6 Produser Musik Indonesia Pilihan Rayhan Noor

Sep 4, 2021

Rayhan Noor baru melepas dua single kolaborasi terbaru, “Hari Yang Baik Untuk Berbohong” dan “Samudra, Samudra” bersama Hindia dan Aldrian Risjad. Dua single ini masuk dalam mini album kompilasi berjudul Sounds Cute, Might Delete Later, Vol. 1 keluaran Sun Eater.

 

Bicara soal kolaborasi, beberapa waktu lalu Rayhan sempat mengungkapkan bagaimana saat ia mempertimbangkan untuk memilih kolaborator atau menerima tawaran untuk berkolaborasi.

“Orangnya harus satu visi, satu frekuensi sama gue dan project-nya juga mesti satu visi sama gue. Itu tuh sudah paling kunci lah untuk menentukan gue mau atau nggak terlibat di project tersebut,” jelas Rayhan dalam artikel Wawancara Khusus Pophariini.

Selain nge-band dan bermusik untuk karier solonya, Rayhan Noor merupakan seorang produser. Kami pun menanyakan, siapa saja produser musik Indonesia pilihannya, beserta alasan yang mungkin bisa menjadi inspirasi. Simak di bawah ini.


1. Petra Sihombing

 

Karena gue gitaris juga ya. Menurut gue, Petra itu sangat bisa menyelipkan gitar dengan porsi yang sangat-sangat pas. Nggak kelebihan, nggak kekurangan. Somehow, itu sangat susah ya dilakukan gitu karena kadang-kadang kalau loe nambahin too much gitar, itu akan jadi lagu gitar. Padahal lagunya nggak perlu seperti itu. Kalau kurang, jadi out of atau keluar dari visinya. Nah, gue belajar banyak banget dari Petra untuk bisa menyelipkan gitar, which is ego gue karena gue main gitar juga ke dalam lagu dengan cara yang seperti itu. Itu menurut gue Petra one of a kind sih kalau dalam hal itu.

 

2. Eky Rizkani / Reruntuh

 

Eky tuh punya warna yang kuat banget sih. Instrumennya dia tuh, apa ya. Dia bukan tipe kayak nih produser yang bisa memakai banyak alat gitu, atau kayak OK loe mau bikin lagu kayak gini, gue punya ini, punya ini. Tapi gue merasa kayak si Eky tuh, kayak “eh gue punya gitar akustik gue, gue punya ambience-ambience gue. Ayo lagunya gue bikin lagunya jadi gue”. Tapi in a very good way. Jadi kayak karakternya kuat banget dan membuat lagu itu kayak ke-elevate berkali-kali lipat karena karakternya dia.

 

3. Enrico Octaviano

 

Ico (Enrico – RED) tuh bunglon. Dia punya spektrum yang luas banget. Dia dengerin berbagai macam musik dan dia bisa fit in di berbagai project. Jadi gue sangat nyaman kerja sama dia di Martials yang memang rock yang berat. Tapi gue juga nyaman ngerjain lagu bareng dia di “Ragu”. Karena dia sangat accomplished di berbagai spektrum. Jadi itulah alasan kenapa dia favorit gue.

 

4. Stephan Santoso

 

Sudah nggak bisa dideskripsiin lagi kalau Stephan Santoso. Sudah banyak karya yang dia produced gue suka banget dari Padi dan segala macamnya. Gue sudah nggak bisa deskripsiin apa-apa sih kalau Stephan Santoso. Memang gue suka saja.

 

5. Kareem Soenharjo (BAP)

 

Gue pernah baca atau nonton interview-nya Eka Annash tentang Kareem gitu, dan gue setuju banget. Kayak setiap generasi tuh kayak butuh fire, butuh rage yang kuat. Sometimes generasi ini ada di Kareem. Semua karya yang dia produced itu kayak punya rage yang kuat banget. Dia tuh pengin nyampaikan sesuatu dengan cara yang lantang, yang keras dari musik-musiknya. Gue suka banget sama project-nya dia yang BAPAK. Itu menurut gue akan diingat di generasi gue sampai nanti gue tua.

 

6. Ibnu Dian (Matter Halo)

 

Ibnu tuh produser eksentrik, tapi dalam kadar yang pas juga. Kayak gue sangat stuck sama karyanya dia yang sama Dere yang “Tanya”. Itu menurut gue lagu yang sebenarnya sangat bisa dibawa dengan aransemen yang ‘biasa’ saja. Nah, somehow si Ibnu ini kayak ngebawa lagu itu jadi sangat eksentrik. Tapi orang siapapun yang tidak mendalami musik-musik yang sulit bisa menikmati itu. Gue sangat tertarik mendengar karya-karya Ibnu setelahnya. Menurut gue, dia akan menjadi salah satu produser hebat di generasi gue yang akan diingat sampai tua entar.

 

Foto Rayhan Noor oleh Melina Anggraini.


 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

Dirty Racer Buktikan Cinta Sejati Itu Ada Lewat Single Vespa Merah

Setelah merilis single “Percaya” dan “Untitled” pada 2015, unit pop punk asal Lampung, Dirty Racer kembali dengan yang terbaru dalam tajuk “Vespa Merah” (08/11).     Dirty Racer adalah Galang Rambu Anarki (vokal, bas) …

Circle Path Memaknai Candaan Jadi Hal yang Serius di Single Teranyar

Setelah merilis single “Down In The Dumps” tahun lalu, Circle Path melanjutkan perjalanan mereka lewat peluncuran single anyar “Take This As A Joke” hari Senin (11/11). Pengerjaan single ini dilakukan secara independen dan mereka …