Turbokidz – Oranye
Pertengahan bulan November silam, Turbokidz baru saja merilis album debutnya yang ia beri judul Oranye. Ini merupakan cerita terbaru dari seorang Ican Pane, gitaris Pijar, yang dua tahun ini memutuskan untuk menjajal proyek solo, kisah yang sama dengan sang vokalis di grup bandnya tersebut.
Sebelum akhirnya mempersembahkan Oranye, Turbokidz sudah lebih dulu merilis mini album Http 404 di tahun 2021 silam, tepatnya pada bulan Mei, yang juga diikuti dengan beberapa nomor tunggal yang didapuk menjadi jembatan menuju album debutnya ini.
Sebelas nomor ia nyanyikan di Oranye, jumlah nomor yang terbilang cukup banyak dibandingkan dengan rilisan penuh dari nama-nama lainnya.
Nomor yang lebih dulu diperdengarkan seperti “Tak Terbatas”, “Romantika”, hingga “Waktu Yang Hilang” ia sertakan di dalamnya, yang kini ditemani dengan nomor anyar macam “Dalam Diam” dan “Tenggelam”.
Masih mirip-mirip dengan mini album sebelumnya, penggunaan instrumen elektronik serta nuansa musik yang laid-back, permainan ambience dengan vokal yang ‘mengawang’ masih menjadi sajian utama dari Turbokidz di album ini.
Ambil contoh di nomor “Waktu Yang Hilang”, nomor yang memuat kolaborasi dengan Sekaranggi. Di satu bagian, Turbokidz dan Sekaranggi secara repetitif bernyanyi dalam penggalan lirik “Terukir indah di dalam jiwa, rasa / Kusimpan dalam dasar hatiku terdalam”, ditemani oleh iringan musik yang kental dengan synthesizer, yang rasanya terdengar ribet, kontemplatif, namun tetap sederhana.
Contoh lain ada di nomor “Dalam Diam”. Di nomor tersebut, giliran elemen vokal ‘mengawang’ yang Turbokidz bawa, dinyanyikan oleh kolaborator lainnya, Fhassyati dari Coltrains.
Beda halnya dengan “Romantika”. Ketukan-ketukan yang lebih enerjik menjadi menu utamanya, seakan sebuah ajakan untuk berdansa atau sekadar untuk mengganggukan kepala di antara suasana diskotik yang bergulir di sepanjang malam.
Tidak hanya dengan elemen-elemen yang sudah disebutkan di beberapa paragraf sebelumnya, Turbokidz turut unjuk gigi dengan keahliannya sebagai seorang gitaris. Liukan-liukan khasnya yang sedikit banyak mengingatkan akan keberadaan Pijar ia munculkan di sini.
Nomor pertama, “Http 404” bisa menjadi contohnya. Meski juga hadir di mini album sebelumnya, namun disertakannya nomor tersebut di album ini bukanlah hal yang mengecewakan. Cukup terpengaruh dari karya-karya milik Two Door Cinema Club, jangan kaget jika terdengar nuansa-nuansa yang mirip dengan nama tersebut di “Http 404”.
Sama dengan “Tak Terbatas”, empat nomor terakhir dari Oranye. Perpaduan keahlian bergitarnya dipadukan dengan instrumen elektronik yang kembali memunculkan ketukan-ketukan enerjik, dilanjukan dengan naik turun permainan ambience dan selipan vokal dengan balutan lirik berbahasa Inggris. Durasinya pun tak main-main, enam menit lebih sedikit.
Secara tema utama, Turbokidz memang merangkum ragam kisah yang sempat ia alami ketika masa pandemi sedang suram-suramnya. Kisah yang memuat naik turun dinamika kehidupan, meliputi percintaan, pertemanan, hingga kehidupan sosial yang bisa terdengar familiar bagi mereka yang mendengarkan.
Terus terang, album ini tidak terasa menonjol jika dibandingkan dengan rilisan-rilisan lainnya. Namun mungkin, mungkin saja, Oranye memang ditujukan oleh Turbokidz kepada para pendengarnya untuk beristirahat sejenak, menengok kembali apa saja yang sudah dilalui selama beberapa saat ke belakang, selagi mempersiapkan langkah selanjutnya di lembar terbaru, di antara hiruk pikuk kehidupan yang memaksa untuk serba cepat, dan itu bukanlah hal yang salah.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Yella Sky Sound System Rayakan 1 Dekade Lewat Album Mini The Global Steppers
Unit dub kultur sound system asal Jakarta, Yella Sky Sound System merayakan satu dekade eksistensi lewat perilisan album mini terbaru bertajuk The Global Steppers (20/12). Dipimpin oleh produser sekaligus selektor Agent K, album mini …
Parade Hujan Kolaborasi dengan Monita Tahalea Rilis Single Kehadiran
Setelah merilis single “Maka Diturunkanlah Hujan” bersama Adrian Yunan, Parade Hujan menggaet Monita Tahalea sebagai kolaborator untuk single berjudul “Kehadiran”. Lagu ini menjadi tonggak penting bagi grup yang sedang merampungkan album penuh mereka. …