Tashoora dan “Aparat” Bersinergi

Oct 21, 2020

Maret 2020, Tashoora merilis singel “Sintas”, kali ini giliran singel bertajuk “Aparat” mereka rilis pada 16 Oktober 2020. Singel ini menandakan bahwa Tashoora peduli dengan kondisi hukum di Indonesia.

Lagu “Aparat” sendiri mempunyai kritik terhadap aparat agar memperhatikan melakukan pembenahan hukum di Indonesia. Menariknya, “Aparat” dibuat melalui riset kasus yang sudah terjadi seperti salah tangkap oleh masyarakat. Hal tersebut membuat “Aparat” menjadi lagu yang memiliki latar belakang. Selain itu, Tashoora dibantu oleh LBH Jakarta dalam proses riset penulisan karya.

 

View this post on Instagram

 

Indonesia, 2019-2020, ribuan massa aksi ditangkap aparat di berbagai kota. Suara-suara protes berakhir di kalkulasi kerugian, kita dipaksa santun di tengah penindasan. Demokrasi dibungkam, anarko masih dijadikan kambing hitam. Nduga, 2019, Mispo G dituduh melakukan pembunuhan terhadap 17 karyawan Istaka Karya, ditangkap saat berumur 14 tahun dan mengalami penyiksaan saat penangkapan. Sempat didakwa pasal ancaman hukuman mati, Mispo akhirnya bebas tahun 2020 setelah terbukti proses penyidikannya cacat dan sewenang-wenang. Jakarta, 2013, 6 Pengamen Cipulir menjadi korban salah tangkap, 4 di antaranya masih di bawah umur dan baru bebas setelah 3 tahun mendekam. Selain menjadi korban salah tangkap, hak atas pendidikan mereka juga terabaikan selama proses itu. Sampai tahun 2019 gugatan ganti rugi tidak pernah dikabulkan. Jombang, 2008, Kemat disiksa dan dipaksa mengaku sebagai pelaku pembunuhan Asrori. Faktanya, Kemat terbukti tidak bersalah dan menjadi korban salah tangkap. Para penyidik yang terlibat dalam kasus salah tangkap ini hanya dikenai sanksi etik dan profesi, tidak ada proses pidana. Kekerasan dan kasus salah tangkap oleh aparat bukan cerita kemarin pagi. Baca, cari tahu dan rapatkan barisan. Lawan, lawan, lawan hari ini atau besok mereka salah tangkap lagi. Jika memang tidak pernah pantas memegang kendali, struktur ini jangan pernah diberi legitimasi. “APARAT” sudah bisa didengarkan di seluruh gerai digital (Spotify, Joox, Apple Music, etc.) dan videonya bisa disaksikan di kanal youtube @LBH_Jakarta. Semua hasil pendapatan dari lagu ini akan disalurkan langsung kepada LBH Jakarta melalui Simpul LBH Jakarta untuk membantu penanganan kasus-kasus salah tangkap dan kerja-kerja bantuan hukum lainnya dalam mendampingi masyarakat miskin, buta hukum, dan tertindas. – #tashoora #aparat

A post shared by TASHOORA 👩🏻‍🦱👩🏻👩🏻‍🦲 (@tashoora) on

Tashoora ingin menuliskan lagu dengan mempunyai fakta dan latar belakang. Pada “Aparat” mempunyai beberapa fakta kasus seperti, Penelitian LBH Jakarta yang bertajuk “Kepolisian dalam Bayang-Bayang Penyiksaan” mencatat terdapat 37 kasus terkait praktik penyiksaan yang dilakukan aparat penegak hukum yang ditangani LBH Jakarta dalam kurun waktu 2013-2016. Tujuh puluh persen (70%) penyiksaan dialami oleh korban dengan kelas ekonomi rendah

Ya, sudah menjadi kasus yang biasa saja dan mudah terlewatkan bagi Tashoora. Kasus salah tangkap atau rekayasa kasus saat oleh aparat masih menjadi ‘gunung es’ dalam dunia hukum di Indonesia. Bukan sebuah kejutan, Tashoora memang fokus dengan masalah kemanusiaan seperti mengikuti beberapa kegiatan juga membuat karya tentang membela isu sosial kemanusiaan

“Aparat” sendiri diolah oleh Dias Widjajanto untuk mengambil peran sebagai produser, kemudian direkam di Kios Ojo Keos, Jakarta. Namun, dalam proses mixing dikerjakan langsung oleh Danang sedangkan mastering oleh Anton Gendel di Sangkar Emas Mixing and Mastering, Yogyakarta. Terakhir visualisasi Artwork “Aparat” dibuat melalui tangan Gusti Arirang.

____

Penulis
editorial

Eksplor konten lain Pophariini

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang