5 Lagu Indonesia Pilihan John Paul Patton
Keresahan yang dialami seorang John Paul Patton atau yang dikenal dengan nama Coki, bassist dari band rock Kelompok Penerbang Roket akan masa pandemi ini menjadi hal umum yang juga dialami semua musisi di tanah air, bahkan di dunia, yaitu perasaan ‘hilang’ karena tak adanya manggung.
KPR terakhir mentas di bulan Februari 2020, bulan-bulan awal Indonesia mulai tahu ada bahaya virus Corona di Wu-Han.
“Terakhir-terakhir main sebelum pandemi ini, kita memang banyak di luar kota,” ujarnya kepada PHI. “Habis tur 5 kota itu, harusnya kita istirahat seminggu terus bakal tur 7 kita lagi, tapi ya jadinya bete karena ke tertunda gara-gara ini,” tambahnya.
Bagi Coki dan juga musisi yang tiap minggunya naik turun panggung di banyak tempat, kehilangan panggung selama enam bulan ini memang sesuatu yang bukan dianggap biasa saja, seperti ada sesuatu yang kurang lengkap dari dirinya sebagai musisi.
“Gue malah udah ngerasa kalo manggung itu kaya terapi buat gue, sesuatu yang bikin gue ngelepas energi gue, ya sih aja gue rasa hilang menurut gue yang tiap minggu manggung,” ujarnya.
Namun ternyata buat Coki, pandemi ini tetap ada hal positif yang bisa dirasakannya.
Buat musik gue sendiri, gue jadi bisa ngerjain musik-musik gue yang lain, trus di rumah jadi punya waktu buat keluarga. Banyak waktu juga buat digging musik dan lain sebagainya.
Sementara itu dengan KPR, Coki tengah menyiapkan banyak materi untuk digodok menjadi sesuatu.
“KPR sendiri lagi banyak jamming. Sebenernya rilis sesuatu bisa aja tapi lagi kita tahan. Mungkin kita bertiga lagi nggak ngerasa pas momennya. Jadi lebih banyak seminggu sekali latihan, ngejam, masuk ke studionya Vicky, ngerekam disitu pake 1 mikrofon, sejam dua jam, itu aja,” jelasnya.
Kembali ke soal digging musik, ketika kami mengulik, ternyata Coki sendiri punya banyak referensi lagu yang menjadi pegangannya dalam bermusik. Dari lagu rock indonesia klasik sampai lagu yang ada bersamanya saat ia tumbuh.
Buat kalian yang penasaran, mari kita simak 5 Lagu Indonesia pilihan John Paul Patton alias Coki berikut ini.
1. Duo Kribo – Penari Jalang
Gue suka banget sama musik 60s – 70s. Kalo di Indonesia, gue ngerasa kalo lagu itu band rock Indonesia 70-an yang punya ‘karakter melayu’ yang kuat di gue. Gue ngerasa kayak banyak band di 70-an yang mencoba mereplikasi rasa-rasa atau vibe band-band luar saat itu, tapi di lagu ini gue ngerasa punya unsur melayu yang sangat Indonesia.
2. Koes Plus – Mobil Tua
Dengan alasan yang mirip dengan Duo Kribo, “Mobil Tua” punya unsur melayu yang kuat, Koes Plus bisa mencampur rasa hard rock psikedelia luar tapi dengan unsur Melayu-nya. Ini menurut gue contoh musik hard rock melayu 70-an yang galak. Gue memang nggak terlalu ngedengerin Koes Plus karena banyak sekali hit mereka tapi pas gue denger lagu itu, ini pas banget di gue.
3. Rhoma Irama – Santai
Santai punya campuran menarik dari Deep Purple, musik hard rock dan dangdut ala Indonesia dan ini menurut gue ini adalah perpaduan yang pas, unik dan sangar. Siapa yang mainin hard rock dan dangdut di tahun itu? Lagu ini klasik banget. Banyak yang bisa gue pelajarin dari lagu ini, ada momen gue ngerasa punya pemikiran baru gara-gara dengerin lagu ini.
4. Benyamin S – Badminton
Sebuah lagu yang bikin gue ngerasa makin bangga lagi dengan musik-musik indonesia lama. “Badminton” nyampurin unsur musik sunda dengan funk, gue suka banget musik funk, funk 60-an akhir dan 70-an pertengahan. Orang tahu James Brown, itu gue suka banget. Lo dengerin sendiri deh “Badminton”, ada nada Sunda di awal lalu masuk funk di tengah-tengah, gokil. (Fakta) bahwa musik yang menurut gue agak psikedelik dimainkan oleh Benyamin dan membawanya secara massal, gokil aja.
5. Dr. PM – Pernah Mencoba
Lagu ini musiknya lebih mendalem banget buat gue. Saat itu gue lagi SD Kelas 3 atau 4, dan ketika gue ngeliat videoklipnya di MTV, wah ini keren banget bandnya, empat-empatnya (personel) berkarakter semua, video klipnya pun di pom Bensin yang mana nggak ada lagi (yang buat seperti itu) sekarang. Gue ngeliat vokalis Erwin Moron, gue ngerasa kaya, nggak ada yang kaya gitu. Mungkin aja di era 90-an, musisi memang lebih ekspresif. Erwin punya aura yang keren buat gue. Gara-gara dengerin lagu itu, gue jadi ke PIM (Pondok Indah Mall) bareng temen-temen gue ke toko musik yang ada di bawah Sizzler, gue beli kaset DR PM sama bela-belain nyari kacamata yang dipake Erwin, cuma gara-gara gue ngefans banget sama dia. Si Dr. PM ini yang kemudian memotivasi gue untuk ke musik, untuk pengen ngeband.
_____
Tungguin aksi Adu Bakat John Paul Patton vs Dochi Sadega di Papparappop Festival Pop Hari Ini tanggal 15-17 Agustus.
Jangan lupa buat membeli aneka merchandise keren dari Kelompok Penerbang Roket, langsung aja ke Berita Angkasa Store, klik di sini.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI
Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya. CARAKA merupakan band …