Zigi Zaga: Psycho Mob yang Terinpirasi Anime
Merilis rekaman fisik di ajang tahunan Record Store Day memang menjadi agenda banyak band tanah air, tak terkecuali Zigi Zaga. Proyek punk rock garapan vokalis The Brandals, Eka Annash ini menjadikan momen ini untuk merilis Psycho Mob, debut album baru mereka.
Selain album, kuartet yang digawangi Eka Annash (bass/vokal), Rika Putrianjani (gitar/vokal), Emil Pahlevi (gitar), dan Wizra Uchra (drum) ini juga merilis single kedua di album ini bertajuk “No Casualties“ di ajang Record Store Day dan 16 April kemarin, videoklip dari single ini tayang di Youtube.
Saya beberapa kali menyimak panggung Zigi Zaga pada setiap kesempatan. Saya setuju terhadap pondasi dasar musik Zigi Zaga menurut mereka, yaitu Punk Rock yang di-injeksi elemen lain seperti Blues, Grunge, Heavy Metal hingga Pop. Pengaruh ngebut dengan sound gitar tebal, ciri khas Alternative Rock 90an, meminjam referensi dari band seperti Pixies, Sonic Youth, Smashing Pumpkins.
Pengaruh musiknya bisa ditarik selentur mungkin hingga ada muncul warna-warna Talking Heads, ESG, Patti Smith, Joan Jett & The Runaways. Bagi yang sudah memegang CD dan memutarnya terus menerus tentu akan paham mengapa band-band seperti itu yang disebut. Nah, dari sini mungkin saya sudah tak perlu menjelaskan lagi soal kenapa Eka Annash membentuk Zigi Zaga selain dari alasan klasik yaitu mencari ‘penyegaran referensi’ di luar bandnya.
Soalan tema, Zigi Zaga punya ragam yang menarik. 11 lagu yang termuat didalamnya merupakan refleksi para personil terhadap lingkup lingkungan sekitar mereka. Menyoroti berbagai tema mulai dari adiksi terhadap gadget (Kill The noise), self-empowerment (Psycho Mob & Coming Down From A High), & peer pressure (Lost In The City). Namun mereka menyebutkan bahwa porsi subjek tematik paling besar adalah pergulatan dan perjuangan psikologi individu yang mencoba melewati berbagai gempuran cobaan hidup keseharian di berbagai aspek dari depresi, percintaan sampai tekanan sosial.
Judul Psycho Mob sendiri terinspirasi diambil mereka dari serial komik anime Jepang berjudul Mob Psycho 100. Dipubikasi tahun 2012, komik ini bercerita tentang karakter seorang remaja mempunyai kekuatan psikologis dahsyat yang bisa meledak dibawah tekanan. Sebuah narasi yang menurut Zigi Zaga sempurna untuk diadaptasi sebagai judul album.
Dirilis oleh Disaster Records, label rekaman asal Bandung, album Psycho Mob merupakan hasil proses jerih payah pengerjaan yang memakan waktu 3,5 tahun dengan biaya sendiri, merekamnya di dua studio musik, di ALS Rempoa (Tangerang) dan Starlight Studio Pondok Kelapa (Jakarta Timur).
Bagi yang penasaran dengan sisi lain dari Eka Annash, silakan simak Psycho Mob. Saya menanti aksi mereka di panggung besar semacam Synchronize atau bahkan We The Fest? Hmm, mungkin saja.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian
Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW. …