Sir Lord Buzz Luncurkan Single -2+1 tentang Kehidupan yang Seimbang

Nov 7, 2024

Sir Lord Buzz merupakan band grunge asal Malang. Mereka merilis single baru “-2+1” hari Jumat (01/11). Dalam single ini, band menceritakan tentang hidup yang penuh dengan pilihan, di mana rasa gundah atau gangguan bisa kapan saja menghampiri saat pilihan itu datang. 

 

 

Dibentuk sejak tahun 2014, Sir Lord Buzz saat ini beranggotakan Naufal (gitar, vokal), Alifio (bas, vokal), dan Hisyam (drum, perkusi). Saat dihubungi via direct message Instagram, Naufal bersedia untuk kami wawancara lewat WhatsApp untuk menceritakan bandnya.

Naufal bilang kalau Sir Lord Buzz merupakan proyek musik yang ia jalani bersama teman-teman SMA yang memiliki selera musik sama. Setelah banyak menjajal panggung tanpa berpikir membuat karya, sang vokalis mengatakan ia dan rekan-rekannya baru merilis single perdana di tahun 2018.

Usai membeberkan bagaimana awal band terbentuk, Naufal melanjutkan cerita tentang single “-2+1” yang dirasa menjadi pertanda kedewasaan bermusik Sir Lord Buzz. Ia mengatakan makna di balik pemilihan judulnya.

“‘-2’ artinya adalah sifat atau perilaku jelekmu, apa pun itu. Dan ‘+1’ adalah bagaimana kamu masih mengingat akan berhenti dari semua kebejatan duniawi. Tapi si ‘+1’ hanya muncul ketika penyesalan pada sepinya malam hari. Besoknya ketika hari sudah berganti kita seakan-akan lupa pada penyesalan dan kembali melakukan ‘-2’ itu lagi,” kata Naufal yang juga merasa single ini bisa menjadi pengingat bagi pendengar.

Dalam memasarkan karya mereka, para personel memanfaatkan fitur-fitur media sosial. Pendekatan mempromosikan karya di media sosial maupun dunia nyata merupakan cara mereka untuk mengingatkan audiens bahwa band sudah punya karya yang bisa didengarkan.

“Dengan itu kami selalu bisa merasa dekat dengan siapa pun dan pendengar yang kami jangkau akan sepenuhnya ingat bagaimana kami merawat karya-karya yang sudah kami rilis,” tegasnya.

Naufal merasa kota asalnya tidak pernah sepi musik mengingat banyaknya musisi baru bermunculan. Pendengar yang segmennya terbagi dirasa tidak menjadi penghalang pelaksanaan acara musik di sana. 

“Walaupun kadang di satu momen para penggiat musik menggelar acara bersamaan, jarang ada satu acara yang sepi. Ini juga faktor kenapa Sir Lord Buzz bisa exist sampai sekarang,” tutup Naufal.

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …

Perspektif Pekerja Seni di Single Kolaborasi Laze, A. Nayaka, dan K3bi

“Rela Pergi” menjadi single kolaborasi perdana antara Laze, A. Nayaka, dan K3bi via Sandpaper Records (29/11).      Tertulis dalam siaran pers bahwa proyek yang diinisiasi sejak pertengahan 2024—usai Laze merilis DIGDAYA dan sebelum …