Resensi: Sajian ‘Pop Musim Gugur’ Rayssa Dynta

Jul 30, 2018

Artist: Rayssa Dynta
Album: Prolog
Label: Double Deer
Ranking Indonesia: 9/10

Jika Indonesia punya empat musim, tentulah selain musim panas yang jadi favorit, musim gugur adalah saat yang dinanti anak-anak muda untuk sekadar melihat betapa daun-daun coklat dan merah jatuh dengan jumlah yang fantastis, berserakan di jalan dan merepotkan petugas kebersihan taman kota.

Udara yang dingin dan angin yang berhembus lebih kencang dari musim-musim sebelumnya adalah cuaca yang baik untuk bermalas-malasan, dengan catatan jika tahan dari bahaya masuk angin.

Untuk suasana seperti di atas, musik-musik pop seperti Rayssa Dynta wajib hadir untuk mengiringi tiap fragmen yang tercipta di sana, yang mungkin subyektif dan di terkesan mengawang-awang, namun Prolog, judul mini album penyanyi dan penulis lagu asal Jakarta ini nyata.

Lewat Prolog, Rayssa menyajikan set pop elektronik yang dingin dan berangin. Irama dan ketukan mid-tempo-nya seakan memvisualkan kegundahan yang tak semua orang tahu, ode buat kesendirian, alienasi terhadap sesuatu yang misterius, tak semua orang tahu.

Dan berkah Tuhan berupa tarikan-tarikan vokal tipis, ethereal, mengawang-awang Rayssa seperti sudah ditakdirkan dengan musik seperti ini. Jika digabungkan sudah seperti paket musik yang menarik untuk disimak secara live.

Meski dibekali karakter yang lumayan kuat, namun musik ibarat air yang beranomali. Sebagai pendatang baru, Rayssa juga harus berhati-hati bahwa identitas musiknya ini kelak akan menjadi zona nyaman yang mungkin akan membahayakan dirinya sendiri jika tidak menemukan elemen-elemen yang baru.

Acung jempol terhadap tampilan kemasan CD yang sedemikian rupa kerennya. Tidak banyak musisi yang kini memperhatikan kemasan format rekaman yang sophisticated, rekaman ini adalah salah satunya.

 

____

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Namoy Budaya dan Weaken Amore Rilis Single Aku Bisa Milik Flanella Versi Remix

Setelah melepas versi remix dari lagu “Thunder Boarding School” milik Teenage Death Star April lalu, DJ sekaligus produser musik asal Lampung, Namoy Budaya bersama Weaken Amore merilis lagu milik Flanella bertajuk “Aku Bisa” versi …

Adrian Yunan Rayakan Hal-hal Kecil Lewat Album Jalan Keluar

Musisi dan penulis lagu Adrian Yunan resmi merilis album keduanya bertajuk Jalan Keluar melalui label demajors. Album ini menandai kembalinya Adrian setelah enam tahun tanpa rilisan penuh. Ia menghadirkan delapan lagu baru yang merekam …