Wawancara Eksklusif Duta: “Sheila on 7 itu Band Penuh Pertimbangan”

May 23, 2024
Duta Sheila on 7

Konser tunggal “Tunggu Aku Di Jakarta” pada 28 Januari 2023 lalu memunculkan harapan kembalinya Duta dkk. bersama Sheila on 7 setelah hampir tiga tahun nyaris tidak muncul dan malah kehilangan personel. Namun sepertinya Sheila Gank masih harus berlapang dada. Pasalnya jadwal pentas Duta dkk. yang ditunggu-tunggu hampir tidak pernah tampak. Bahkan promosi konser tunggal yang ditonton lebih dari 25 ribu kepala itu pun tidak dipublikasikan di media sosial resmi mereka.

Penampilan di Pestapora 2023 yang membuat Tria vokalis The Changcuters menulis “ketika Sheila on 7 main di festival, percuma ada stage lain,”  baru diumumkan kurang sepekan sebelumnya. Lagi-lagi tanpa ada pemberitahuan oleh bandnya sendiri.  Juga panggung malam tahun baru di Candi Prambanan. Terkecuali panggung mereka di We The Fest pada 23 Juli 2023 sebagai penyelamat festival itu di detik-detik terakhir. Hal ini cukup mengherankan. Band-band lain seperti tancap gas begitu wabah COVID-19 selesai. Pun dengan jaminan kesuksesan membuat lautan massa di tiap kesempatan rupanya belum membuat Duta, Eross, dan Adam bergegas kembali ke panggung.

Namun dalam waktu dekat Sheila Gank akan bisa kembali melihat tawa dan mendengar senandung bapak-bapak ini. Awal April lalu secara resmi Sheila on 7 mengumumkan tur dalam rangka konser tunggal bertajuk “Tunggu Aku Di” di lima kota mulai Juli hingga September tahun ini. Dimulai pada 27 Juli  di Samarinda, lalu 10 Agustus di Makassar, 31 Agustus untuk Pekanbaru, Medan pada 14 September, dan diakhiri pada 28 September di Bandung.

Pengumuman rangkaian konser yang digelar promotor Antara Suara ini menjadi semacam pembuka sebuah episode baru band bentukan 6 Mei 1996 ini. Di momen malam takbiran 9 April lalu Duta, Eross, dan Adam merilis video The New Beginning via kanal YouTube Sheila on 7 Tv.  Pada 6 Mei kemarin mereka merayakan hari jadinya yang ke-28 dengan mini konser yang ditayangkan di Youtube. Saktia Ari Seno yang jadi tandem gitar Eross selama sepuluh tahun kembali memetik senar setelah terakhir bermain gitar bersama sahabat-sahabat sejatinya di tahun 2006, sebelum mendalami agama dan menjadi pendakwah dengan nama Salman Al-Jugjawy.

Janji untuk interview langsung urung terlaksana. Duta memohon maaf telat membalas pesan saya karena harus mempersiapkan hajatan ulang tahun Sheila on 7 juga membalas tumpukan pesan-pesan orang-orang yang kalah war tiket konser. Lewat perantara aplikasi pesan singkat wawancara ini akhirnya bisa dilakukan. Kepada Pophariini, Duta menjelaskan mengapa Sheila on 7 menunggu lama untuk kembali setelah pandemi COVID-19 selesai, jadwal pentas yang selama ini misterius, hingga orang-orang pilihan Tuhan yang dikirimkan buat bandnya.

Sebetulnya apa yang membuat penggemar harus menunggu lama sampai Sheila on 7 akhirnya secara resmi mengumumkan untuk tampil kembali?

Kami memang band yang penuh pertimbangan, apalagi di usia sekarang. Di awal kemunculan kita anak muda yang sama sekali nggak mikirin apa-apa selain bikin karya, manggung, tur sepanjang mungkin. Kalaupun ada imbas yang negatif yang ngerasain kami sendiri. Album pertama di saat kami usia 18-20 tahun jadi memang anak muda yang seger-segernya, yang dipikirin dirinya sendiri. Seiring bertambah usia, manusia akan banyak pertimbangan.

Apalagi kemarin ada kejadian luar biasa orang nggak boleh keluar rumah dan beraktivitas luar dibatasi. Untuk benar normal waktunya cukup lama. Buat kami yang usia bandnya segitu kami bersyukur dengan segala yang kami dapat dan lewati sebelum pandemi. Itu jadi pertimbangan seberapa urgent kami untuk tampil kembali.

Ditambah beberapa kejadian yang terjadi di kami, di manajemen, produksi, dan semuanya. Itu yang membuat kami banyak melakukan adjustment sehingga untuk memutuskan main yang jauh, manggung di luar Jawa, butuh pertimbangan yang nggak gampang buat kami.

Komentar-komentar di kolom Instagram @sheilaon7 banyak yang mengeluhkan saat ini sulit untuk menonton konser Sheila on 7. Sebetulnya apa yang jadi pertimbangan untuk manggung setelah pandemi ini?

Kami harus lihat situasi perjalanan keluar sudah seperti apa, kondisinya bagaimana, dan apakah kondisi kami keseluruhan sudah siap. Jadi di tahun pertama kami mulai muncul di Juli 2022 itu kami manfaatkan sebagai momen mempersiapkan diri. Insya Allah persiapannya cukup matang.

Diawali menyelesaikan panggung-panggung yang tertunda, akhirnya dalam umur tim yang enam bulan ada konser Tunggu Aku Di Jakarta. Itu jadi sangu (bekal, -pen) kami buat menjalani hari-hari ke depan juga evaluasi yang harus dibenahi. Ini jadi ajang untuk melihat apakah kepercayaan diri kami dalam berupaya memberikan yang terbaik untuk bertemu dengan teman-teman pendengar sudah sesuai pakemnya atau belum. Kami nggak mau grasah-grusuh (tergesa-gesa, -pen) dalam segala hal.

Waktu wawancara setelah konser Tunggu Aku Di Jakarta Anda menekankankan bagaimana filosofi urip sak madyo (hidup sewajarnya, -pen) membantu dalam situasi sulit di masa pandemi. Apakah pandangan ini juga akhirnya berimbas juga di band karena sebelumnya kan hampir tiap akhir pekan selalu ada pentas?

Nggak juga. Kalau cuma tiap weekend sebelum pandemi ada panggung ya itu sudah sak madyo. Kita sudah nggak di fase setiap tawaran apapun kita sikat. Kita pertimbangkan imbas positif dan negatif itu. Kalau tiap weekend ada manggung ya Alhamdulillah karena kerjanya kami memang ngamen. Ya mungkin saja ekspektasi orang-orang kanSheila on 7 mau tiap hari main juga bisa. Tapi kami kan nggak seperti itu jadi ya dianggapnya sak madyo. Jadi saya nggak setuju kalau dibilang setelah pandemi kami jadi lebih sak madyo. Mungkin lebih tepatnya kami jadi banyak mengevaluasi untuk menempatkan sesuatu sesuai proporsinya.

Tapi jadi sulit untuk mencari jadwal manggung Sheila on 7. Apakah memang sengaja dirahasiakan?

Sama sekali tidak ada niat merahasiakan jadwal show Sheila on 7. Kami ini dalam proses transisi mengatur jadwal ke depan. Selain show tertunda sebelum pandemi, kami masih harus juga menyisipkan tawaran yang baru masuk. Jadi memang kondisinya untuk merilis jadwal resmi bulanan di kanal-kanal resmi belum memungkinkan. Tapi Insya Allah segera setelah benar-benar settled akan kami lakukan karena dengan tahu Sheila on 7 main di mana itu akan jadi kabar baik. Jadi buat apa dirahasiakan, nggak ada point-nya buat kami.

Saya malah lebih tahu update konser Sheila on 7 di tag-tag Instagram band dan personel…

Memang setelah pandemi mayoritas masih banyak acara internal. Acara umum belum terlalu banyak. Banyak yang harus ditata ulang, jadi skala prioritasnya kami atur. Secara keseluruhan kami banyak adjustment. Orang-orang yang ada di band sekarang dalam proses cari pola dan pakem yang pas untuk bisa memberikan yang terbaik. Jadi lebih karena keadaan, bukan karepe koyo ngono (maunya seperti itu, -pen). Doakan saja semoga bisa memenuhi apa yang diharapkan teman-teman semua.

Setelah video The New Beginning yang jadi semacam pengumuman resmi dari band, apa saja yang jadi target-target untuk tahun ini?

Kita ingin tetap sehat supaya bermanfaat bagi banyak orang lewat musik. Janji show-show yang tertunda sudah mulai bisa dikatakan mendekati selesai. Setelah pandemi kan masih banyak di Jawa, Bali, dan Lombok. Yang di luar Jawa belum. Insya Allah dengan tur konser lima kota yang dimulai akhir Juli itu akan jadi momentum awal untuk kita lebih sering mengunjungi teman-teman di luar Jawa.

Single baru Insya Allah targetnya tahun ini. Kami sudah ada demo lima lagu. Sekitar dua atau tiga lagu kami akan jadikan single dan akan dipilih mana yang akan dirilis duluan. Ya sekitar bulan-bulan ini kami akan workshop untuk mematangkan materi.  Sneak peek-nya sudah didengarkan ke Sheila Gank-Sheila Gank terpilih kemarin. Besar harapan tahun  ini Sheila on 7 punya single baru karena sudah lama kami nggak keluarkan materi baru.

Sebagai band yang tumbuh besar di format album, bukankah tidak sulit untuk sekalian saja merilis album penuh atau paling tidak EP?

