Rainbow Aisle
Artist: Stars and Rabbit
Album: Rainbow Aisle
Label: Green Island Music
Stars and Rabbit memulai halaman barunya. Chapter bersama Adi, sang pemetik gitar sudah selesai. Kini, Elda memulai perjalanan ‘Magic Bus’-nya (mengutip lagu The Who) bersama partner baru / produser musiknya, Didit Saad.
Sedikit tentang Didit – yang menjadi fokus saya di album ini, menurut saya adalah partner-in-crime Elda, jauh sebelum Elda mengenal Adi. Lewat sebuah wawancara bersama Soleh Solihun, Elda menceritakan hubungan erat mereka.
Kesimpulan dari wawancara itu adalah, bahwa Didit tahu bahwa Elda adalah pribadi yang unik, akan menjadi sesuatu, hanya saja jalannya agak berliku-liku. Membuat Evo, lalu gagal karena tak sesuai karakter, sampai akhirnya Elda menemukan Stars and Rabbit.
Bersama Adi, Stars and Rabbit merilis Constellation, sebuah debut folk-pop yang brilian. Album inilah yang lantas mencap Stars and Rabbit dalam himpunan skena folk tanah air, suara Elda yang unik berpadu gitar Adi yang sederhana, membuat Stars and Rabbit dan Colstellation menjadi mahakarya pop akustik yang brilian.
Namun ternyata Stars and Rabbit tak sekadar itu, memang tak dipungkiri bahwa movement (kalau memang ada) musik folk sendiri pada kenyataannya mengubah tatanan musik pada beberapa tahun terakhir menjadi lebih berwarna, menjadi ‘pelangi’ di tengah industri musik saat itu.
Namun mungkin ‘pelangi’ ini bukan untuk Stars and Rabbit, Elda ingin menemukan pelangi-nya sendiri. Dan bersama Didit Saad, Elda menemukannya lewat Rainbow Aisle. Dua belas lagu yang hadir bak pelangi sehabis hujan di sore hari.
Saya sendiri tak percaya bahwa Stars and Rabbit bisa terdengar seperti ini. “Little Mischievous” menampar saya, atau siapapun yang kadung terbuai dengan “Man Upon The Hill”. Di lagu ini, Elda seperti anak nakal yang ingin mencoba sesuatu yang dilarang. Jika waktu kecil, mungkin main di lumpur atau berhujan-hujanan.
Kemudian bergulir, telinga saya dimanjakan kepada ‘kenakalan-kenalakan’ musikal Stars and Rabbit di magic bus terbarunya. Mendengarkan “Illusory Utopia”, “Naked King”, “The Magician”, komposisi-komposisi yang sepertinya Stars and Rabbit ingin menyampaikan sesuatu, seperti, kekesalan dan kemarahan atas sesuatu. Mungkin protes akan lingkungan sekitar, atau mungkin atas ‘citra’ yang dipatrikan ke dalam diri mereka selama sekian tahun? I don’t know, tapi ada sesuatu di sana.
Keduabelas lagu di album ini sukses membangunkan saya, bahwa ada pergumulan menarik dalam diri Elda – yang mungkin tak akan keluar dengan sepenuhnya di album ini, namun ini hanya jadi jembatan untuk sesuatu yang kuat di karya selanjutnya. Good job Elda, terimakasih Didit Saad!
_____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Band Punk Indonesia Favorit MCPR
Dalam perhelatan Festival 76 Indonesia Adalah Kita di Solo, kami menemui band punk-rock asal tuan rumah, MCPR sebagai salah satu penampil untuk mengajukan pertanyaan soal pilihan 5 band punk Indonesia favorit mereka. Sebelum membahas …
Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan
Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi. …