6 Pertanyaan, 6 Produser Perempuan di Hari Kartini
Produser musik perempuan masih bisa dihitung sebelah jari. Padahal musisi pria dan perempuan sudah sama jumlahnya. Karena dalam pembuatan karya musik tak hanya berbicara mengenai artisnya saja. Ada sosok yang juga berperan penting, yaitu produser musik.
Produser memiliki tanggung jawab untuk memilih lagu, menuntun aransemen, menyewa musisi latar, dan memastikan engineer merekam penampilan tersebut dengan kualitas terbaik. Bertepatan di momen Hari Kartini yang diperingati setiap tanggal 21 April, kami memilih nama-nama produser musik perempuan yang masuk ke radar Pophariini. Mereka yang telah memproduseri karyanya sendiri maupun karya milik orang lain.
Sederet pertanyaan yang kami ajukan berkaitan dengan musik, serta peran perempuan di skena musik saat ini. Mari simak langsung jawaban untuk 6 pertanyaan dari 6 produser musik perempuan di bawah ini:
Noni
Awal ketertarikan Noni menjadi produser musik di tahun 2017. Saat itu ia sedang berada di fase jenuh membawakan lagu milik orang lain sehingga muncul keinginan membuat lagu sendiri. Noni sudah menghasilkan banyak single dan mini album berjudul BOYISH (2020). Ia mengaku saat ini sedang menabung materi untuk album penuh. Selain itu juga mengerjakan beberapa proyek kolaborasi serta sibuk menyelesaikan skripsi.
Sebagai perempuan yang berkecimpung di dunia produser yang didominasi pria, bagaimana sebenarnya posisi produser perempuan sekarang?
Eksistensinya kurang lantang, selain karena jumlahnya yang memang masih sedikit. Tapi juga karena dukungan yang minim dari skena musik lokal itu sendiri.
Apa hal paling menguntungkan dan tidak menguntungkan dari menjadi produser perempuan?
Hal paling menguntungkan jadi lebih tahu secara detail yang dimau, baik ketika bekerja sendiri maupun dengan musisi lain. Karena sudah familiar dengan mekanisme produksi musik. Yang tidak menguntungkan, menurutku pribadi, minimnya jumlah representasi dan teman sesama produser perempuan yang akhirnya memicu imposter syndrome dan self doubt berkepanjangan.
“Eksistensi produser perempuan kurang lantang, selain karena jumlahnya yang memang masih sedikit. Tapi juga karena dukungan yang minim dari skena musik lokal itu sendiri” – Noni
Berkaitan dengan UU Tidak Pidana Kekerasan Seksual yang baru disahkan, gimana pendapat kamu terkait hal ini di skena musik lokal kita?
Tentu harus diselebrasi. Sejujurnya nggak sedikit dengar pengalaman-pengalaman kurang mengenakkan dari teman-teman musisi perempuan yang dikenal. Jadi, UU TPKS ini penting banget karena akhirnya kita punya dukungan dan validasi secara hukum.
Apakah sebagai musisi/produser perempuan pernah menghadapi hal-hal yang tidak enak terkait itu, dan kalau iya gimana kalian mengatasi hal itu?
Nggak sampai kekerasan atau pelecehan seksual, tapi ada beberapa pengalaman ketika nggak merasa included di lingkungan permusikan yang mayoritas isinya laki-laki. Cara mengatasinya sebisa mungkin nggak terlalu usaha mendekatkan diri ke mereka, interaksi seperlunya aja.
Menurut kamu agar kesetaraan perempuan dan laki-laki bisa terwujud dengan baik apa yang harus dilakukan di skena musik lokal kita?
Di beberapa situasi ada ‘kultur misoginis’ yang masih dan malah mendarah daging. Maka jawaban gue untuk ini adalah; inklusivitas. Harus membuat ruang aman untuk semua, terlepas dari gendernya apa. Itu hal paling mendasar yang perlu dimengerti.
Siapa sosok musisi/produser perempuan lokal yang menginspirasimu dalam hal bermusik?
KLAV dan Nona Sari (WSATCC), I really adore their artistry.
