Resensi: Seringai – Seperti Api

Nov 5, 2018

Sebuah album dengan sisipan eksplorasi maut, rawan bikin tercengang.

Artis: Seringai
Album: Seperti Api
Label: High Octane Production
Tahun: 2018
Ranking Indonesia: 9.5/10

Jika Seringai itu adalah tipe kuartet pop, mungkin mereka akan menjadi seperti The Beatles era poni, tapi ya mungkin dalam skala kecil. Seringai adalah tipe band yang selalu saja berhasil memuaskan penggemar, tak terkecuali menarik perhatian pendengar baru untuk jatuh cinta kepada mereka.

Memutar Seperti Api, di tiap rekaman Seringai, seksi ritem yang solid: Ricky, Sammy dan Khemod memang lihai merangkai dan menempatkan riff dan hook pada setiap karya Seringai, pendengar selalu diajak berselancar dalam musiknya dan terbukti juga pada tiap penampilan live mereka. Mendengar lagu-lagu di album ini, saya pun bisa mencerna isi kepala Arian dalam lirik-liriknya tanpa harus terganggu dengan musiknya. Salut untuk Ricky Siahaan yang bertanggung jawab atas kemasan produksi soundnya yang memang memuaskan. Duabelas lagu terputar berulang-ulang, kepala saya pun tak henti-hentinya mengangguk-angguk terpapar hawa panas musik mereka tanpa disengaja, bukan karena terpaksa.

Di balik komposisi-komposisi padat dan lirik yang – seperti biasa – menyengat, saya harus memberi catatan pada nomor “Ishtarkult”. Untuk kedua kalinya, pendengar Seringai didengarkan kepada suara polos Arian tanpa peluru seraknya. Bagi yang baru mendengar untuk pertama kalinya, selamat terkejut. Namun di catatan saya, pendekatan-pendekatan eksploratif sejenis sudah pernah dibuat Seringai pada “Marijuanaut” di album Serigala Militia. Saat itu, saya pun dibuat terkejut oleh suara merdu Alexander J. Wuisan (Cherry Bombshell & Sieve). Bedanya, “Ishtarkult” adalah versi yang lebih disempurnakan.

Terlepas apa beragam alasan di lagu ini: Mengapa Arian (sekali lagi) bernyanyi polos, kemasan duet dan mengapa Danilla yang didapuk menjadi penyanyi tamunya, keputusan memasukkan “Ishtarkult” dalam tracklist Seperti Api adalah tepat, hasilnya tetap mencengangkan.

Setelah saya putar Seperti Api untuk yang ketujuh kalinya, sepertinya tak ada alasan bagi saya untuk tak menyukai Seringai, sama seperti saya menyukai The Beatles.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Bin Idris Rilis Album Baru Bertajuk III

Bin Idris akhirnya kembali dengan karya terbaru yang diberi judul III. Dirilis 20 Juni 2025 dalam format digital dan kaset via Orange Cliff Records, sang album menjadi penanda perjalanan panjang, sekaligus lanjutan dari fase …

Tripov Bicara soal Kekacauan di Usia 20-an Lewat Single Twenties

Setelah merilis “MIA” bulan April lalu, Tripov kembali membawa yang terbaru dalam judul “Twenties” tanggal 12 Juni 2025. Ini merupakan single kedua menuju album terbaru mereka, Sugar Coating Inc..     Lagu ini menyuguhkan …