Sepuluh Tahun Lalu, Setengah Lima Sore
Nah, kembali ke Ports of Lima. Tahun ini mencatatkan genap 10 tahun album ini bercokol di peta musik Indonesia. Apa yang menarik sebenarnya dari album ini? Wah, banyak sekali. Saking banyaknya saya tak bisa menyebutkan. Tapi yang jelas, Ports of Lima dan 2008 memang sudah suratan. Album ini memang harus rilis di tahun itu, karena di tahun itu, belum banyak album bagus yang rilis.
Kalau mau tahu nih, 2008, beberapa album yang dirilis di tahun ini adalah album yang biasa-biasa saja, seperti Alexa, Menentukan Arah, Sheila on 7, Ada band, Afgan, Let’s Go dari Naif, Vagetoz, Hijau Daun, sama sekali tak menarik perhatian saya, kecuali ya mungkin sedikit, Kamar Gelap dari Efek Rumah Kaca.
Menyimak lagu-lagu dari Ports of Lima, jujur saya kecewa. Diantara 10 lagu-lagu yang bagus, saya heran mengapa hanya “Merintih Perih” dan “Apatis Ria” yang jadi single dan dibuat video musik-nya? Paling tidak, untuk band Sore yang tengah bersinar saat itu, lagu-lagu seperti “Bogor Biru”, “Essensimo”, “Setengah Lima”, “Ernestito” (bukan versi Quickie Express), “Vrijeman” harusnya bisa jadi kans untuk diputar di radio dan dibuatkan video musiknya.
Ports of Lima menyajikan unsur jazz, Beatlesque, Smashing Pumpkins dan unsur-unsur musikal lain lebih terbuka dari Centralismo. Lalu apakah album ini lebih baik atau lebih kurang ketimbang Centralismo? Pertanyaan klasik ala fans Sore atau kritikus musik ini membuat saya garuk-garuk kepala. Harus banget ya dibandingkan? Udah jelas suasana musikalnya beda.
Saya tak ingin berkomentar banyak di album apalagi membahas lagu per lagu di album ini karena bukan gaya saya.
Ports of Lima menurut saya hanyalah album berisi koleksi lagu-lagu keren penanda jaman. Bahkan beberapa lagunya sudah rawan mencapai status evergreen (“Ernestito”, “Setengah Lima”, “Merintih Perih”, dan “Vrijeman”), ada yang mengundang misteri (“Bogor Biru”, “1997 the Bullet was Shy”, “4000 Elegi”), ada kategori lagu-lagu ‘rawan dikulik’ (“Come By Sanjurou”, “Layu”), sampai soundtrack tongkrongan tengah malam (“Apatis Ria”, “Karolina”).
Balik ke konser tunggal Ports of Lima, saya tak ingat lagu apa yang dimainkan Sore sebagai penutup, yang saya ingat penonton yang teriak “Lagee, lagee, lagee!”
Saya menantikan Ports of Lima berikutnya dari Sore, jika tidak ya Centralismo boleh lah.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …
I’m Kidding Asal Aceh Tetap Semangat Berkarya di Tengah Keterbatasan
Setelah merilis 2 single bulan Juni lalu, band pop punk asal Aceh, I’m Kidding akhirnya resmi meluncurkan album penuh perdana mereka dalam tajuk Awal dan Baru hari Minggu (10/11). I’m Kidding terbentuk …