Semiotika Persembahkan Album Keduanya, Eulogi

Aug 7, 2021

Akhirnya, yang ditunggu pun sampai juga. Setelah hampir tiga tahun sejak kemunculan mini album Gelombang Darat dan berselang enam tahun dari album pertama, Ruang, Semiotika resmi menghadirkan album keduanya, Eulogi.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Semiotika (@semiotika_)

Total ada sembilan nomor yang dihadirkan oleh trio post-rock asal Jambi ini melalui Eulogi yang dilepas pada hari Sabtu (31/07) lalu.

“Tiap lagu di album Eulogi menggambarkan menjadi manusia dengan ikhtiar, tujuan dan rehat sejenak ketika lelah. Memanusiakan manusia juga jadi tema di dalam album ini melalui menyayangi serta mengapresiasi diri sendiri maupun orang lain”, sambut Semiotika melalui rilisan persnya.

Satu cerita menarik, bahwa bagaimana sembilan nomor dalam album ini digarap dengan waktu yang cukup singkat oleh trio Riri (bass), Gembol (drum), dan Bibing (guitar). Kabarnya, mereka hanya memakan waktu satu bulan untuk menggarap keseluruhan album tersebut secara mandiri serta dengan bantuan beberapa kawan di balik layar.

Sejauh ini, Eulogi baru tersedia dalam format fisiknya yakni sebuah cakram padat yang sudah bisa didapatkan melalui Duniawi Records dan distributor resmi dari Demajors.

Baru ada satu nomor yang dihadirkan oleh Semiotika dalam format digitalnya, yakni nomor pembuka, “Salam”, melalui kanal YouTube mereka. Sebuah nomor yang juga turut melibatkan Lembaga Olah Seni dan Budaya (Jelmu) Kota Seberang dan Khairul.

“Di lagu bertema doa dan harapan (‘Salam’ – RED), terdapat penambahan elemen musik Melayu Jambi”, lanjut Semiotika.

 

“Secara tidak sadar, kami lupa bahwa ada orang-orang di luar sana yang menunggu Semiotika untuk terus hidup. Album inilah yang menjadi ungkapan terima kasih kami untuk mereka”, tutup sang gitaris, Bibing.

Selamat menyimak Eulogi, album kedua dari Semiotika.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Band Rock Depok, Sand Flowers Tandai Kemunculan dengan Blasphemy

Setelah hiatus lama, Sand Flowers dengan formasi Ilyas (gitar), Boen Haw (gitar), Bryan (vokal), Fazzra (bas), dan Aliefand (drum) kembali menunjukan keseriusan mereka di belantika musik Indonesia.  Memilih rock sebagai induk genre, Sand Flowers …

Nyala Aksara: 25 Tahun Grindcore Pioner Semarang, AK//47

Saat ini AK//47 berbasis di Oakland, California, Amerika Serikat. Namun, Indonesia, terutama Semarang, tidak dapat dilepaskan dari tubuh AK//47