5 Fakta Inspiratif Kangen Band Buat Pendewasaan Musisi Hari Ini

Jan 28, 2022
Kangen Band

Baru-baru ini, nama Kangen band mendadak ngetop. Bahkan ketika saya menulis artikel ini, hashtag #KangenBand sendiri berada di nomor satu trending topic twitter.

Ketika diselidiki, mudah-mudahan saya tidak salah, semua ini bermula ketika ada seorang pegiat sosial media, Widas Satyo yang populer dengan tagar #AyoMenulis ini merespon salah seorang netizen yang menganggap bahwa mendengarkan lagu Pamungkas ada hubungannya dengan kedewasaan seseorang.

Sejauh ini, posting tersebut sudah diretweet oleh lebih dari 3000 netizen. Dari sini saya kemudian terbesit pertanyaan, apa hubungannya kedewasaan seseorang dengan musik yang didengarkan? Ingin saya membahasnya lebih dalam, namun mungkin di lain waktu saja, karena saya tidak bisa bilang setuju atau tidak kepada hal ini.

Yang menarik adalah, ketika membicarakan tentang Kangen Band. Di luar mas Widas menganggap bahwa kita hanyalah mengikuti kebencian kepada satu musisi yang dianggap jelek secara karya, namun terlepas dari karya yang bagus atau tidak, setiap band akan selalu punya cerita inspiratif bagaimana mereka memulai kariernya, termasuk Kangen Band.

Jika dilihat cerita soal Kangen Band di Wikipedia yang sangat lengkap dan informatif ini, saya melihat ada beberapa potongan cerita yang layak dijadikan fakta inspiratif yang mungkin saja pernah dirasakan oleh sebagian besar band di tanah air ini.

Nah, oleh karena itu, demi membela rasa keingintahuan saja, izinkan saya membagian fakta-fakta inspiratif tentang Kangen Band ini kepada kalian semua.

Mari simak bersama.


Berawal dengan main dengan keyboard mainan dan drum bekas ember cat plastik

Ini semua bermula ketika tahun 2004 silam, di Lampung. Kangen Band tidak lebih dari sekelompok anak muda Lampung yang gemar nongkrong di atas jembatan sungai kecil di kota tersebut. Saat itu, mereka menumpahkan rasa penatnya hari dengan bernyanyi diiringi alat musik sekedarnya, dari gitar akustik yang murah, termasuk menggunakan keyboard mainan dan drum bekas ember cat plastik.

 

Dari kuli bangunan dan berdagang sandal jepit 

Latar belakang personel Kangen Band pun bukan kalangan ‘the have‘ atau orang yang mampu secara ekonomis. Beberapa dari mereka bekerja sebagai buruh serabutan, murid sekolah, termasuk kuli bangunan dan pedagang sendal jepit.

 

Bayar sewa studio musik, dananya patungan, kadang mengutang

Layaknya anak band yang baru mulai nge-band, untuk bermain musik saja mereka harus patungan studio latihan. Saya yakin, sampai hari ini pun beberapa band masih melakukan ini. Saking kekurangannya, anak-anak Kangen Band sendiri sampai harus berhutang dengan empunya studio musik.

 

CD demo dibagikan ke anak-anak sekolah dan penumpang angkot 

Berbekal CD demo dari lagu-lagu yang mereka rekam di studio sederhana, mereka melakukan aktivitas gerilya yang mungkin band-band hari ini tidak pernah atau ‘ragu’ untuk melakukannya: Membagi-bagikan CD demo secara gratis. Ya, menurut beberapa sumber, sang vokalis Andika sendiri bergerilya membagi-bagikan CD demo di setiap anak sekolah yang berkumpul di kantin sekolah, termasuk sekolahnya. Sementara personel lain memilih untuk membagi-bagikan CD demo tersebut ke angkot-angkot yang bersliweran dan ngetem di sana.

 

Ngetop gara-gara CD bajakan

Pembajakan memang menjadi hal yang memang yang ‘panas’ pada saat itu, semua musisi menentang aktivitas yang satu ini. Namun, Kangen Band punya rencana jitu. Alih-alih menawarkan CD demo ke label-label di Jakarta yang bagi mereka sangat tidak mungkin saat itu, anak-anak Lampung ini justru menjual CD tersebut ke lapak-lapak CD bajakan. Alhasil mereka berhasil making wave‘ secara bawah tanah. Lagu-lagu mereka pun kerap terdengar dari mulai anak sekolah, di tiap angkot sampai di kapal-kapal angkutan laut yang membawa penumpang dari Lampung ke Jakarta. Dan tak hanya di Lampung, bajakan lagu Kangen Band ini juga terbawa sampai ke Roxy, Jakarta. Dari sini lah ceritanya bergulir, Kangen Band mulai menarik perhatian dari radio di Lampung sampai akhirnya mereka dikontrak oleh sebuah label musik internasional di ibukota.

______

Terlepas dari suka atau tidak akan musik dari Kangen Band, namun dari fakta-fakta yang saya sajikan di atas, saya rasa kita menemukan benang merah antara perjalanan karier dari musisi yang penting untuk pendewasaaan musisi hari ini. Cerita-cerita klasik tentang bagaimana memulai sesuatu dari bawah, dari yang kekurangan bukan menjadi halangan namun menjadi bahan bakar untuk semangat berkarya sampai akhirnya ditemukan oleh orang yang tepat yang bisa menghantarkan mereka kepada kesuksesan.

 

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Di Balik Panggung Serigala Militia Selamanya

Seringai sukses menggelar konser Serigala Militia Selamanya di Lapangan Hockey Plaza Festival hari Sabtu (30/11). Bekerja sama dengan Antara Suara, acara hari itu berhasil membuat program pesta yang menyenangkan untuk para Serigala Militia tidak …

Wawancara Eksklusif Adikara: Bermusik di Era Digital Lewat Tembang-Tembang Cinta

Jika membahas lagu yang viral di media sosial tahun ini, rasanya tidak mungkin jika tidak menyebutkan “Primadona” dan “Katakan Saja” untuk kategori tersebut. Kedua lagu itu dinyanyikan oleh solois berusia 24 tahun bernama Adikara …