The Sounds Project: Mempertahankan Apa yang Selama Ini Diusahakan

Aug 15, 2023

Melanjutkan kesuksesan sebelumnya, perhelatan The Sounds Project (TSP) kembali berlangsung tanggal 11, 12, dan 13 Agustus 2023. Tahun ini festival masih menempati Allianz Ecopark Ancol untuk menghadirkan 77 nama penampil di 5 panggung.

Belajar dari pengalaman, sudah tidak ada kerumunan yang mengular jauh sampai hotel di belakang lokasi untuk masuk ke dalam Allianz Ecopark seperti 2022. Semua tampak teratur dengan alur yang jelas, serta informasi dari panitia pun sangat membantu.

Kerumunan di jembatan penghubung Allianz Ecopark / Dok. Raka Dewangkara

Tak ada kejadian buang-buang waktu, hingga akhirnya bisa menikmati keseluruhan festival. Satu-satunya yang tidak menyenangkan hanyalah antrean masuk kendaraan di gerbang Ancol, konsisten mengular panjang selama tiga hari.

Meski begitu, TSP secara keseluruhan berjalan dengan lancar ditambah cuaca yang sangat mendukung, cerah tanpa harus repot meneduh. Simak cerita tiga hari penyelenggaraan festival di bawah ini.

 

Hari Pertama The Sounds Project

Pemandangan yang cukup mengagumkan, Jumat yang notabene masih hari kerja atau sudah memasuki akhir pekan bukan menjadi alasan para penonton dari berbagai kalangan dan usia untuk tidak memadati lokasi sejak matahari masih tinggi. 

HIVI! adalah nama yang didaulat untuk membuka The Sounds Project Stage, tepat pukul 15.45 WIB. Tidak lama setelahnya, White Shoes and The Couples Company yang menjajal MG Stage.

Berpindah ke Garden Stage, Coldiac yang diterbangkan langsung dari Malang membuat suasana di sekitar panggung menjadi hangat, yang dilanjut penampilan Bilal Indrajaya dengan membawakan beberapa materi barunya.

Coldiac buka Garden Stage / Dok. Raka Dewangkara

Crowd surfing pertama yang terlihat hari itu saat Grrrl Gang menggeber distorsi di Garden Stage. Sama seperti Bilal, trio yang kini berubah format menjadi sextet juga memanfaatkan momen untuk memperkenalkan materi baru, salah satunya “Spunky!” yang sudah rilis beberapa waktu lalu.

Grrrl Gang tampil dengan format sextet / Dok. Raka Dewangkara

Musicverse Stage punya cerita tersendiri sebagai satu-satunya panggung di dalam ruangan. Nama-nama yang mentas di hari pertama adalah Ziva Magnolya, Isyana Sarasvati, Lyodra, Andra & The Backbone, hingga The Adams.

Mengingat kapasitas ruangan terbatas, bukan hal yang mengejutkan banyak penonton yang tidak bisa masuk ke dalam demi keamanan bersama. Penampilan Andra and The Backbone adalah salah satu yang membawa massa, hingga pintu masuk harus ditutup.

B.O.H FM, duo Winky Wiryawan dan Kenes Andari / Dok. Raka Dewangkara

Satu-satunya panggung tanpa barikade, Joged Stage tak kalah menyenangkan. Setelah dibuka Namoy Budaya dengan pilihan-pilihan lagu reggae lintas generasi, B.O.H FM menambah kemeriahan lewat hit 80-an. Duo Winky Wiryawan dan sang istri, Kenes Andari tampil impresif. Beberapa kali mereka melakukan koreografi yang semakin menambah lebar senyuman penonton yang asyik berjoget.

Jam tampil Padi Reborn dan The Adams yang berbarengan membuat penonton terpecah ke The Sounds Project Stage dan Musicverse Stage. Sebuah sajian penutup yang rasanya menjadi pembuka hari yang memuaskan. 

Padi Reborn tutup The Sounds Project Stage hari pertama / Dok. Raka Dewangkara

 

Hari Kedua

Berbeda dengan yang pertama, TSP hari kedua jauh lebih ramai dari segala sisi. Terbukti antrean masuk padat sejak pintu dibuka pukul 14.00 WIB, yang berlanjut dengan antrian menuju Musicverse Stage untuk menyaksikan Tiara Andini sebagai penampil pertama di hari itu.

Antre masuk Musicverse Stage / Dok. Raka Dewangkara

Matahari masih menunjukkan wujudnya ketika The Jansen naik ke MG Stage. Meski sudah ramai penonton, para ‘zombie’ masih malu-malu untuk mengeluarkan agresinya.

