Membaca judul ini, saya ingat dengan pernyataan tegas Jeff Bebe, vokalis band fiktif Stillwater di film Almost Famous saat ditanya soal perannya di atas panggung. “Saya bekerja sama atau lebih berat dari siapa pun yang ada di atas panggung. Anda tahu apa yang saya lakukan? Saya menghubungkan. Saya membebaskan banyak orang. Saya mencari pria yang belum bebas dan saya bisa membuatnya bebas,” ungkapnya.

Ini kemudian menjelaskan bahwa di satu band di atas panggung, kita bisa jelas melihat hirarki yang kasat mata sebagai berikut:

Vokalis, kasta paling tinggi. Gitaris, nyawa dari band yang kemudian menjadi populer jika ia gitaris rock dan melakukan manuver solo gitar tepat di depan muka penonton, seperti Slash misalnya. Bassis, kasta ketiga, orang selalu berada di kanan atau kiri, jarang berkomunikasi dengan penonton (kecuali bassist macam Flea). Dan yang terakhir, drummer, orang yang seolah tak penting karena selalu di belakang dan selalu tak terlihat jika difoto (jangan-jangan itu mengapa mungkin Dave Grohl membuat Foo Fighters).

Atas dasar ikon itu tadi, ada beberapa gitaris yang mungkin, entah apapun alasannya, ingin menjadi sama derajatnya dengan vokalis. Mereka-mereka lantas membuat band baru, sebagai side project-nya, agar mereka bisa terlihat di depan dan berkomunikasi dengan penonton. Ada 5 di antara gitaris yang secara kasat mata saja bisa terlihat menjadi frontman:

Pandu Fuzztoni

Fans dari Iwan Fals atau Slank apalagi Dewa 19 mungkin tak kenal dengan Pandu. Namun bagi yang sering datang ke keriaan arus pinggiran, gitaris Morfem ini sudah menancapkan nyawanya di sana. Dan kini bersama, band bentukannya Zzuf, Pandu akhirnya bisa mengasah multitasking-nya, bermain gitar, bernyanyi dan mengobrol dengan penonton.