Starrducc – S/T

Aug 21, 2023

Fenomena personel band membentuk proyek musik lain bukan hal yang asing di Indonesia, bahkan mancanegara. Jika dicantumkan, daftarnya bisa panjang. Namun, kalau harus menyebutkan, yang teringat saat ini adalah Baskara Putra (.Feast, Hindia, Lomba Sihir) dan Jimi Multhazam (The Upstairs, Morfem, Jimi Jazz).

Kemudian sekarang, duo kakak beradik dari The Jansen, Cinta Rama Bani Satria ‘Tata’ dan Adji Pamungkas masuk ke dalam daftar tersebut. Mereka menggarap sebuah entitas baru bernama Starrducc, ditemani Amira Nauli ‘Mirakei’ (vokal), Andreas Yendra (gitar), dan Daniel Agung Samudera (drum). Di mana Starrducc berada di angkatan yang sama dengan nama-nama terkini dari Bogor seperti The Basement Dry, Meraung, hingga Pastula.

Seperti apakah gambaran singkat dari Starrducc? Bisa dibilang, proyek musik ini bukti yang jelas. Bagaimana hasilnya jika kakak adik melepaskan semua atribut punk yang kental melekat di diri mereka masing-masing, meninggalkan raungan distorsi penuh energi pengiring agresi di moshpit, dan memilih beralih 180 derajat untuk bermain jangly pop. Membuat lagu-lagu bertemakan cinta secara sederhana, tanpa tedeng aling-aling.

Ada 6 lagu di dalam album, mulai dari “tenang menghilang”, “15.000 langkah”, “tempat ternyaman”, “astrologi”, “seperti bunga”, dan “sekarang. Lagu-lagu mereka punya benang merah pemilihan diksi-diksi nan sederhana, terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh dengan musik yang sama sederhananya. Bahkan, terbilang minimalis, harmonisasi antar instrumen yang berpadu manis, hingga vokal Mirakei yang merdu semakin menambah warna dari koridor jangly pop ala Starrducc.

Tata memegang kendali penuh atas penggarapan musik sang album. Sementara lagu secara keseluruhan ditulis oleh Adji. Dalam sebuah obrolan, Adji berkata, proyek Starrducc merupakan tantangan baru baginya untuk menulis lirik dengan muatan cinta dan ragam dinamikanya. Sebuah hal yang rasanya sulit untuk dilakukan di bandnya satu lagi.

Mengambil contohnya, “15.000 langkah”. Lagu ini berangkat dari kisah personal Adji bersama kekasihnya yang terpisah cukup jauh akibat perbedaan kota. Penggalan lirik yang menggambarkan bagaimana jarak tidak membuat ia ragu akan hubungan yang tengah dijalani berbunyi, “Lima belas ribu langkahnya / tak membuat ku berhenti melangkah”. Sangat cheesy memang, namun justru menyenangkan. Ketika mendengarkan Adji menulis hal yang jauh berbeda dari apa yang ia lakukan di The Jansen.

Atau saat menyimak lagu “seperti bunga”. Bisa-bisanya kata ‘bajingan’ terdengar jauh dari penggunaan seharusnya di kehidupan sehari-hari. Sangat manis dan menjadi kejutan yang tidak terduga di awal lagu. Penempatan kata yang sekilas mengingatkan saya terhadap lagu “Bertaut” milik Nadin Amizah yang sama-sama menempatkan kata tersebut di detik-detik awal.

Vokal Mirakei ditampilkan dengan lebih mengawang, menambah kesan kesal akibat terjebak hujan di perjalanan yang Starrducc sampaikan di lagu ini. Hasil yang top dari hibrida jangly pop menyerempet folk.

Lagu “tempat ternyaman” menjadi favorit saya di album mini ini. Nuansanya selaras dengan apa yang tertera di judul. Nyaman saat mendengarkannya sejak detik awal. Bagian reff yang kalau nantinya dibawakan secara langsung di atas panggung, akan menyatu riuh bersama mereka yang ikut bernyanyi, tidak lama setelah bagian “Kau tempat ternyamanku memeluk awan” dimulai.

Sementara lagu “astrologi” menjadi anomali. Ketukan drum yang repetitif sepanjang durasi dengan tempo yang stabil tanpa naik turun seakan sebuah soundtrack dari adegan sore hari di sebuah kota di Timur Tengah yang intens, juga solo gitar elektrik yang terdengar lebih menonjol ketimbang lainnya. Rangkaian lirik terbaca seperti sebuah momen perpisahan, namun tentu pendengar punya interpretasinya tersendiri.

Lagu penutup, “sekarang” adalah tempo yang paling kencang di dalam album. Liriknya kontemplatif, sebuah cerminan bahwa hidup selalu punya kejutan tersendiri bagi setiap manusia, dan menjadi pengingat, bahwa “Dunia tak selalu bekerja untuk mu / dan kau tak seharusnya menanggungnya”.

Enam lagu di dalam album mini ini awalan yang bagus, sebuah perkenalan yang mungkin bisa saja langsung menyangkut di telinga pendengarnya, atau butuh dua hingga tiga kali putaran mendengarkan hingga akhirnya terkenang.

Starrducc memang lekat dengan kesamaan formula dari materi-materi yang Tata dan Adji ciptakan di The Jansen, namun rasanya tidak sulit untuk memisahkan keduanya dari dua entitas ini. Apalagi untuk mereka yang sebelumnya sama sekali tidak mengenal nama The Jansen.

Meski begitu, Starrducc tampak belum mengeluarkan potensi dengan mengeluarkan album ini atau memang sengaja disimpan untuk cerita perjalanan selanjutnya yang entah apa? Tidak ada yang tau.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar

Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini.  …

We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms

Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan.     Album Asian Palms …