Dila Sarah
Dila Sarah mulai memproduksi musik saat menginjak usia yang ke-20 tahun 2018 yang diawali dari ranah musik independen. Kemudian ia mulai memproduseri artis-artis macam Mea Shahira (Sony Music Indonesia) dan Rahmania Astrini (Warner Music Indonesia) di tahun 2019 sampai sekarang. Di tengah kesibukan membantu karya musik musisi lain, Dila juga sedang mengerjakan produksi untuk single-nya sendiri.
Sebagai perempuan yang berkecimpung di dunia produser yang didominasi pria, bagaimana sebenarnya posisi produser perempuan sekarang?
Jumlah yang terlihat masih jauh dari banyak. Ini bisa menjadi peluang bagi perempuan untuk bisa bersaing dengan produser-produser pria. Ditambah karakter musik produser perempuan juga akan memiliki sentuhan karyanya yang khas.
Apa hal paling menguntungkan dan tidak menguntungkan dari menjadi produser perempuan?
Hal paling menguntungkan, peluangnya cukup besar karena belum banyak. Ini kesempatan kita untuk bisa ikut bersaing dengan produser pria. Yang tidak menguntungkan, terkadang (kita) dipandang sebelah mata dari segi kemampuan/skill.
Berkaitan dengan UU Tidak Pidana Kekerasan Seksual yang baru disahkan, gimana pendapat kamu sterkait hal ini di skena musik lokal kita?
Ini sebuah berita baik untuk kita perempuan-perempuan Indonesia karena akhirnya ada kejelasan dalam penegakan hukum terhadap tindak pidana kekerasan seksual. Semoga ini bisa menjadi pencegah terjadinya kekerasan seksual di skena musik lokal.
Jumlah produser perempuan masih jauh dari banyak. Ini peluang untuk bisa bersaing dengan produser-produser pria. Ditambah karakter musik produser perempuan memiliki sentuhan karyanya yang khas – Dila Sara
Apakah sebagai musisi/produser perempuan pernah menghadapi hal-hal yg tidak enak terkait itu, dan kalau iya gimana kalian mengatasi hal itu?
So far di lingkungan kerja saya aman, tidak pernah terjadi.
Menurut kamu agar kesetaraan perempuan dan laki-laki bisa terwujud dengan baik apa yang harus dilakukan di skena musik lokal kita?
Masing-masing baik perempuan maupun laki-laki harus terus mengasah skill, dan selalu konsisten dengan apa yang dimulai. Teruslah berkarya, karena konsistensi dalam berkarya itu adalah kuncinya.
Siapa sosok musisi/produser perempuan lokal yang menginspirasimu dalam hal bermusik?
Salah satunya Dewi Lestari dan Melly Goeslaw. Mereka sangat menginspirasi karena konsisten berjalan di profesinya dan berhasil menciptakan karya-karya hebat (hit maker) yang masing-masing memiliki ciri khas berbeda namun sangat kuat.
KLAV
KLAV bersama RL rekan bermusiknya di RL KLAV sedang mempersiapkan album penuh yang ditargetkan beredar sekitar 1-2 bulan ke depan. Selain jalan bareng RL, ia masih aktif manggung bareng Pamungkas. Ketertarikan KLAV menjadi produser musik berawal dari hobinya yang memang bermain musik sejak masih sekolah. Ia pun mengambil jurusan perkuliahan Audio Engineer. Semakin tertarik hal produksi dari kelas Electronic Music Production yang membuka cakrawala bikin musik, rekaman, mixing, dan mastering yang KLAV anggap semuanya lengkap ada di situ.
Sebagai perempuan yang berkecimpung di dunia produser yang didominasi pria, bagaimana sebenarnya posisi produser perempuan sekarang?
Produser perempuan di Indonesia belum sebanyak itu. Terutama yang baru. Musisi/penyanyi/DJ perempuan banyak, tapi yang juga produce, belum sebanyak itu. Jadi, masih ‘A thing’ banget nih kalo cewek produce di sini, sangat menjadi spotlight.
