Seluk Beluk Pelecehan Kaum Hawa Di Konser Musik
Kasus pelecehan seksual terhadap kaum hawa di konser musik baru saja terjadi dan banyak dibicarakan netizen. Tepatnya pada saat Band .Feast sedang manggung di Summarecon Mall Bekasi pada Sabtu, 19 Oktober 2019 lalu. Kejadian ini diketahui setelah korban melaporkan kejadian lewat twitter. Fattwa Pujanggawati, mengalami pelecehan seksual saat menonton konser Feast. Saat itu, Fattwa mengatakan bahwa ada tangan yang merabanya berkali-kali dari bagian belakang. Untuk kronologis lengkapnya dapat dilihat di sini.
Sbnrnya seneng pertama kali bisa liat @wordfangs dri depan. Tapi sedih bgt bgt harus ngalamin hal kaya gt😭😭😭 semoga engga kejadian lg plis takut bgt pic.twitter.com/bt2nYPUXPb
— CATastrophe🐈 (@IsvaraJanitra) October 19, 2019
Baskara Putra, vokalis dari .Feast turun tangan dan mengutuk kejadian ini, begitupun dengan musisi lainnya, seperti Kunto Aji, The Panturas, Dipha Barus dan masih banyak lagi. Mereka saling menghimbau sesama penonton apabila terjadi kasus serupa dengan merilis video S.O.S yang dapat digunakan dalam keadaan terdesak pada saat menonton konser. Sesama musisi pun turut mendukung aksi Baskara ini dengan ramai-ramai memberikan video S.O.S ini agar penonton dapat menyelamatkan dirinya dalam keadan bahaya.
Teman2 silakan download dan save di HP. Mulai sekarang, kami akan selalu mensosialisasikan tanda ini ke penyelenggara dan keamanan acara. Jadi besok2 gak harus nunggu dinotice performer. Sesama teman2 penikmat musik/pengunjung juga saling jaga ya. Cc @KuntoAjiW @listentofeast https://t.co/TzrP3axExt pic.twitter.com/dvjptdrTix
— Baskara Putra / Hindia (@wordfangs) October 20, 2019
Bukan yang pertama
Jika menilik sejarahnya, pelecehan pada saat konser cukup sering terjadi. Seperti dilansir tirto.id dalam artikelnya bertajuk Festival Musik: Neraka Kekerasan Seksual bagi Perempuan, Jurnalis Teen Vogue, Vera Papisova mewawancarai penonton yang hadir di Festival Musik Coachella. Sebanyak 54 perempuan yang diwawancarai Papisova mengaku mengalami pelecehan atau penyerangan seksual selama berada di Coachella pada 2018 lalu.
Kejadian pelecehan seksual ini juga pernah terjadi di dalam negeri pada 2016 lalu, tepatnya pada saat boyband K-pop EXO menggelar konser di ICE BSD Tangerang. Pihak keamanan konser mengharuskan pemeriksaan badan bagi setiap penonton yang masuk dalam area konser. Penonton wanita dewasa merasa dilecehkan. Mereka tak terima dengan prosedur penggeledahan badan tersebut. Sebab petugas keamanan meraba dan meremas bagian vital tubuh mereka. Tak terkecuali bagi para penonton wanita yang masih anak-anak.
Masih di tahun yang sama, seperti yang dilansir melalui Vice Indonesia, pada saat gelaran konser punk yang diadakan di Jogjakarta, Debby Selviana vokalis band hardcore punk SLOST lebih dikenal dengan nama panggung Janet, melakukan stage dive—aksi meloncat ke arah penonton yang khas dari subkultur hardcore punk. Ketika melompat ke kerumunan, tangan seseorang muncul dari sisi kanan tubuh Janet, meremas payudaranya.
Masih dilansir di tirto di judul yang sama, Vokalis Tika and The Dissidents, Kartika Jahja pernah bercerita bahwa ia juga mengalami pelecehan seksual ketika tampil di atas panggung. “Pernah lagi manggung tiba-tiba ada penonton yang masturbasi. Pernah juga saya lagi manggung terus berlutut [untuk] menyorong mike ke penonton itu pahanya dipegang beberapa orang,” katanya.
Pilihan Solusi
Tentunya, korban menjadi yang paling dirugikan di sini. Namun, bagaimana sebenarnya cara kita untuk menghindari dan tentunya membasmi pelecehan seksual di konser ini? Menggunakan video S.O.S seperti yang dijelaskan di atas mungkin menjadi solusi tercepat saat ini, tapi inipun tak otomatis menutup kemungkinan jika para pelakunya malah bergerombol.
Di luar negeri sendiri, pencegahan terhadap pelecehan seksual sudah pernah dilakukan oleh organisasi yang bernama Girl Against. Tujuan mereka adalah menyediakan ruang aman untuk berbicara dan membantu memulihkan kondisi korban pelecehan. Tidak hanya itu, mereka juga mempunyai agenda besar, yakni mengakhiri pelecehan seksual di acara musik.
Girls Against turut terlibat dalam Safer Spaces Campaign, kampanye yang dilakukan oleh Association for Independent Festivals (AIF). Salah satu aktivitas mereka adalah mendesak 24 jam “pembekuan” situs dan akun media sosial festival musik dengan maksud meningkatkan kesadaran akan penyerangan seksual.
Mereka juga menerapkan piagam keselamatan yang ditandatangani oleh beberapa festival musik di Inggris antara lain Bestival, Secret Garden Party, Boomtown Fair, dan End of the Road. Prinsip yang tertuang dalam piagam tersebut adalah “Toleransi Nol untuk Penyerangan Seksual, Menyingkir Kecuali Disetujui, dan Jangan Cuma Jadi Pengamat”.
Menonton konser adalah hak semua orang, terlepas dari siapapun musisinya dan apapun genrenya. Namun, ada baiknya jika kita tetap harus mengutamakan keselamatan diri kita sendiri dengan melihat kondisi sekitar terlebih dahulu. Semua pihak harus berpartisipasi dalam mencegah kasus pelecehan seksual di dalam konser ini.
Selain himbauan musisi kepada para penonton dengan video S.O.S untuk tak melakukan pelecehan sangatlah penting, karena biasanya para fans akan ter-influence, mungkin perlu dibuat juga sebuah organisasi seperti Girl Against di Indonesia. Selain itu, pihak penyelenggara juga sudah saatnya untuk mulai bisa merilis sebuah pedoman untuk mencegah kekerasan seksual. Isinya adalah seruan untuk selalu menjaga keamanan, menjaga satu sama lain dan memperlakukan orang lain dengan baik. Selain itu kepada pihak penyelenggara juga dituntut untuk berani melaporkan apabila terjadi sebuah kejadian pelecehan di salah satu konsernya.
https://www.instagram.com/p/B36aKyvAd7l/
Pelecehan seksual, di manapun dalam situasi apapun termasuk di dalam sebuah konser musik adalah masalah yang sangat serius. Karenanya, perlu peran yang serius dari banyak elemen. Jika itu berkaitan dengan sebuah konser musik, baik dari musisi, venue dan yang terlebih dari promotor atau penyelenggaranya.
___
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Band Punk Indonesia Favorit MCPR
Dalam perhelatan Festival 76 Indonesia Adalah Kita di Solo, kami menemui band punk-rock asal tuan rumah, MCPR sebagai salah satu penampil untuk mengajukan pertanyaan soal pilihan 5 band punk Indonesia favorit mereka. Sebelum membahas …
Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan
Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi. …