Rekomendasi: V/A – Young Offender
Sebagai satu dari jutaan penikmat musik sidestream, saya termasuk golongan yang senang mengulik sejarah dari skena-skena sidestream yang pernah lahir dan tumbuh di bumi pertiwi ini. Punk adalah satu dari skena yang menarik untuk dibahas. Dan bicara soal punk, tiada yang lebih menarik ketika menyebut nama Young Offender, salah satu pionir pertama komunitas punk di Ibukota.
Saat era 90-an thrash metal tengah mewabah di sebagian besar anak muda di perkotaan, Young Offender lahir sebagai alternatif. Berbekal asupan musik-musik punk yang tengah digandrungi saat itu, Young Offender muncul dengan ekspresi unik mereka yang tercermin dari band-band yang tergabung di dalamnya.
Insan-insan komunitas ini, seperti Levi (bassist The Fly) dan Vincent Rompies (pernah di Club 80s) dan adiknya Cliff Rompies (yang masih di Club 80s) adalah tiga dari nama populer yang kita kenal yang berasal dari Young Offender.
Di luar itu, band-band seperti Pestolaer dan Wondergel adalah dua nama yang masih eksis hingga sekarang, yang tumbuh dari komunitas ini.
Inilah yang mungkin hendak ditunjukkan oleh kompilasi Young Offender, memperkenalkan ulang wajah-wajah lama lewat deretan lagu beragam ekspresi musiknya. Yang menarik dari kompilasi ini juga, ada satu dua band ‘lama’ yang akhirnya terdengar kembali untuk mendukung kompilasi ini.
Mereka adalah Submission, salah satu band awal dari skena punk di tanah air. Kemudian ada Parklife, band dari Vincent Rompies di era 90-an. Ada The Motives, ini band awal sebelum akhirnya ada The Brandals. Fable dan Toilet Sounds, dua band alternative rock yang besar di era 90-an.
Yang menarik kemudian dari kompilasi ini adalah mereka berusaha membuat jembatan dengan menaruh beberapa nama yang punya benang merah dengan apa yang dibuat Young Offender. Nama-nama seperti Eka Brandals (Di Zigi Zaga), Jimi Multhazam (Jimi Jazz) dan line up lainnya yang secara langsung terpapar dengan kehadiran YO.
Sebagai sebuah kompilasi, saya menyambut dan mengapresiasi dengan baik. Mungkin kekurangan dari kompilasi ini adalah kemasan fisik yang tak terdesain dengan baik. Sebagai sebuah kompilasi yang menawarkan cerita sejarah kurang bisa memberikan informasi tentang siapa dan apa itu Young Offender, padahal ini penting bagi awam yang mungkin mengakses kompilasi ini lewat format fisik. Ide booklet sebetulnya adalah pilihan menarik ketimbang foto-foto yang dilayout kurang maksimal.
Meski demikian, upaya maksimal tetap ada dalam kompilasi ini ketika mereka menaruh semua informasi yang bisa diakses di dunia digital, dari arsip video di Youtube, arsip tulisan format PDF di Disorder Zine atau kumpulan foto-foto lama jika kalian bergabung di grup Facebooknya.
Overall, sebagai sebuah proyek kompilasi yang ingin menawarkan cerita tentang sejarah sebuah skena yang kini pudar, Young Offender ini adalah pilihan menarik. Tips dari saya, kalian harus mengulik dari beberapa arsip yang ada di linktree mereka untuk bisa menikmati kompilasi dan cerita sejarah ini dengan utuh.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …
I’m Kidding Asal Aceh Tetap Semangat Berkarya di Tengah Keterbatasan
Setelah merilis 2 single bulan Juni lalu, band pop punk asal Aceh, I’m Kidding akhirnya resmi meluncurkan album penuh perdana mereka dalam tajuk Awal dan Baru hari Minggu (10/11). I’m Kidding terbentuk …