Ujung Trilogi Gergasi Api

May 10, 2021

Setelah hadirnya “The Flames That We Shared” sebagai pembuka trilogi di bulan Maret lalu dan disusul oleh “Red Knight” di bulan April, kali ini giliran “The Ashes That We Shared” yang Gergasi Api rilis, juga didapuk sebagai sebuah single penutup dari trilogi yang mereka mulai di tahun ini.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by GERGASI API (@gergasiapi)

“’The Ashes That We Shared’ adalah akhir final dari trilogi single kami. Lagu ini intinya mencoba menafsirkan bagaimana kisah mitologi burung phoenix, dimana mati dan terlahir kembali adalah sebuah proses yang kita lalui sebagai manusia. Terlahir menjadi pribadi yang baru dan kuat, ketika kita melaluinya dengan empati dan tulus”, tutur Alexandra J.Wuisan melalui rilisan persnya.

Bukan sekedar penutup, karena rencananya mereka akan merilis EP pada akhir tahun 2021 ini.

“Kita tahu band ini ini adalah band baru, dan sekarang sedang merancang format band live. Semoga ketika pandemi ini berakhir, Gergasi Api bisa hadir sebagai satu unit musik yang solid”, tambah Ekyno.

Kilas balik ke bulan Maret lalu, duo Alexandra J.Wuisan (Sieve) dan Ekyno (Full of Hate, Plum) memutuskan untuk kembali hadir di industri musik dengan membawa payung Gergasi Api. Tidak lama setelahnya, keduanya langsung menghadirkan “The Flames That We Shared” di bulan tersebut.

“Ketika kami bikin Gergasi Api, unsur atmosferik yang membungkus lagu sangat diperhatikan. Bisa terdengar raw, tapi juga sangat melodius. Bisa juga terdengar elektronik, namun juga terasa analog”, sambut Ekyno di bulan Maret lalu.

Masih bersama dengan label rekaman Anoa Records, “The Ashes That We Shared” sudah bisa disimak melalui layanan streaming musik yang tersedia, juga dengan format video liriknya yang bisa disaksikan melalui kanal YouTube Anoa Records.

Sebagai penutup, kabarnya Gergasi Api juga akan merilis sebuah split dalam format kaset bersama satu band Inggris yang belum disebutkan namanya.


 

Penulis
Raka Dewangkara
"Bergegas terburu dan tergesa, menjadi hafalan di luar kepala."

Eksplor konten lain Pophariini

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …

Perspektif Pekerja Seni di Single Kolaborasi Laze, A. Nayaka, dan K3bi

“Rela Pergi” menjadi single kolaborasi perdana antara Laze, A. Nayaka, dan K3bi via Sandpaper Records (29/11).      Tertulis dalam siaran pers bahwa proyek yang diinisiasi sejak pertengahan 2024—usai Laze merilis DIGDAYA dan sebelum …