Kerumunan The Jansen / Dok. Raka Dewangkara

Parade Hujan, penebusan kerinduan Is ‘Pusakata’ dengan bandnya, Payung Teduh menjadi salah satu highlight di hari kedua TSP. Mereka tampil jauh lebih baik ketimbang format reuni perdana di salah satu festival musik yang berlangsung tahun lalu. Kekompakan terjalin kembali setelah berpisah cukup lama, diiringi dengan “Datang” sebagai lagu terbaru.

Parade Hujan, ajang reuni Payung Teduh dan Is ‘Pusakata’ / Dok. Raka Dewangkara

BAP. yang juga mengisi barisan penampil melakukan aksi bertepatan dengan hari ulang tahunnya. Sama seperti panggung-panggung biasanya, ia menyempatkan diri turun langsung untuk berinteraksi dengan penonton. Beberapa kali, BAP. menyampaikan, bahwa ia akan merilis materi baru segera.

BAP. di Joged Stage / Dok. Raka Dewangkara

 

Hari Ketiga

Cukup mengejutkan saat tau Letto menjadi nama pertama yang tampil di hari ketiga Musicverse Stage. Salah satu hit mereka, “Sandaran Hati” dibawakan dengan nuansa koplo untuk menyambut penonton yang baru saja tiba.

Letto tampil sore hari / Dok. Raka Dewangkara

Pemandangan menarik di hari terakhir TSP, yaitu menemui Sal Priadi yang baru selesai manggung tiba-tiba berada di kerumunan yang menyaksikan The Panturas manggung. Ia bukan sekadar menonton, tapi ikut terjun ke moshpit berbaur dengan para ABK (Anak Buah Kapal, sebutan untuk penggemar The Panturas).

Kerumunan penonton saat aksi The Panturas / Dok. Raka Dewangkara

Malam itu, panggung Lomba Sihir hanya menampilkan empat personel, Tristan Juliano, Rayhan Noor, Natasha Udu, dan Enrico Octaviano. Baskara Putra tidak hadir karena sedang melangsungkan tur mempromosikan album terbaru. 

Sama seperti 2 hari sebelumnya, fenomena penonton penuh di Musicverse Stage terulang kembali. Banyak yang tidak bisa masuk, karena ruangan diisi penampilan dari Nadin Amizah dan Barasuara yang paling dinanti.

Selain anggota JKT48 yang memenuhi panggung, SIVIA melakukan hal yang sama dengan membawa rombongan Jakarta Movin untuk beraksi. Koreografi yang disajikan tertata rapih. Harmonisasi pecah suara dari beberapa kepala menjadi sajian utamanya. Cukup disayangkan, tidak banyak yang menyaksikan SIVIA akibat bentrok waktu dengan penampil lain.

SIVIA bersama Jakarta Movin / Dok. Raka Dewangkara

Aksi pamungkas NOAH menjadi penanda, bahwa perhelatan TSP tahun ini menemui akhir. Meski tampak kurang fit dengan suara yang serak, namun Ariel bersama kawan-kawan tetap tampil dengan performa terbaik.

NOAH tutup The Sounds Project 2023 / Dok. Raka Dewangkara

Setelah menyelesaikan tulisan ini, saya tiba-tiba teringat, sudah tujuh tahun berselang sejak pertama kali mendatangi The Sounds Project di Gudang Sarinah, mengendarai motor dari Bogor bersama rombongan dan terpukau menyaksikan God Bless yang bisa-bisanya masih tampil prima di usia senja.

Tujuh tahun berselang, The Sounds Project berevolusi dengan semestinya. Sebuah festival dengan skala yang besar dan masif. Walau bisa dibilang lineup-nya masih itu-itu saja dan cenderung main aman, rasanya cukup untuk mempertahankan apa yang selama ini diusahakan: Kesenangan tanpa beban pikiran di sepanjang akhir pekan.

Sampai jumpa lagi di tahun depan.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif: Dongker Lakukan Eksplorasi Necis di Album Perdana

Terbentuk tahun 2019, Dongker akhirnya mantap untuk segera merilis album penuh bertajuk Ceriwis Necis tanggal 24 Mei 2024. Album tersebut bakal berisi total 17 lagu termasuk 5 materi yang sudah rilis sebelumnya seperti “Bertaruh …

Farrel Hilal Gabung Sony Music Entertainment Indonesia

Menambah katalog perjalanan musiknya, Farrel Hilal kembali dengan single baru berjudul “Di Selatan Jakarta“. Perilisan ini menandai kerja samanya dengan label musik Sony Music Entertainment Indonesia.   Dalam meramu aransemen musik “Di Selatan Jakarta”, …