Apa hal paling menguntungkan dan tidak menguntungkan dari menjadi produser perempuan?
Menguntungkannya, jadi spotlight, dipandang sebagai sesuatu yang ‘wah’. Jadinya bisa banyak opportunity. Tidak menguntungkannya, kadang juga masih dipandang sebelah mata. “Ah dia cewe paling mainnya gitu-gitu aja” atau, “Ah ribet bikin musik sama cewe nanti gampang baper/apalah”. Plus stigma atau bahaya-bahaya lainnya menjadi seorang perempuan di tengah industri pria.
Berkaitan dengan UU Tidak Pidana Kekerasan Seksual yang baru disahkan, gimana pendapat kamu terkait hal ini di skena musik lokal kita?
Seneng banget akhirnya setelah sekian lama bener-bener bisa disahkan. Semoga perempuan jadi merasa lebih terlindungi dan tidak takut untuk berkarya/berkecimpung di industri yang didominasi pria.
“Menguntungkannya jadi spotlight, dipandang sebagai sesuatu yang ‘wah’. Jadinya bisa banyak opportunity. Tidak menguntungkannya, kadang dipandang sebelah mata. “Ah dia cewe paling mainnya gitu-gitu aja” – KLAV
Apakah sebagai musisi/produser perempuan pernah menghadapi hal-hal yang tidak enak terkait itu, dan kalau iya gimana kalian mengatasi hal itu?
Alhamdullilah nggak pernah sih, dan semoga nggak akan pernah. Mau itu gue, atau kerabat-kerabat lainnya.
Menurut kamu agar kesetaraan perempuan dan laki-laki bisa terwujud dengan baik apa yang harus dilakukan di skena musik lokal kita?
Jangan melihat perempuan sebagai objek. Dari perempuan, lebih pede menunjukan kalau kita sama saja. Sama-sama musisi. Dengan label sebagai perempuan nggak menambah atau mengurangi nilai apapun sebagai musisi. Dan para EO/musik kurator suatu acara, perbanyak lagi line up musisi perempuannya. Biar seimbang.
Siapa sosok musisi/produser perempuan lokal yang menginspirasimu dalam hal bermusik?
Banyak. Kalau harus memilih, ini yang diikuti dari zaman kecil: Melly Goeslaw, Sherina, Maia Estianty, Dee Lestari, dan Agnes Monica.
Jesslyn Juniata
Jesslyn Juniata merupakan produser, engineer, pemain synthesizer, dan penyanyi- penulis lagu kelahiran Jakarta. Ia memulai karier saat membentuk Jeslla bersama rekan bermusiknya, Ella di tahun 2017. Jesslyn juga memiliki proyek bermusik sendiri bernama LOTUS FROM JAKARTA. Awal ketertarikannya menjadi produser musik lantaran karena tidak memiliki bugdet untuk merekrut musisi lain.
Sebagai perempuan yang berkecimpung di dunia produser yang didominasi pria, bagaimana sebenarnya posisi produser perempuan sekarang?
Kurang tau yah karena aku kan bukan pengamat musik [tersenyum]. Tapi, kayaknya sama sama aja sekarang mah.
Apa hal paling menguntungkan dan tidak menguntungkan dari menjadi produser perempuan?
Sama-sama menguntungkan dan merugikan. Karena perempuan biasanya ber multitasking. Harus bisa membelah kepala akan banyak hal.
Berkaitan dengan UU Tidak Pidana Kekerasan Seksual yang baru disahkan, gimana pendapat kamu sebagai musisi perempuan terkait hal ini di skena musik lokal kita?
Happy to hear that. Karena kekerasan seksual/non seksual ya pastinya harus mendapat ganjaran yang setimpal.
“Isyana Sarasvati skill bermusiknya virtuoso banget mulai dari vokal sampai main pianonya. Dia bisa sukses di industri, tapi musik yang dia bikin tingkat kesulitannya juga gila banget. Salut!” – Jesslyn Juniata
Apakah sebagai musisi/produser perempuan pernah menghadapi hal-hal yang tidak enak terkait itu, dan kalau iya gimana kalian mengatasi hal itu?
Sejauh ini untungnya belum ya. Paling jauh yang cukup sering ya cat-calling aja sih tapi nggak terlalu ambil pusing akan hal itu.
Menurut kamu agar kesetaraan perempuan dan laki-laki bisa terwujud dengan baik apa yang harus dilakukan di skena musik lokal kita?
Kalau pelaku seni dari setiap gender sudah banyak, lama kelamaan akan setara. Jadi bukan jadi hal yang ‘eksklusif’ lagi ketika gender tertentu berprofesi tertentu.
Siapa sosok musisi/produser perempuan lokal yang menginspirasimu dalam hal bermusik?
Isyana Sarasvati karena dia multi talent. Skill bermusiknya virtuoso banget mulai dari vokal sampai main pianonya. Dan juga karya-karyanya terutama album terakhir banyak yang ajaib. Dia juga bisa sukses banget di industri, tapi juga musik yang dia bikin tingkat kesulitannya gila banget. Salut!
Jinan Laetitia
“Favorite” dan “Welcome Back” menjadi rilisan terbaru Jinan Laetitia di tahun 2022. Melanjutkan perjalanan bermusiknya yang dimulai sekitar dua tahun lalu, Jinan sedang memasuki tahap penyelesaian album penuh yang ditargetkan beredar tahun ini. Hal menarik dari ketertarikannya menjadi produser musik adalah ia memiliki beberapa ide namun tidak punya kenalan produser musik hingga Jinan belajar memproduseri semua lagu yang akhirnya ia luncurkan.
Sebagai perempuan yang berkecimpung di dunia produser yang didominasi pria, bagaimana sebenarnya posisi produser perempuan sekarang?
Aku rasa produser perempuan masih jarang di skena musik Indonesia. Kalaupun ada cenderung tertutupi oleh pria yang terlibat dalam project tersebut. Padahal kontribusinya sama besar atau bahkan lebih besar.
Apa hal paling menguntungkan dan tidak menguntungkan dari menjadi produser perempuan?
Karena masih kalah jumlah dibanding laki-laki, jadi jika bertemu sama orang-orang yang bisa appreciate akan dipandang lebih spesial. Padahal sebenarnya perempuan dan laki-laki sama sama capable. Tidak menguntungkannya, karena di industri memang banyaknya laki-laki, banyak kesempatan yang dapat terlewat hanya karena pergaulannya mungkin tidak dalam circle yang sama.
“Aku beruntung dikelilingi rekan-rekan yang respectful. Paling parah adalah disepelein/orang berasumsi kontribusi aku lebih sedikit dari realitanya.” – Jinan Laetitia
Berkaitan dengan UU Tidak Pidana Kekerasan Seksual yang baru disahkan, gimana pendapat kamu sebagai musisi perempuan terkait hal ini di skena musik lokal kita?
Aku lega karena produser perempuan mungkin pengalamannya satu wanita dibanding banyak laki-laki. Pasti ada rasa takut akan apa yang bisa terjadi di lingkungan kerja. Walaupun kita capable, orang-orang di sekitar kita mungkin meremehkan, dan hal itu bisa menjadi pemicu mereka untuk melakukan hal-hal yang nggak-nnggak.
Apakah sebagai musisi/produser perempuan pernah menghadapi hal-hal yang tidak enak terkait itu, dan kalau iya gimana kalian mengatasi hal itu?
Aku beruntung dikelilingi rekan-rekan yang respectful. Paling parah adalah disepelein/orang berasumsi kontribusi aku lebih sedikit dari realitanya.
Menurut kamu agar kesetaraan perempuan dan laki-laki bisa terwujud dengan baik apa yang harus dilakukan di skena musik lokal kita?
Lebih suportif dan open-minded. Sekeren apapun produser wanita, kalau orang-orang industri nggak accomodate dan kontribusi secara aktif untuk memastikan rekan perempuannya dapat respect dan treatment yang sesuai, perubahan nggak bakal signifikan. Hear us out and give us credit where it’s due.
Siapa sosok musisi/produser perempuan lokal yang menginspirasimu dalam hal bermusik?
I like RL KLAV.
Talitha Belinda ‘Biru Baru’
Setelah merilis single “Nostalgia, Nostalgia”, Talitha Belinda bersama Goldan Tambayong dalam Biru Baru bersiap untuk mengeluarkan video musik single tersebut. Mereka juga tengah ancang-ancang merilis album penuh kedua tahun ini. Awal ketertarikan Tata, panggilan akrabnya, dalam memproduksi musik semenjak ia mengenal Goldan. Tata yang memang bisa bermain musik, yaitu drum merasa ketagihan menggunakan software DAW setiap membuat lagu. Inspirasinya sendiri datang atas kekagumannya terhadap musisi perempuan asal Amerika, Chelsea Cutler yang memiliki gaya bermusik yang keren menurut Tata.
Sebagai perempuan yang berkecimpung di dunia produser yang didominasi pria, bagaimana sebenarnya posisi produser perempuan sekarang?
Posisi produser perempuan dalam dunia musik lokal sekarang sama saja. Mau itu perempuan atau laki-laki, sudah nggak dipandang berbeda. Sekarang itu lebih melihat kecocokan dalam bermusik. Karena setiap produser kan pasti punya referensi genre masing-masing, mereka berawal dari mana. Jadi, udah sangat baik posisinya sekarang. Banyak yang bermunculan musisi-musisi perempuan yang bisa menjadi solois dan menjadi pencipta dari lagunya itu.
Apa hal paling menguntungkan dan tidak menguntungkan dari menjadi produser perempuan?
Menurut gue sama aja, hal itu tidak melihat gender. Tergantung individunya masing-masing. Entah itu dia perempuan atau laki-laki. Kalau memang dia memang cocok dengan produser A atau B ya sudah. Yang penting suka dan cocok aja.
“Dan semoga ya UU ini juga memberi rasa enggan, segan dan takut bagi mungkin para pelaku pelecehan seksual melakukan hal-hal itu ke perempuan” – Talitha Belinda
Berkaitan dengan UU Tidak Pidana Kekerasan Seksual yang baru disahkan, gimana pendapat kamu terkait hal ini di skena musik lokal kita?
Bagus banget. Yang pasti akan menambah percaya diri musisi perempuan di Indonesia. Dan semoga ya UU ini juga memberi rasa enggan, segan dan takut bagi mungkin para pelaku pelecehan seksual melakukan hal-hal itu ke perempuan
Apakah sebagai musisi/produser perempuan pernah menghadapi hal-hal yang tidak enak terkait itu, dan kalau iya gimana kalian mengatasi hal itu?
Alhamdulillah belum pernah merasakan di lingkungan industri musik ini. Kalau terjadi mungkin akan menjadi hal yang traumatis. Mungkin enggan untuk berbicara dulu, dan mulai bercerita ke orang terdekat. Dan setelah itu mungkin bisa ditindak lanjuti atau diselesaikan secara baik-baik. Sejujurnya gue nggak pernah ngebayangin sih. Amit-amit jangan sampai.
Menurut kamu agar kesetaraan perempuan dan laki-laki bisa terwujud dengan baik apa yang harus dilakukan di skena musik lokal kita?
Tetap lakukan dan berkarya. Jangan berhenti dan yakin sama apa yang kalian suka, apa yang ingin sampaikan. Semakin ke sini semakin baik kesetaraannya. Kalau punya suara yang bagus, musik yang bagus. Ya, pasti bakal banyak yang suka, pasti ada pasarnya. Begitu juga dengan musisi laki-laki siapapun itu.
Siapa sosok musisi/produser perempuan lokal yang menginspirasimu dalam hal bermusik?
Salah satunya Mbak Stella Gareth, Scaller. Sebenarnya baru dengerin Scaller dari 2020. Mbak Stella aksi panggungnya sangat percaya diri. Ditambah lagi suaranya yang sangat-sangat bagus. Terus dia juga main bass sambil nyanyi, terus main synthesizer berbarengan. Mantap banget.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …