebelum pandemi- dipenuhi muda mudi trendi ibukota bernyanyi pada tiruan musik funkot ini. Kemudian secara komunal seperti mengamini peniruan yang Prontaxan usung.
Hal ini yang tampaknya menjadi pertimbangan berkolaborasi dari pihak Sun Eater. Dengan berkolaborasi dengan Prontaxan merilis mini album remix berjudul, SUPER (Sun Eater Prontaxan Energi). Sun Eater dengan senang hati merelakan lagu-lagu hits milk roster-nya dikemas ulang menjadi murahan, menggelikan nan seru. Dan dari penjudulannya yang asal-asalan ini kita sudah bisa paham dibawa ke mana, dan akan bagaimana materi di dalamnya.
Ada empat lagu yang diacak-acak oleh para kru Prontaxan. Dari “Berita Kehilangan” milik .Feast, “Membasuh” Hindia dengan Rara Sekar, “Lampu” milik gitaris/vokalis Rayhan Noor, dan “Evaluasi” milik Hindia. Bila terasa tanggung karena hanya memuat 4 lagu, namun percayalah dengan ketukan ngebut antara 190 dan 160 bpm ini adalah keputusan bijak. Mengingat karakter musik funkot yang terdengar mirip-mirip dengan ketukan bass drum sintetis ngebut, berbalut kendang tradisional yang sangat mengundang jiwa nusantara kita bergoyang tanpa malu-malu ini mudah membuat telinga letih. Terlebih bila didengarkan dalam keadaan -uhuk- sadar.
Pengecualian untuk lagu “Lampu” yang ketika ditelangjangi hingga tersisa vokalnya dan dibungkus ulang dengan bebunyian funkot dengan sempurna bisa menjelma seperti tembang pop melayu mid tempo yang lumrah terdengar dari suara pengeras di angkot. Kejutan yang menyenangkan, karena sangat berbeda dengan versi sesungguhnya.
Sederhananya kolaborasi tanpa pretensius ini berhasil menjadi karya yang mampu membuat kita goyang badan, bersenang-senang pada karya tiruan funkot sambil ber-sing a long pada hits rilisan Sun Eater. Meskipun sayangnya karena pandemi, kita belum tau kapan bisa bersenang-senang dengan lagu-lagu ini secara langsung baik di panggung Prontaxan atau Sun Eater di gigs lokal.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …