Setelah 9 tahun berkarya, band pop folk asal Ternate bernama Treeshome resmi meluncurkan album penuh perdana dalam judul Rumah Pohon hari Selasa (22/04). Album ini dirilis bertepatan dengan perayaan hari bumi.

Sempat beberapa kali melakukan bongkar pasang personel, kini Treeshome mantap beranggotakan Erros (vokal, gitar), Aldi (gitar), Fano (bas), Dana (drum), Zilan dan Mega (vokal latar), serta Teguh (musikalisasi puisi).

Erros yang sempat kami hubungi hari Senin (28/04) via aplikasi percakapan menjadi jembatan Pophariini berbincang dengan rekan-rekan bandnya soal album Rumah Pohon. Sang vokalis mengatakan album ini jadi cara Treeshome untuk memberikan energi baru bagi pendengar.

“Apa pun kondisi lo sekarang. Lagi jatuh, lagi bangkit, kami pengin musik ini jadi pengingat kalau lo gak sendirian, dan semuanya akan terus bergerak ke arah yang lebih baik,” kata Erros.

Teguh menambahkan 10 lagu di album mereka merupakan surat kecil dari hati yang diberikan nada dan ritme. Selain berharap pendengar bisa menemukan potongan diri mereka di album Rumah Pohon, Teguh dan rekan-rekannya menjadikan karya ini sebagai pengenalan sejarah kota asal mereka yang dikenal dengan Jazirahtul Mulkiyah.

“Mungkin dengan musik kami bisa bersuara lebih luas kepada pendengar, (agar) bisa tau tentang sepenggal kisah dari tanah Timur Indonesia,” ungkap Teguh.

Jarang mendengar kabar tentang pergerakan musik di Ternate, kami pun menanyakan dan mendapatkan jawaban menarik dari Mega yang punya gambaran sendiri tentang pergerakan musik di sana.

“Pergerakan musik di kota gue kayak sungai kecil. Kadang tenang, kadang deras, tapi selalu ngalir. Mungkin belum seramai kota besar, tapi semangatnya terasa banget, dan itu yang bikin semua perjuangan terasa berharga,” jelasnya.

Penjelasan tersebut disambut oleh Fano, Zilan, dan Dana yang sepakat bahwa skena musik di Ternate punya potensi dan bukan sekadar membuat gigs kecil melainkan sudah jadi gerakan komunitas. Musisi baru pun banyak bermunculan dengan eksplorasi yang lebih luas.