Kalau mau jujur, materi-materi yang udah ada sekarang kalau mau dibikin album atau EP sudah bisa banget. Tapi kami memilih lebih ke bijaksana dalam memberikan menu buat pendengar. Bukan maunya pendengar apa, tapi kita punya menu monggo (silakan, -pen) dicicipi. Posisinya lebih seperti itu. Nah perkara kapan kita menyajikan menunya, menu apa yang mau disajikan, karena sekarang zamannya single jadi ya kami ingin menyajikan secara itu.

Monggo dinikmati satu satu. Kalau semua disajikan mengko malah kewaregen, akeh sing ra dipangan (nanti justru kekenyangan banyak yang mubazir, -pen). Jadi ya sebetulnya kalau mau kami sajikan semua ya sebenarnya bisa. Tapi kembali lagi, kami ini band yang penuh pertimbangan.

Perubahan pola konsumsi musik apa berpengaruh ke proses kreatif band?

Nggak. Proses kreatif di Sheila on 7 kan berjalan terus. Mau rilis atau nggak keseharian kami nggak jauh-jauh dari musik. Bikin aransemen, bikin lagu baru, itu tetep berjalan. Kami bukan band yang bikin lagu tiba-tiba karena oh wis wayah e rilis (sudah waktunya rilis, -pen). Lebih ke kami dapat referensi apa, dari musik sekarang atau musik lama, dari timeline manapun, kami bikin karya yang baru. Bahkan dulu setelah rilis album beberapa minggu kemudian kami ada materi baru lagi.

Itu sangat mungkin karena kami band yang selalu mau belajar. Itu mungkin yang salah satu bikin Sheila on 7 jadi band yang dianggap punya ciri kuat. Jadi nggak ada korelasinya sih antara perubahan pola konsumsi ini ke proses kreatifnya Sheila on 7.

Saya melihat Sheila on 7 ini sedikit band “senior” yang pendengarnya bisa terus berkembang di berbagai rentang usia…

Ya Alhamdulillah kalau ada yang berpikir seperti itu (tertawa). Kita banyak berterima kasih buat yang supportsegitunya. Aku cuma bisa bilang Alhamdulillah. Kalau dari kacamata kami itu karena kita cukup open-minded sama input musisi-musisi muda. Dengan yang main sama kita sekarang juga berpengaruh sama aransemen, di panggung. Kita dengarkan mereka. Referensi itu yang memperkuat proses kreatif. Membuat musik kita jadi lebih kaya tapi bukan sebagai identitas baru. Insya Allah selama kami mau terus belajar ya Insya Allah kami akan terus berkembang. Sheila on 7 tidak ada di titik aku ki wis apik dewe, gawe opo wae mesti ditompo (aku yang terbaik, membuat apapun pasti diterima, -pen). Itu tidak ada di kamus Sheila on 7. Selain itu ada keberkahan dari orang-orang yang seumuran kita yang sudah punya anak atau adik. Lalu mereka-mereka ini memperdengarkan (lagu-lagu Sheila on 7, -pen) jadi kayak gethok tular (komunikasi mulut ke mulut, -pen). Itu jadi keberkahan, sesuatu yang nggak bisa di-create. Alhamdulillah kalau mereka bangga dan memperdengarkan.

Saat ini Sheila on 7 diperkuat tiga musisi pendukung yang selisih usianya cukup jauh dengan para personel. Apakah ada alasan khusus memilih mereka?

Siapa bilang, kita umurnya mirip, sama-sama muda (tertawa). Mereka bertiga itu bukan dipilih Sheila on 7 tapi mereka terpilih karena takdir Allah. Seperti ada momen-momen yang dipilih Allah jadi jalannya seperti itu. Prosesnya ketemu mereka itu serba kebetulan, bukan seperti band yang sedang cari player. Pas terjalin komunikasi dengan mereka kok mereka punya waktu buat Sheila on 7.

Jadi yang bermain dengan Sheila on 7 sekarang inilah orang-orang yang dipilihkan oleh Allah buat kami. Tidak pernah kami punya niat harus cari yang yang muda, tapi mereka sangat fresh. Ide kreatifnya sejauh ini cukup segar dan semoga akan terus bisa lebih baik lagi. Kami merasa sangat menikmati bermain bersama mereka. Dari proses aransemen, di panggung, mereka bertiga sangat besar pengaruhnya. Banyak sekali masukan dan ide untuk memperindah dan menyegarkan lagu.

 


Foto Sheila on 7: dok. Pestapora 

Penulis
Fakhri Zakaria
Penulis lepas. Baru saja menulis dan merilis buku berjudul LOKANANTA, tentang kiprah label dan studio rekaman legendaris milik pemerintah Republik Indonesia dalam lima tahun terakhir. Sehari-hari mengisi waktu luang dengan menjadi pegawai negeri sipil dan mengumpulkan serta menulis album-album musik pop Indonesia di blognya http://masjaki.com/
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
Apriansyah
Apriansyah
6 months ago

Bahs favorit. Jalan terusss 🥳🥳🥳🥳

Last edited 6 months ago by Apriansyah

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …