Teddy Adhitya – semua, semua.

Sep 11, 2023

Belum satu tahun dari perilisan album mini Ocean, Teddy Adhitya langsung kembali membawa single baru “Seperti Setiap Hari” pertengahan Juli lalu. Single ini menjadi pembuka album penuh ketiga yang akhirnya resmi beredar Agustus 2023 dan menjadikan “Caraku, Caramu” sebagai focus track album.

Selama 5 tahun ini, tak jarang Teddy menjadi kolaborator bagi musisi lain. Di antaranya sebut saja Maudy Ayunda, Elfa Zulham, Neonomora, Matter Mos, Danilla, Rizky Febian, dan Hindia. Maka, tak heran bila di album ketiga yang diberi nama semua, semua. ini, ia memiliki stok untuk berkolaborasi.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by TEDDY (@teddyadhitya)

Sering menuliskan lirik berbahasa Inggris, tak membuat Teddy canggung ketika ia melakukan eksplorasi pertama dengan “Langit Favoritku” 2 tahun yang lalu. Hingga tiba waktunya, Teddy memutuskan untuk menuliskan semua lagu dalam bahasa Indonesia di album yang baru.

Perjalanan semua, semua. dimulai “Kini” yang terdengar pas untuk membuka dengan intro yang menggelitik. Di lagu ini, Teddy beberapa kali bergumam, “hmm” yang mungkin menunjukkan proses berpikir atau ia sedang menimbang bagaimana hidup pada akhirnya harus selalu dinikmati.

Lagu kedua “Seperti Setiap Hari” mengungkapkan senang dilengkapi “Na na na na na” berkali-kali yang menjadi ciri keseruan saat mendengarkan. Teddy melibatkan Petra Sihombing dan Kenny Gabriel di pembuatan lagu ini. Kolaborasi yang tak heran, di mana sebelumnya Teddy memang pernah terlibat untuk penggarapan lagu Petra berjudul “Apa” dan Kenny merupakan sosok di balik penggarapan lagu “Why Would I Be” milik Teddy.

Begitu mendengarkan lagu yang berikutnya “Takkan Berpaling”. Saya merasa, lagu ini bentuk penghormatan untuk mendiang Glenn Fredly yang tampak dari lirik “Hujan warna-warni”. Teddy tak salah memilih Barry Likumahuwa yang mengisi bas sang lagu. Lagu ini memiliki nyawa berkat kedekatan kedua musisi dan langsung menjadi favorit saya.

Teddy bertanggung jawab penuh atas albumnya dengan menuliskan semua lagu kecuali “Sumpah Mati” yang melibatkan Nino Kayam, “Arah” Lafa Pratomo, dan “Rasakan (Outro)” bersama Doni Joesran. Ia juga mengajak yang ahli seperti Kamga, Dennis Nussy, dan Gamaliel Tapiheru untuk mengarahkan vokal lagu-lagunya.

Hal yang menarik di album, ketika Teddy mengajak rekan lama dari grup vokal yang pernah dihuni, BoyzIIBoyz. Ia melibatkan Kunto Aji dalam judul “Arah”. Seru mendengarkan lagu ini. Di sebuah bagian, Teddy dan Kunto menyatu tanpa beda. Keduanya nyanyi satu arah beriringan sesuai judulnya.

Selain nyanyi bareng Kunto Aji, Teddy mengajak penyanyi solo Gangga. Bukan untuk berduet, melainkan mengisi gitar lagu “Kembalikanku”. Perasaan tenang menghampiri saat mendengarkan lagu ini menjelang tidur atau sedang pusing sama kehidupan. Namun, tidak untuk lagu selanjutnya “Caraku, Caramu” yang menggelisahkan.

Masuk ke lagu urutan yang ke-8, “Biarkan Gelapku”. Teddy masih mengandalkan bunyi gitar elektrik yang ternyata melibatkan Rendy Pandugo. Di lagu berjudul yang hampir sama dengan album urutan ke-9, “Semua, Semua” menimbulkan perasaan tak tenang.

Tak kalah spesial tertuang di nomor “Tak Seharusnya” yang dikuasai dua gitaris andal sekaligus, Rendy dan Petra. Di nomor selanjutnya “Jangan Berubah”, Rendy masih belum berubah tugas untuk menghiasi nyanyian genjrengan gitar listriknya, dan album ditutup sederhana dengan ungkapan-ungkapan “Rasa (Outro)” yang hanya diiringi piano.

Kesimpulan album ini, tidak ada kekhawatiran untuk karier bermusik Teddy di masa mendatang. Semua, semua, seperti judul album, membuktikan semua yang baik dalam perjalanannya. Bagaimana ia menyanyikan lagu apa saja terdengar indah, bagaimana ia pandai menuliskan lagu, dan bagaimana ia merawat pertemanan sesama musisi.

Apakah penggemar akan baik-baik saja dengan album ini? Penting Teddy memikirkan yang terbiasa, mereka yang jatuh cinta dengan album ini, untuk berani menyingkirkan materi lama agar yang baru lebih banyak porsinya di panggung nanti.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …