16 Pertanyaan: Tanayu
Intan Ayu Purnama atau kini dikenal dengan nama panggung Tanayu memulai perjalanan bermusiknya sejak ia masih remaja. Saat itu, Tanayu sudah mulai menuliskan beberapa lagu dan bercita-cita untuk serius menghasilkan karya musik.
Sebagian orang masih mengenalnya sebagai pemain sinetron. Namun, sejak awal ia memang serius dalam bermusik. Perjalanannya dimulai ketika menyerahkan demo lagu dengan mengetuk satu per satu perusahaan rekaman musik.
“Beberapa di antaranya mendapat kesempatan bertemu dengan orang penting di label tersebut. Tapi, lagi-lagi selalu dibilang materi lagu yang dibuat ‘terlalu berat’ atau ‘kurang hook’ [tertawa]. Sepertinya dengan latar belakang saya yang tadinya aktris opera sabun di layar kaca, asumsi pertama kebanyakan orang itu saya hanya bernyanyi untuk aji mumpung,” kenang Tanayu.
Ia juga sempat diajak untuk membentuk girlband oleh seorang penulis lagu dan produser. Tanayu yang saat itu masih sangat muda dan didampingi orang tua menolaknya dengan alasan bentuk kerjasama yang ditawarkan kurang sesuai.
Seiring berjalannya waktu, Tanayu yang tengah mendapat banyak referensi dari musisi era 1960 hingga 1980-an mulai bikin musik dengan sentuhan blues atau rock and roll. Di tengah keinginannya membuat proyek bermusik solo, ia bertemu dengan teman yang sering jamming bersama dan membentuk Hammers Gank.
Band tersebut beranggota dua orang, ia sebagai vokalis dan temannya memegang bass. “Dalam prosesnya kami banyak dibantu teman-teman untuk mengisi instrumen-instrumen lain dari musik yang kami buat. Sempat merilis satu single secara independen, yang saya produseri sendiri dari hasil uang kerja main shooting film dan sinetron [tertawa],” ungkap Tanayu.
Tak sedikit kenangan bermusik yang dilewati bersama Hammers Gank yang sempat berubah nama menjadi Intan Ayu & The Hammer. Pengalaman berkolaborasi dengan pihak lain pun membawanya sampai di titik karier solo sebagai Tanayu dan mengeluarkan mini album perdana, Reborn tahun 2017.
Setelah itu, satu per satu single dirilis. Yang terakhir adalah “Unwrap Your Skin” di awal tahun 2022. Ketika ditanya apa rencana jangka panjang karier solonya, ia mengatakan investasi yang sudah diciptakan selama ini diharapkan bisa menjadi legacy.
“Saya ingin memiliki album penuh dan bisa membuat pertunjukan dengan audio dan visual experience yang mendukung jalinan cerita dan konsep dari album tersebut. Dan membawa karya tesebut ke dalam sebuah tour, setidaknya keliling Asia,” tutup Tanayu.
Dan inilah jawaban Tanayu untuk 16 Pertanyaan, dari mulai Nasi Padang hingga lagu-lagu Indonesia yang menjadi pilihannya.
1. Pilih Nasi Padang atau Nasi Kapau?
Nasi Padang.
2. Olahraga yang rutin kamu lakukan?
Pilates.
3. Siapa aktor Indonesia yang menurut kamu enggak pernah gagal memainkan peran apapun?
Reza Rahadian dan Abimana Aryasatya.
4. Barang yang pernah kamu beli secara online tapi ternyata bukan seperti yang diinginkan dan enggak bisa ditukar?
Minggu lalu! [tertawa]. Beli petticoat untuk daleman rok buat manggung dan ternyata bentuknya gagal kayak pakai kandang ayam dalem rok [tertawa].
5. Minyak wangi yang mewakili karakter pribadimu?
Yves Saint Laurent Black Opium.
6. Arti kemenangan yang sesungguhnya adalah…
Mampu menyerap segala bentuk energi dan pengalaman yang dilalui menjadi bahan bakar untuk terus tumbuh semakin baik.
7. Apa saja koleksi musik yang kamu punya?
Waktu masih single banyak sih [tertawa]. Box of Pearls: The Janis Joplin Collection, The Doors “When You’re Strange” documentary, “Celebration Day” Live album Led Zeppelin, “Anthology 2” Compilation The Beatles, “Back to Black” Amy Winehouse. Apa lagi ya. Lumayan harus dibongkar. Ada masanya dulu sering ke toko CD di Pondok Indah Mall terus beli box set atau CD. Atau kadang nitip music documentary atau biopic ke teman yang pergi ke luar negeri.
8. Berapa lama kamu menghabiskan waktu untuk berdandan sebelum manggung?
1-2 jam.
9. Siapa fashion designer Indonesia favoritmu?
Nila Baharuddin, Studio Moral, Rama Dauhan, Danjyo Hiyoji, dan Toton Januar.
10. Pengalaman mistis yang pernah kamu alami?
Enggak bisa bangun dari tidur karena ada sosok yang menyerupai saya (waktu itu rambut saya masih hitam panjang dan berponi). Sosok itu menari-nari sambil ketawa-ketawa di atas badan saya. Males banget sumpah.
11. Negara yang kamu tidak bosan datangi untuk berlibur di sana dan apa alasannya?
London. Saya ingat waktu pergi ke london bersama suami. Kami berjalan random ke daerah Shoreditch dan tiba-tiba tanpa sengaja menemukan pameran foto kecil. Pameran foto yang ternyata adalah foto-foto dokumentasi asli musisi-musisi yang saya lihat selama ini. Dari Radiohead, RHCP (Red Hot Chili Peppers), Björk, sampai Dave Navarro dan lainnya. Terus di sekitar sana kadang ada local gig di club atau bar yang seru. Mampir ke flea market atau minum wine hangat di Borough Market. Itu alasannya. Gloomy cuacanya, karakternya, energinya.
12. Apakah kamu merasa romantis sebagai pasangan?
Enggak [tertawa].
13. Satu hal yang harus selalu diperjuangkan perempuan dalam hidupnya?
Cinta terhadap dirinya sendiri karena dari situ dasarnya. Kalau ia menyadari dirinya berharga ia akan terus bergerak agar berdaya, ia akan berjuang untuk terus tumbuh dalam versi terbaik dirinya. Dan jika ia memilih berpasangan pun, ia akan memilih pasangan yang tepat yang menjadi support system bagi satu sama lain dan tumbuh bersama. Ia akan punya kepercayaan diri untuk punya suara.
14. Adakah pengalaman yang sempat membuatmu bosan hidup?
Sejak lahir sampai sekarang, sepertinya belum ada hal yang membuat saya pantas untuk bosan hidup.
15. Hal yang selalu kamu rindukan dari masa remaja?
Jamming sambil nongkrong di studio hingga semalaman suntuk.
16. Sebutkan tiga lagu dari band atau musisi Indonesia yang lagi sering kamu dengarkan belakangan ini!
“Bank of The River” – Mantra Vutura feat. Elda Suryani, “Bangun, Bajingan” – Ananda Badudu feat. Rubina, dan “Leaving Anthera” – Rubah Di Selatan.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …