Sepuluh Tahun Lalu, Setengah Lima Sore

Jun 5, 2018

Nah, kembali ke Ports of Lima. Tahun ini mencatatkan genap 10 tahun album ini bercokol di peta musik Indonesia. Apa yang menarik sebenarnya dari album ini? Wah, banyak sekali. Saking banyaknya saya tak bisa menyebutkan. Tapi yang jelas, Ports of Lima dan 2008 memang sudah suratan. Album ini memang harus rilis di tahun itu, karena di tahun itu, belum banyak album bagus yang rilis.

Kalau mau tahu nih, 2008, beberapa album yang dirilis di tahun ini adalah album yang biasa-biasa saja, seperti Alexa, Menentukan Arah, Sheila on 7, Ada band, Afgan, Let’s Go dari Naif, Vagetoz, Hijau Daun, sama sekali tak menarik perhatian saya, kecuali ya mungkin sedikit, Kamar Gelap dari Efek Rumah Kaca.  

Menyimak lagu-lagu dari Ports of Lima, jujur saya kecewa. Diantara 10 lagu-lagu yang bagus, saya heran mengapa hanya “Merintih Perih” dan “Apatis Ria” yang jadi single dan dibuat video musik-nya? Paling tidak, untuk band Sore yang tengah bersinar saat itu, lagu-lagu seperti “Bogor Biru”, “Essensimo”, “Setengah Lima”, “Ernestito” (bukan versi Quickie Express), “Vrijeman” harusnya bisa jadi kans untuk diputar di radio dan dibuatkan video musiknya.

Ports of Lima menyajikan unsur jazz, Beatlesque, Smashing Pumpkins dan unsur-unsur musikal lain lebih terbuka dari Centralismo. Lalu apakah album ini lebih baik atau lebih kurang ketimbang Centralismo? Pertanyaan klasik ala fans Sore atau kritikus musik ini membuat saya garuk-garuk kepala. Harus banget ya dibandingkan? Udah jelas suasana musikalnya beda.

Saya tak ingin berkomentar banyak di album apalagi membahas lagu per lagu di album ini karena bukan gaya saya.

Ports of Lima menurut saya hanyalah album berisi koleksi lagu-lagu keren penanda jaman. Bahkan beberapa lagunya sudah rawan mencapai status evergreen (“Ernestito”, “Setengah Lima”, “Merintih Perih”, dan “Vrijeman”), ada yang mengundang misteri (“Bogor Biru”, “1997 the Bullet was Shy”, “4000 Elegi”), ada kategori lagu-lagu ‘rawan dikulik’ (“Come By Sanjurou”, “Layu”), sampai soundtrack tongkrongan tengah malam (“Apatis Ria”, “Karolina”).

Balik ke konser tunggal Ports of Lima, saya tak ingat lagu apa yang dimainkan Sore sebagai penutup, yang saya ingat penonton yang teriak “Lagee, lagee, lagee!”

Saya menantikan Ports of Lima berikutnya dari Sore, jika tidak ya Centralismo boleh lah.  

1
2
Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Bank Teruskan Perjalanan dengan Single Fana

Setelah tampil perdana di Joyland Bali beberapa waktu lalu, Bank resmi mengumumkan perilisan single perdana dalam tajuk “Fana” yang dijadwalkan beredar hari Jumat (29/03).   View this post on Instagram   A post shared …

Band Rock Depok, Sand Flowers Tandai Kemunculan dengan Blasphemy

Setelah hiatus lama, Sand Flowers dengan formasi Ilyas (gitar), Boen Haw (gitar), Bryan (vokal), Fazzra (bas), dan Aliefand (drum) kembali menunjukan keseriusan mereka di belantika musik Indonesia.  Memilih rock sebagai induk genre, Sand Flowers …