The Panturas Menggila di Wahana Ombak Banyu Asmara Jakarta
Hari Sabtu (06/08) lalu, The Panturas resmi menutup rangkaian pertunjukan Wahana Ombak Banyu Asmara di Jakarta dengan luar biasa. Terbilang luar biasa pun beralasan, karena pada malam tersebut semua yang naik ke atas panggung – tentu termasuk The Panturas sendiri memberikan penampilan terbaiknya serta beberapa aspek yang mengiringi.
Tiga band pembuka, yakni Tabraklari, The Jansen dan Mad Madmen melakukan hal yang sama, membawa warna musik yang berbeda namun dengan satu benang merah, yakni meninggalkan senyum dan peluh keringat dari mereka yang menyaksikan di bibir hingga punggung panggung.
Sedikit tambahan informasi, Wahana Ombak Banyu Asmara adalah sebuah rangkaian pertunjukan dari The Panturas untuk merayakan kehadiran Ombak Banyu Asmara, album penuh kedua mereka yang rilis di bulan September silam, berselang hampir tiga tahun dari kemunculan album Mabuk Laut. Rangkaian pertunjukan mereka arungi di tiga kota, yakni Bandung, Yogyakarta dan juga Jakarta.
Di Jakarta, selama kurang lebih dua jam, The Panturas unjuk gigi dengan membawakan total 25 nomor, diambil dari dua album mereka beserta beberapa nomor yang tidak masuk di dalam album seperti “You and Me Against The World” dan “Putra Petir”.
Tak hanya itu, karena sang kuartet turut melibatkan beberapa kolaborator. Sebanyak sembilan nama mereka libatkan, mulai dari Eka Annash, Ade Paloh, Charita Utami, Oscar Lolang, Sir Dandy, Edy Khemod, Adipati “The Kuda”, Nesia Ardi dan Barracuda Calypso Combo yang masing-masing mengambil bagiannya tersendiri.
Jika disimak lebih lanjut, beberapa nama kolaborator di atas sudah pernah berpapasan jalan dengan sang kuartet, baik itu mengisi vokal di beberapa nomor, menjadi sutradara video musik berkonsep film pendek hingga memegang peran di dalam video musik lainnya.
Sebut saja Oscar Lolang, rekan satu almamater yang turut mengisi vokal di “Arabian Playboy”, sebuah nomor dari Mabuk Laut. Sama halnya dengan Adipati dan Nesia Ardi di nomor “Balada Semburan Naga” dan “Masalembo” dalam album terbaru.
Bagi Edy Khemod, ini menjadi lanjutan dari kisahnya setelah sebelumnya sempat menggarap video musik “All I Want” yang berkonsep film pendek, tidak lama setelah albumnya rilis. Sementara Sir Dandy sendiri sempat dilibatkan dalam video musik “Tafsir Mistik”.
Kembali ke pertunjukan, The Panturas membaginya menjadi dua set. Set pertama dengan sebelas nomor, dilanjutkan berganti pakaian di set kedua dengan tiga belas nomor. Meski set yang dibawakan terbilang panjang, namun nyatanya tidak menyurutkan energi mereka yang hadir malam itu. Bahkan secara bergiliran, ada saja penonton yang sembarangan naik ke panggung untuk sekadar stage diving atau turut bernyanyi bersama sebelum akhirnya ‘dikembalikan’ ke kerumunan oleh para lifeguard.
Beberapa momen memorable pun tercatat dalam ingatan. Mulai dari hadirnya Sir Dandy di “Fisherman Slut” yang setelahnya disusul dengan cover kejutan “I’ve Got Johnny In My Head” milik Teenage Death Star, Edy Khemod yang ‘dikerjai’ di medley nomor “Bulu Babi” dan “Fish Bomb”, hingga kemunculan Eka Annash yang terasa sangat pas di penghujung set, tepatnya pada saat “Gurita Kota” dikumandangkan, ditutup dengan stage invasion yang brutal namun tetap pada koridor tertib.
Dari segi tata panggung serta sound, apresiasi tinggi harus diberikan kepada mereka yang mengurus hal tersebut. Meskipun pertunjukan ini berlangsung tanpa sponsor, namun bukan berarti The Panturas memberikan pengalaman menyaksikan yang ‘seadanya’ kepada para penonton, terbukti dengan dua aspek tersebut yang dikerjakan dengan sangat amat proper.
Kudos, The Panturas!
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …