5 Hal yang Menggambarkan Sal Priadi
Setelah Berhati, Sal Priadi merancang sesuatu yang baru dalam Kumpulan Lagu Cinta #01 yang diawali dengan perilisan single “Irama Laot Teduh” pada Juli 2020. Jika dilihat secara penampilan, menurut Sal si Kumpulan berbeda dengan Berhati yang memang ditujukan untuk pertunjukan.
Bukan berarti si Berhati dilahirkan tak sepenuh jiwa. Namun, dari mulai ide serta kemasan, Kumpulan sengaja dibungkus berbeda. “Ini adalah ruang bermain yang serius (si Kumpulan Lagu Cinta),” kata Sal. Nantinya, bakal ada dua lagu lagi yang bakal dirilis untuk melengkapi volume #01.
Sal membuat Kumpulan sebagai ruang eksplorasi yang diharapkan terus berjalan. Per seri Kumpulan berisi tiga buah lagu. Ia pun membebaskan diri secara tema. Walau tetap dalam koridor romansa.
“Tapi beda-beda tuh. Sekarang lagi senang, ya senang. Kalau ntar ada kepikiran lagu sedih, ngomongin tentang lagi perselingkuhan. Ya akan muncul lagu sedih,” ungkap Sal.
Perjalanan karier bermusik yang dilewati oleh Sal masih terbilang awal. Ia merasa menjadi musisi merupakan bagian dari perjalanan karena semua yang dilakukan berangkat dari sebuah gagasan. Gagasan tersebut dituliskan menjadi lirik, menjadi lagu, atau menjadi novel dan film.
Sal juga mengaku, ia kebetulan memiliki suara yang enak untuk menyanyikan lagunya sendiri. Ketika disuruh menyanyikan lagu orang lain, Sal merasa belum tentu baik.
“Gue tau cara menyampaikan itu. Jadi itu yang gue pegang erat. Kalau gue punya sesuatu yang harus disampaikan lewat musik, gue akan merilis lagu. Tapi kelak gue punya sesuatu yang harus disampaikan lewat buku, ya gue akan bikin buku,” jelas Sal.
Bagaimana Sal hari ini, tak pernah menutup kemungkinan yang lain. “Mengenal gue sebagai musisi hari ini, ya gpp Alhamdulillah. Tapi gue berkarya. Kelak medianya bisa berbeda,” tutup pria yang kini sudah berpangkat ayah.
Selain menanyakan seputar karya, Pop Hari Ini penasaran tentang hal yang menggambarkan dirinya. Beberapa waktu lalu, kami menemui Sal di halaman yang sama dengan Nino Kayam ‘RAN’. Akhirnya, Nino ikut berkomentar apa yang dia ketahui tentang Sal. Simak sebagai berikut:
1. Gigih
Nino: Waktu Sal emang lagi bersiap untuk masuk ke industri. Dia directly tuh ngajak ngobrol banyak banget teman-teman yang ada di musik. Gue salah satu orang yang kebagian privilege mendapatkan DM dari seorang Sal Priadi. Maksudnya Sal, dia tinggalnya nggak di Jakarta. Tapi apapun dilakukan untuk bisa hadir di industri yang mungkin karena tersentralisasi di Jakarta. Akhirnya, dia ke Jakarta. Jadi menurut gue itu salah satu bentuk effort gigih. Nggak semua bisa kayak Sal, maksudnya terbentur sama jarak udah bisa kayak ‘enggak kali ya’. Toh di Malang udah besar namanya. Udah nggak perlu apa-apaan lagi. Tapi kan dia memimpikan sesuatu yang jauh lebih besar dari apa yang sudah ada.
Sal: Gue mengomentari itu, kayaknya benar deh. Rasa kegigihan itu ya gue dapatkan dari karena gue tau maunya apa, dan apa yang gue jalani itu seperti apa. Jadi gue berusaha keras untuk itu. Supaya sampai di tujuan yang gue inginkan.
2. Imajinatif
Sal: Gue suka ngawang-ngawang. Gue suka berimajinasi. Mungkin banyak hal yang berangkat dari imajinasi gue. Kayak apa ya, kayak lagu-lagu. Trus cerita, itu semua berangkat dari hal-hal yang imajinatif. Gue orangnya suka berimajinasi.
3. Percaya ‘Berenang Tidak Harus Mengikuti Arus’
Nino: Balik ke cerita yang awal, Sal itu nanya ke banyak sekali orang yang nggak semuanya mungkin satu paham sama cara dia bermusik. Salah satunya gue. Yang gue kasih referensinya itu pun bukan sesuatu yang sesuai apa yang dilakuin Sal hari ini. Tapi kayak, dia nggak menutup diri, tapi balik lagi ke omongan dia. Dia tau apa yang dia mau. Mungkin ya, dia ambil sari dari setiap perkataan dari orang-orang yang ditanyakan kemudian nge-mix itu lagi dalam sebuah blender, dan menjadikan itu yang bisa dipakai untuk dirinya sendiri.
Sal: Ini juga mungkin cerita yang loe nggak pernah tau ya. Gue itu pulang dari Pop Hari Ini, gue tuh mencoba bikin lagu kayak RAN, kayak MALIQ. Tapi akhirnya, gue merasa bahwa gue nggak nyaman, gue nggak bisa. Trus muncul lah lagu “Dalam Diam” yang gue tulis, dan akhirnya masuk ke album (Berhati – red). Itu berangkat dari obrolan yang kayak gitu. Maksudnya, gue juga nggak menutup diri. Gue membuka diri untuk mau mendengar pendapat orang lain. Cuma itu tadi, sarinya mungkin yang gue ambil dan gue jadikan dengan cara gue. Gue melakukan segala sesuatu berdasarkan pendapat orang lain juga pendapat gue. Cuma gue lakuin dengan cara gue sendiri.
4. Jadi Diri Sendiri
Nino: Sal itu mengerti banget untuk bisa berkomunikasi atau bergaul sama orang lain nggak perlu menjadikan dirinya orang lain. Nggak banyak orang yang tau gimana caranya supaya bisa jadi diri sendiri. Maksudnya orang gampang ‘be yourself’. Tapi ‘gue tuh siapa sih sebenarnya?’, ‘gue tuh penginnya apa sih?’. Beda kalau di Sal tuh kayak jadi diri sendiri karena dia udah tau, dirinya tuh apa yang dia pengin, apa yang dia mau, apa yang cocok buat dia, apa yang nggak cocok buat dia.
Sal: Gue adaptif terhadap keadaan tapi nggak kemudian jadi mengubah gue.
5. Tidak Romantis
Sal: Romantisme caranya lain kali ya. Tapi hal-hal yang, gue nggak sering melakukan hal-hal yang romantis karena itu menurut gue kehausan. Jadi lagu yang gue tulis itu berdasarkan karena gue punya angan-angan tentang hal yang romantis. Jadinya, kayak banyak bumbunya.
Nino: Hari-harinya tak seromantis lagu
___
Tungguin aksi Adu Bakat Sal Pribadi vs Nino Kayam di Papparappop Festival Pop Hari Ini tanggal 15-17 Agustus.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …