5 Momen Penting Perjalanan Musik Aria Baron

Jun 29, 2021
Aria Baron

Kepergian Aria Baron, eks gitaris GIGI sekaligus musisi tanah air yang penting ini meninggalkan banyak duka di banyak musisi, terutama gitaris Indonesia. Pasalnya, Abah (panggilan akbrab Baron) merupakan sosok yang paling disegani, ia juga tetap membumi dan turun kepada musisi-musisi yang lebih muda darinya.

Aria Baron juga adalah sosok yang punya empati yang tinggi terhadap sesama. Tahun 2010, bersama gitaris-gitaris tanah air lainnya menggalang dana dalam acara bertajuk “Dari Gitaris untuk Indonesia”. Acara ini digelar dari sebuah keinginan membantu sesama warga Indonesia yang tengah terhimpit bencana di Gunung Merapi, banjir bandang di Wasior, dan Tsunami di Mentawai.

Semangat solidaritas ini tetap berlanjut di tahun 2018, Baron yang tampil bersama band Six Strings, yang beranggotakan gitaris Tohpati, Erros dan Dewa Budjana, melakukan kegiatan yang sama di tahun 2018 dengan konser amal bertajuk Gitaris Indonesia Peduli Negeri: Musik dan Syair Solidaritas untuk gempa bumi dan tsunami di Palu, Donggala dan Sigi.

Sebelum akhirnya jatuh cinta kepada gitar sejak SMA, Baron kecil adalah pribadi yang sangat musikal. Ia belajar alat musik sejak kecil, dimulai dengan piano klasik kemudian saat usia 12 tahun pindah ke gitar akustik di YMI. Sayang, Baron keluar dari sekolah musik karena tak nyaman dengan kedisiplinan di sana. Baron pun sempat belajar drum, tetapi akhirnya kembali ke gitar dan mengikuti kursus gitar jazz. Masa remaja ini lah yang akhirnya menemukan kecintaan kepada Baron dan gitar.

Di edisi POPLIFE penuh duka kali ini, Pophariini mengulas 5 momen penting dalam perjalanan musik seorang Aria Baron.

 

1. Meraih gitaris terbaik 3 tahun berturut turut

Saat duduk di bangku kelas 1 SMA, Baron belajar pada Donny Suhendra, Harry Roesli, dan Pra Budi Dharma. Hasilnya tak sia-sia, dia meraih gelar gitaris terbaik selama tiga tahun berturut-turut (1986-1988) dari ajang LMC (Light Music Contest) Yamaha.

 

2. Membentuk band yang jadi cikal bakal /rif

Sepulangnya dari belajar gitar ke Australia, Baron membentuk grup band di Bandung bernama Badai Band bersama Andi (vokal), Iwan (bass), Abi (gitar), Ade (drum) dan Dwi (keyboard). Grup musik beraliran rock alternatif ini kerap nongkrong di pub O’Hara dan malang melintang diberbagai acara seputar kampus di Bandung.

Badai Band sudah beberapa kali mengalami pergantian personel hingga personel terakhirnya adalah Andi (vokal), Baron (gitar), Iwan (bass), Denny (gitar – menggantikan posisi Abi), Ade (drum) dan Dwi (keyboard).

Sampai akhirnya, Baron terpaksa mundur karena ia telah menyelesaikan kuliahnya dan memutuskan hijrah ke Jakarta. Badai Band kemudian menjelma menjadi grup band rock yang sekarang kita kenal dengan nama /rif (R.I.F – Rythm In Freedom).

 

3. Membentuk GIGI

Mendarat di Jakarta, sepeninggal Badai Band, Baron membentuk grup band bernama Gigi bersama Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Ronald Fristianto (drum), dan Thomas Ramdhan (bass). Bersama Gigi, Baron menghabiskan tahun yang singkat, ia hanya mencetak 2 album, dari debut perdana Gigi yaitu Angan (1994) yang terjual 100.000 kopi, serta album kedua Dunia (1995) yang sukses terjual 400.000 kopi.  September 1995, Baron memutuskan keluar dari Gigi untuk melanjutkan sekolah di Communication Arts, di New York Institute of Technology, Amerika.

4. Membentuk Baron Soulmates

Baron Soulmates adalah kelanjutan dari proyek musik di luar GIGI. Sebelumnya ia pernah membentuk NO! Band yang berganti nama menjadi NO! Band. Agustus 2008 menandai kembalinya Baron ke pangkuan musik tanah air dengan merilis album Flying High. Album ini dirilis oleh Baron Soulmate yang dibentuk Baron bersama vokalis Ary dan drummer Jimmy. Bersama band ini, ia merilis dua album, Flying High dan The Winner (2010).

5. Kembali ke GIGI sebagai manajer

Tahun 2016, Perjalanan karier bermusik Baron berlabuh ke band yang membesarkan namanya, yaitu GIGI. Ia kembali ke teman-teman lamanya, namun kali ini bukan sebagai gitaris, melainkan sebagai manajer,  menggantikan Dani Pete dari POS Entertainment. Di bawah naungan manajemen yang baru, Baron membuat strategi jitu untuk menjalin kerjasama dengan sebuah agensi eksklusif berskala internasional, Amity Asia Agency.

_____

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …